KABARBURSA.COM - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menutup semester pertama 2025 dengan kinerja produksi migas yang solid.
Anak usaha Pertamina di sektor hulu ini mencatat total produksi mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari 557 ribu barel minyak per hari dan 2.798 juta standar kaki kubik gas per hari.
Sebagai subholding upstream Pertamina, PHE memegang peranan vital dalam menjaga ketahanan energi nasional. Perusahaan ini menyumbang sekitar 69 persen produksi minyak dan 37 persen produksi gas Indonesia.
Direktur Utama PHE Awang Lazuardi, menjelaskan capaian tersebut ditopang oleh masifnya kegiatan operasional. Sepanjang enam bulan pertama 2025, PHE merampungkan pengeboran 404 sumur pengembangan, 628 program workover, serta lebih dari 18 ribu layanan sumur.
Di sisi eksplorasi, perusahaan menyelesaikan survei seismik 3D seluas 539 km² dan pengeboran delapan sumur eksplorasi. Dari rangkaian aktivitas tersebut, PHE membukukan tambahan sumber daya 2C sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) serta cadangan terbukti (P1) sebesar 63 juta MMBOE.
Beberapa pencapaian penting turut mewarnai paruh pertama tahun ini, di antaranya keberhasilan pengeboran sumur EPN-002 di daratan Jawa Barat dan akuisisi data seismik 3D di sejumlah wilayah kerja di Sumatera.
PHE juga berhasil menambah portofolio lewat penandatanganan kontrak bagi hasil untuk Wilayah Kerja Melati dan Binaiya, hasil lelang wilayah kerja 2024.
Dari sisi teknologi, PHE menggarap sejumlah proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti injeksi steamflood di Lapangan North Duri Development Area-14, proyek Simple Surfactant Flood di Lapangan Balam South, serta injeksi CO₂ di Lapangan Sukowati. Sejumlah sumur eksplorasi seperti Astrea, Pinang East, dan Akasia Prima juga telah mulai berproduksi.
Selain menjaga produksi konvensional, PHE mulai melirik peluang energi masa depan, termasuk hidrogen geologis dan Carbon Capture Storage (CCS). Perusahaan berencana mengembangkan dua hub CCS dengan kapasitas penyimpanan hingga 7,3 gigaton, sebagai bagian dari target reduksi emisi sektor energi hingga 68 persen pada 2060.
Memasuki paruh kedua 2025, sejumlah proyek strategis siap mengalirkan tambahan produksi. Di antaranya Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP berkapasitas olah 9.000 barel cairan per hari dan 22 MMSCFD gas, Proyek Sisi Nubi yang menargetkan 30 MMSCFD per platform, hingga proyek CEOR di Lapangan Minas yang diharapkan mampu meningkatkan recovery factor hingga 22 persen. Proyek Lapangan OO-OX juga diperkirakan menambah 2.996 barel minyak per hari dan 21,26 MMSCFD gas.
Hingga pertengahan tahun, PHE mencatat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) barang dan jasa mencapai 63,29 persen, mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendorong peran industri lokal.
“PHE akan terus menggali potensi dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mendukung target produksi nasional dan menjaga pasokan energi dalam negeri, sejalan dengan visi kami menjadi perusahaan migas terkemuka yang mengutamakan ketahanan, ketersediaan, dan keberlanjutan energi,” kata Awang.
Dengan kinerja paruh pertama yang solid dan sederet proyek strategis yang siap beroperasi, PHE memasuki sisa tahun ini dengan optimisme, membawa misi ganda: menjaga pasokan energi hari ini, sekaligus menyiapkan pondasi ketahanan energi untuk masa depan.(*)