Logo
>

Prediksi IHSG jelang Akhir Pekan, Menguat atau Anjlok?

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prediksi IHSG jelang Akhir Pekan, Menguat atau Anjlok?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami penguatan terbatas pada perdagangan hari ini, Jumat, 21 Juni 2024.

    CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, mengamati bahwa pola pergerakan IHSG di akhir pekan ini sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi yang wajar, dengan potensi kenaikan yang masih terbatas.

    Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan tanpa perubahan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG.

    "Namun, di sisi lain, capital outflow yang masih tercatat hingga saat ini membayangi pergerakan IHSG, sehingga risiko koreksi wajar tetap perlu diwaspadai oleh para investor. Hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas," kata William.

    Ia memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support di level 6.698 dan resistance di level 6.821 pada perdagangan hari ini.

    Dalam hal rekomendasi saham, William menyarankan beberapa saham seperti BBCA, BBRI, AALI, JSMR, ITMG, CTRA, dan KLBF.

    Di sisi lain, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mencatat bahwa IHSG bergerak tipis di bawah level resistance minor 6.831. Ia memprediksi bahwa jika chart harian mulai bergerak di atas garis SMA-10, pasar saham akan menguji level resistance di 6.932.

    "Namun, IHSG cenderung akan melanjutkan tren penurunan jika melemah di bawah level 6.710," ujarnya.

    Herditya memproyeksikan IHSG akan bergerak di antara level support 6.710 dan resistance 6.831 pada perdagangan hari ini.

    Pada penutupan perdagangan Kamis, 20 Juni 2024, IHSG berada di level 6.819, menguat sebesar 94,40 poin atau 1,37 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Mengutip data dari RTI Infokom, total transaksi yang dilakukan investor mencapai Rp16,92 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,60 miliar saham.

    Pada penutupan tersebut, 354 saham mengalami penguatan, 216 saham terkoreksi, dan 211 saham lainnya stagnan.

    Pergerakan IHSG yang positif ini juga dipengaruhi oleh optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi. Di tengah volatilitas global, faktor-faktor domestik seperti kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif menjadi penopang utama bagi indeks saham.

    Para analis juga mengamati sektor-sektor yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan IHSG, seperti sektor perbankan, infrastruktur, dan pertambangan.

    Sektor-sektor ini diharapkan akan terus menunjukkan kinerja positif seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan proyek-proyek strategis yang dijalankan pemerintah.

    Selain itu, sentimen positif dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar yang menunjukkan pertumbuhan laba juga menjadi faktor pendukung bagi penguatan IHSG. Investor diharapkan tetap berhati-hati dan terus memantau perkembangan pasar global yang dapat mempengaruhi arus modal dan stabilitas pasar domestik.

    IHSG Ranking ke-3 dari Bawah di Dunia

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun ini, menurut data terbaru dari Bursa Efek Indonesia. Penurunan IHSG sebesar 7,51 persen hingga Rabu 19 Juni 2024 menggambarkan performa yang jauh di bawah rata-rata global.

    Di tingkat Asia Tenggara, IHSG berada di posisi ke-5 dari 6 negara utama, hanya lebih baik dari SETI (Thailand) yang mengalami penurunan 8,04 persen. Sementara itu, di Asia-Pasifik, IHSG berada di posisi 12 dari 13 negara utama, sekali lagi hanya mengungguli SETI.

    Pada tingkat global, IHSG menduduki peringkat 33 dari 36 negara utama, tertinggal jauh dari indeks saham lainnya seperti TAIEX (Taiwan) yang tumbuh 29,44 persen dan Nikkei 225 (Jepang) yang melonjak 15,26 persen.

    Meskipun mayoritas bursa saham di dunia mengalami kenaikan, IHSG justru menghadapi tantangan yang serius. Langkah-langkah moneter dari bank sentral global untuk merangsang ekonomi, seperti penurunan suku bunga oleh ECB dan rencana yang serupa dari Federal Reserve AS, belum cukup untuk mengangkat sentimen pasar di Indonesia.

    Di dalam negeri, hasil Pemilu yang memutuskan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang telah memperumit sentimen pasar. Meskipun pasangan tersebut menawarkan agenda kebijakan fiskal yang ekspansif, termasuk kenaikan rasio utang hingga 50 persen dari PDB, hal ini memicu kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal.

    Kendati secara hukum masih dalam batas yang diizinkan, kebijakan ini dapat menambah tekanan pada fiskal negara jika penerimaan pajak tidak ditingkatkan secara signifikan. Tingkat tax ratio Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan tetangga-tetangganya, mencerminkan tantangan besar dalam menggenjot pendapatan negara untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.

    Fitch Ratings dan peringatan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggarisbawahi risiko meningkatnya defisit fiskal dan beban utang yang semakin bertambah. Implikasi dari kebijakan fiskal yang lebih agresif bisa menciptakan ketidakpastian yang lebih dalam di pasar keuangan Indonesia.

    Dalam kondisi ini, investor asing telah merekam penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 9,27 triliun sepanjang tahun ini, menunjukkan ketidakpercayaan terhadap prospek pasar saham Indonesia dalam jangka pendek. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi