Logo
>

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, November Jadi Bulan Emas 2024

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, November Jadi Bulan Emas 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks-indeks Wall Street melesat pada Jumat, 29 November 2024. Ketiga indeks utamanya—Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq—mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau All-Time High (ATH). Sesi perdagangan singkat ini sekaligus menutup November dengan performa bulanan terbaik sepanjang 2024.

    Dilansir dari Consumer News and Business Channel, S&P 500 naik 0,56 persen ke level 6.032,38, Nasdaq Composite melompat 0,83 persen ke 19.218,17, sementara Dow Jones Industrial Average bertambah 188,59 poin (0,42 persen) ke 44.910,65. Ketiganya mencatat rekor intraday dan penutupan tertinggi sepanjang masa.

    Reli saham chip menjadi salah satu motor utama penguatan pasar. Laporan Bloomberg menyebut pemerintahan Joe Biden mempertimbangkan pembatasan baru pada penjualan peralatan semikonduktor ke China, meski tidak seketat perkiraan. Saham Lam Research melonjak lebih dari 3 persen, Nvidia naik lebih dari 2 persen, dan ETF iShares Semiconductor menguat 1,3 persen.

    Lonjakan yang meluas ini membawa S&P 500 ke level baru, dengan sekitar 60 persen saham dalam indeks tersebut ditutup di zona hijau. Bulan November mencatatkan penguatan signifikan, dipimpin reli pasca-pemilu. Dow Jones naik 1,4 persen  secara mingguan dan melompat 7,5 persen sepanjang November, performa terbaik sepanjang 2024.

    S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 1,1 persen selama seminggu terakhir, dengan kenaikan bulanan lebih dari 5 persen dan 6 persen. Dow Jones dan S&P 500 pun mencatatkan performa bulanan terbaik sepanjang tahun.

    Russell 2000 Tampil Gemilang

    Indeks Russell 2000, yang fokus pada saham-saham berkapitalisasi kecil, menjadi bintang November dengan lonjakan 10,8 persen. Kenaikan ini dipacu ekspektasi pemotongan pajak oleh pemerintahan baru.

    Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, menyatakan November menunjukkan kesinambungan tren pasar sebelum dan sesudah pemilu. “Menjelang Desember, sulit mengabaikan kekuatan pasar bullish ini dengan banyak faktor pendukung,” ujarnya.

    Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed juga memicu optimisme pasar. Berdasarkan alat FedWatch CMEGroup, peluang bank sentral memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan mencapai 66 persen.

    Pasar saham AS tutup pada Kamis, 28 November 2024 untuk libur Thanksgiving dan hanya buka hingga pukul 13.00 waktu setempat pada Jumat. Volume perdagangan tercatat kurang dari dua pertiga rata-rata harian 30 hari terakhir, mencerminkan sesi perdagangan yang tenang.

    Sempat Terguncang

    Wall Street sempat Terguncang dua hari lalu. Wall Street diketahui mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024. Penurunan ini disebabkan aksi investor yang ramai-ramai merealisasikan keuntungan usai pasar membukukan kenaikan signifikan sepanjang November ini.

    Beberapa indeks penting, seperti Dow Jones dan S&P 500 melemah. Dow yang sebelumnya sempat naik lebih dari 140 poin di awal sesi perdagangan, ditutup turun sebesar 138,25 poin atau 0,31 persen. Begitu pula dengan S&P 500 yang menghentikan relinya di 19.060,48 setelah turun 0,6 oersen atau 115,1 poin.

    Sementara, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ikut kehilangan performanya. IXIC kehilangan 22,89 persen atau 0,38 poin, menutup sesi akhir di 5.998,74.

    Pelemahan Wall Street kali ini diprakarsai oleh melemahnya sektor teknologi. Nvidia, Meta Platforms, Dell, dan HP lesu.

    Nvidia yang sepanjang tahun mengalami kenaikan sebesar 173 persen, hari ini justru ditutup anjlok 1,6 persen. Sementara saham Meta Platforms tertekan hampir 1 persen, meskipun sempat naik 60 persen di awal tahun. Sedangkan Dell dan HP, yang baru saja merilis proyeksi pendapatan, justru turun lebih dari 11 persen.

    Tekanan terhadap Wall Street juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru. Diketahui, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan indikator utama the Fed, naik 0,2 persen pada Oktober dan 2,3 persen secara tahunan.

    Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, ikut naik 0,3 persen secara bulanan dan 2,8 persen secara tahunan. Volume perdagangan di Bursa efek New York juga turun sekitar 20 persen dibandingkan hari biasa.

    Libur Thanksgiving kali ini juga membuat pekan menjadi lebih singkat. Pasar ditutup pada Kamis dan hanya buka setengah hari di Jumat.

    “Angka inflasi ini sejalan dengan ekspektasi. Meski begitu, the Fed mungkin akan mencari alasan untuk lebih hawkish, terutama jika ada kebijakan inflasi baru seperti tarif tambahan,” kata ahli strategi dari Lazard Asset Management David Alcaly.

    Meskipun hari ini ditutup melemah, secara keseluruhan Wall Street diproyeksikan menunjukkan hasil positif untuk pekan ini. Dow Jones diprediksi naik 1 persen, begitu pula dengan S&P 500 serta Nasdaq, yang diperkirakan menguat 0,5 persen dan 0,3 persen.

    Sepanjang November ini, Dow sudah melesai lebih dari 7 persen, sementara S&P 500 serta Nasdaq masing-masing mencatatkan kenaikan lebih dari 5 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).