KABARBURSA.COM - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) resmi memulai aksi rights issue pada 23 Juni 2025 dengan target menghimpun dana hampir Rp5,9 triliun.
Langkah ini bukan sekadar upaya penguatan permodalan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperluas cakupan jaringan internet murah berbasis fiber di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Dalam aksi korporasi ini, WIFI menerbitkan 2,95 miliar saham baru atau setara 55,56 persen dari modal disetor, dengan rasio 5 HMETD untuk setiap 4 saham lama.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp2.000 per saham. Jika seluruh hak ditebus, dana yang masuk akan mencapai Rp5,89 triliun.
Dana hasil rights issue akan disalurkan ke anak usaha, Jaringan Infrastruktur Akses (JIA), dan selanjutnya ke entitas IJE, yang akan menggarap proyek pembangunan jaringan internet Fiber To The Home (FTTH) untuk empat juta homepass di Pulau Jawa.
Targetnya rampung pada akhir 2025. Internet murah dengan tarif Rp100 ribu per bulan diharapkan menjadi sumber pendapatan utama IJE, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat terhadap koneksi terjangkau dan stabil.
Aksi ini telah disetujui dalam RUPSLB pada 4 September 2024 dan dinyatakan efektif oleh OJK pada 20 Juni 2025. Sementara itu, PT Investasi Sukses Bersama (ISB) sebagai pemegang saham utama menyatakan komitmennya untuk menyerap seluruh haknya, yaitu sebanyak 1,48 miliar HMETD atau senilai Rp2,97 triliun.
Langkah ini memberikan sinyal kuat bahwa pemegang saham pengendali memiliki keyakinan penuh terhadap arah dan prospek jangka panjang perusahaan.
Dari sisi kinerja, fundamental perusahaan mendukung langkah ekspansi ini. Laba bersih kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp82,57 miliar, tumbuh hampir tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan juga naik signifikan menjadi Rp231,56 miliar, atau melonjak 65,66 persen secara tahunan.
Transaksi Perdagangan Mencapai Rp42,2 Miliar
Di Tengah aksi right issue ini, harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) terpantau melemah, berada di level Rp2.030 per saham. Saham terkoreksi 2,40 persen atau turun 50 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp2.080.
Saham WIFI sebenarnya sempat dibuka lebih rendah di Rp2.010, namun sempat menyentuh level tertinggi hari ini di Rp2.080. Sayangnya, momentum tersebut tidak mampu bertahan lama. Tekanan jual meningkat menjelang penutupan dan mendorong harga ke level terendah hari ini di Rp2.000.
Dengan nilai transaksi mencapai Rp42,2 miliar dan volume perdagangan sekitar 206 ribu lot, minat pasar terhadap saham ini masih cukup tinggi, meski sentimen jangka pendek tampak condong ke sisi konservatif.
Jika melihat rerata harga perdagangan harian, saham WIFI diperdagangkan di kisaran Rp2.041. Ini mengindikasikan bahwa mayoritas transaksi berlangsung di atas harga penutupan, mencerminkan tekanan jual yang datang di akhir sesi.
Level auto rejection atas (ARA) saham ini tercatat di Rp2.600, sedangkan batas bawahnya (ARB) ada di Rp1.770, memberi ruang fluktuasi yang cukup lebar di tengah situasi pasar yang sensitif.
Koreksi ini muncul di tengah pelaksanaan aksi korporasi besar berupa rights issue senilai hampir Rp5,9 triliun. Pasar tampaknya masih mencermati arah jangka pendek dari aksi ini, termasuk potensi dilusi dan proyeksi efektivitas penggunaan dana untuk ekspansi jaringan FTTH.
Meski secara fundamental, kinerja keuangan perusahaan cukup solid, dengan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan yang signifikan di kuartal I 2025, pelaku pasar masih menimbang ulang valuasi saham di tengah peningkatan jumlah saham beredar.
Untuk saat ini, pergerakan saham WIFI masih sangat dipengaruhi oleh sentimen seputar aksi korporasi. Jika pelaksanaan rights issue berjalan mulus dan proyek pembangunan jaringan menunjukkan kemajuan, bukan tak mungkin saham ini kembali mencuri perhatian dalam waktu dekat.
Namun hingga ada kepastian lebih lanjut, sebagian besar investor tampaknya memilih untuk bersikap menunggu.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.