Logo
>

Saham UNVR Anjlok, Keuangan Rontok, Siap-siap Ditinggal Investor?

Ditulis oleh Syahrianto
Saham UNVR Anjlok, Keuangan Rontok, Siap-siap Ditinggal Investor?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham UNVR atau PT Unilever Indonesia Tbk tak berdaya pada sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis, 24 Oktober 2024. Anjloknya saham emiten sektor barang konsumsi ini diduga sebagai imbas dari laporan keuangan yang negatif pada triwulan III.

    Berdasarkan data perdagangan Stockbit, UNVR mencatatkan penurunan harga signifikan hingga pukul 12.00 WIB pada level Rp2.150, turun Rp180 atau 7,73 persen dari harga penutupan sebelumnya di Rp2.330.

    Pergerakan saham UNVR sepanjang hari menunjukkan fluktuasi, dengan harga tertinggi mencapai Rp2.200 dan terendah di Rp2.100. Saham perusahaan raksasa consumer goods ini dibuka pada level Rp2.170 dan memperlihatkan volatilitas yang tinggi.

    Kemarin, Rabu, 23 Oktober 2024, UNVR merilis laporan keuangan periode hingga 30 September 2024. UNVR mencatatkan laba bersih yang lemah sebesar Rp543 miliar pada kuartal III 2024. Hasil ini lebih rendah 46,7 persen secara kuartalan (qoq) dan 62,0 persen secara tahunan (yoy).

    Penurunan tajam ini terutama disebabkan oleh rendahnya leverage operasional, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan tambahan dari biaya tetap yang ada. Faktor utama yang berkontribusi pada penurunan ini adalah melemahnya pendapatan serta penurunan Gross Profit Margin (GPM), yang tercatat sebesar 45,5 persen pada kuartal III 2024 dibandingkan dengan 49,5 persen di kuartal II dan 50,5 persen di kuartal III 2023.

    Turunnya pendapatan UNVR berdampak pada beberapa aspek kinerja operasional perusahaan, salah satunya adalah peningkatan rasio belanja iklan terhadap pendapatan. Pada triwulan III 2024, rasio ini meningkat menjadi 10,8 persen, lebih tinggi dibandingkan 9,2 persen pada kuartal sebelumnya.

    Meskipun demikian, total belanja iklan perusahaan tetap berada pada kisaran Rp900 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Unilever tetap konsisten dalam mengalokasikan anggaran untuk iklan, penurunan pendapatan membuat proporsi belanja iklan menjadi lebih besar terhadap total pendapatan.

    Bahana Sekuritas melalui risetnya menyoroti kinerja keuangan mengecewakan dari UNVR. Apalagi dari sisi laba bersih, Unilever secara kumulatif membukukan Rp3 triliun hingga September 2024, dengan penurunan 28,1 persen (yoy).

    "Hasil ini jauh di bawah perkiraan kami dan konsensus, yang masing-masing sebesar 61 persen dan 65 persen dari target tahunan," ujar Christine Natasya, analis Bahana Sekuritas.

    Christine menyoroti kemampuan UNVR dalam menjaga fluktuasi harga pada sejumlah titik distribusi. Akibatnya beberapa distributor menghadapi tantangan dengan menurunnya profitabilitas.

    Sebagai contoh, distributor besar dapat membeli dalam jumlah besar dan mendapatkan diskon lebih tinggi. Di sisi lain, pengecer kecil dengan modal terbatas hanya dapat membeli dalam jumlah kecil dan menerima diskon lebih rendah. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga yang mengganggu struktur tiering yang diinginkan oleh UNVR.

    "Inkonsistensi ini mengganggu stabilitas yang diinginkan UNVR, di mana konsumen seharusnya menemukan harga yang relatif seragam terlepas dari salurannya," ungkap Christine.

    Akibat dari ketidakseragaman harga ini, beberapa distributor mengalami kesulitan dalam mengelola inventaris mereka, terutama ketika bersaing dengan pembeli besar yang mendapatkan penawaran lebih baik.

    "Pada gilirannya, pendapatan UNVR mengalami penurunan sebesar 6,6 persen qoq dan 18,0 persen yoy menjadi Rp8,4 triliun, yang disebabkan oleh penurunan Unit Price Growth (UPG) sebesar 2 persen serta penurunan Unit Volume Growth (UVG) sebesar 16,1 persen," tulis analis dari Bahana Sekuritas itu.

    "Kami percaya bahwa prospek volume penjualan UNVR yang lesu seharusnya diimbangi oleh inisiatif otomatisasi jangka panjangnya," sambung Christine.

    Perusahaan telah menerapkan lebih banyak otomatisasi dan digitalisasi, termasuk perbaikan dalam logistik internal dan upaya untuk membangun efisiensi biaya jangka panjang. Perusahaan menyebutkan bahwa mereka telah membuat kemajuan dalam mendigitalisasi perdagangan distribusi, dengan melakukan perbaikan sistem dari ujung ke ujung.

    "Oleh karena itu kami menurunkan perkiraan laba kami sebesar 19-20 persen dan menurunkan peringkat dari "tahan" atau "hold" menjadi "jual" atau "sell"," tegas dia.

    Adapun, target harga 12 bulan baru Bahana Sekuritas adalah sebesar Rp2.150 masih didasarkan pada estimasi EPS 2025, tetapi dengan target P/E yang lebih rendah sebesar 20,5x (pada -2 SD dari rata-rata P/E 5 tahunnya, diturunkan dari 27,2x karena kami memperkirakan derating seiring dengan ketidakpastian yang masih ada di perusahaan).

    Sementara itu, Stockbit Sekuritas mengatakan bahwa dengan hasil yang lemah ini, diperkirakan konsensus pasar akan kembali memangkas estimasi kinerja perusahaan. Dalam tiga bulan terakhir, estimasi laba bersih UNVR untuk tahun 2024 telah mengalami penurunan sebesar 9 persen.

    "Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran terkait prospek jangka pendek perusahaan," tulisnya dalam laporan harian, dikutip Kamis, 24 Oktober 2024.

    Stockbit Sekuritas pun menilai, penurunan kinerja ini tidak hanya berdampak pada UNVR, tetapi juga membuka peluang bagi para kompetitornya. Salah satu perusahaan yang berpotensi mendapat manfaat dari melemahnya penjualan UNVR adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). Lemahnya penjualan UNVR bisa menjadi indikasi positif bagi peningkatan pangsa pasar kompetitornya, terutama di sektor barang konsumsi.

    UNVR sendiri mengakui adanya penurunan tren pangsa pasar pada kuartal ketiga 2024. Secara value, pangsa pasar perseroan turun ke level 34,9 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 38,5 persen pada Oktober 2023 dan 35,5 persen pada kuartal kedua 2024. Sementara itu, secara volume, pangsa pasar UNVR juga merosot menjadi 28,4 persen, dibandingkan 31,7 persen pada Oktober 2023 dan 29 persen di kuartal sebelumnya.

    "Penurunan ini menimbulkan pertanyaan terkait kemampuan UNVR untuk menjaga posisinya di pasar, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat dengan pemain lain yang mungkin melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan pangsa pasar mereka," ungkap laporan itu.

    "Apakah ini akan menjadi awal dari restrukturisasi besar di tubuh UNVR atau justru membuka ruang lebih besar bagi kompetitornya, menarik untuk dinantikan," tegas Stokcbit Sekuritas. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.