KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap aktivitas pasar modal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menekankan pentingnya menjaga integritas pasar dan melindungi kepentingan investor. Ia menilai, hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Keuangan yang menuntut kepercayaan publik terhadap pasar modal harus terus diperkuat.
“Sejalan dengan pesan Bapak Purbaya dalam dialog pasar modal pekan lalu, kepercayaan masyarakat merupakan fondasi utama. Transaksi di pasar modal harus berjalan wajar, teratur, dan efisien,” ujar Inarno di Jakarta, Jumat 17 Oktober 2025.
Ia menambahkan, OJK kini memperkuat sinergi dengan self-regulatory organization (SRO), pelaku pasar, serta aparat penegak hukum. Tujuannya jelas — memastikan disiplin pasar ditegakkan, praktik manipulatif diberantas, dan perlindungan bagi investor diperkuat.
Direktur Bursa Minta Insentif
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melakukan pertemuan dengan pelaku pasar modal di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025 pagi secara tertutup.
Pertemuan berlangsung hampir dua jam. Ini adalah pertama kalinya dia mendatangi BEI pasca dia diangkat menjadi Menteri Keuangan. Usai acara, Purbaya membeberkan salah satu isi dialognya adalah Direktur Utama BEI Iman Rachman meminta insentif ke pasar modal.
“Tadi Direktur Bursa juga minta insentif, saya bilang belum saya kasih sebelum dia rapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya yang goreng-goreng dikendalikan,” ujar Purbaya. Ia didampingi Iman dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat doorstop. Iman di sana terlihat tersenyum menanggapi ucapan Purbaya.
Purbaya mengingatkan bahwa pemberian insentif fiskal untuk industri pasar modal tidak bisa dilakukan secara gegabah. Pemerintah, katanya, ingin memastikan bahwa instrumen pasar modal benar-benar mendukung perekonomian nasional, bukan sekadar menjadi ruang permainan jangka pendek.
Purbaya juga menegaskan bahwa langkah pemerintah ke depan bukan hanya mendorong pasar modal, tetapi memperkuat fondasi ekonomi nasional secara menyeluruh. Ia menjelaskan, bila ekonomi menguat secara struktural, maka pasar modal akan tumbuh dengan sendirinya.
“Tujuan kami bukan untuk mendorong pasar modal, tapi mendorong perekonomian. Kalau ekonominya bagus, pasar saham naik,” sambung dia.
Purbaya juga menyampaikan bahwa pemerintah masih memiliki ruang fiskal yang cukup untuk menopang program-program strategis jangka panjang. Namun, insentif akan diberikan secara selektif dan berbasis kinerja. Ia ingin memastikan perilaku investor di pasar modal lebih tertib dan melindungi kepentingan investor kecil.
“Kalau saya sudah merapikan pegawai pajak saya, mereka juga harus merapikan pasar modal. Baru saya pikirkan insentifnya,” katanya.
Purbaya menyebut, pemerintah sedang mengupayakan perbaikan ekonomi secara struktural, bukan kebijakan jangka pendek. Ia optimistis, jika arah ini konsisten, pasar modal Indonesia akan mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional.
“IHSG akan cenderung naik terus, mungkin 10 tahun lagi seperti yang saya bilang tadi, jadi in short, IHSG to the moon,” ucapnya.(*)