Logo
>

HGII Punya Kas Tebal dan Utang Rendah, Laba Terus Tumbuh

Kinerja HGII tetap stabil pada kuartal I 2025 dengan kas Rp274 miliar dan DER hanya 0,3 kali. Efisiensi operasional mendorong pertumbuhan laba meski pendapatan turun.

Ditulis oleh Dian Finka
HGII Punya Kas Tebal dan Utang Rendah, Laba Terus Tumbuh
Pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM), yang dikembangkan PT Hero Global Investment (HGII). Foto: Dok. HGII.

KABARBURSA.COM – PT Hero Global Investment Tbk (HGII) mencatat kinerja yang stabil pada kuartal pertama 2025 usai perusahaan energi terbarukan ini melantai di bursa. Sejumlah indikator keuangan menunjukkan posisi yang solid dengan beban keuangan yang menyusut, likuiditas terjaga, dan efisiensi operasional yang kian tajam.

Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, mengungkapkan pendapatan dan laba HGII pada kuartal I 2025 relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Salah satu alasannya adalah keberadaan kontrak jangka panjang dari dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA dan PLTM) milik HGII dengan PT PLN (Persero).

“Untuk laporan keuangan Q1, pendapatan dan laba kami relatif stabil dibanding tahun lalu karena dua pembangkit yang sudah beroperasi punya kontrak jangka panjang dengan PLN. Jadi pendapatan cukup terjaga,” ujar Robin dalam diskusi EmitenChat bertajuk HGII: Expansion Towards The Future, More Renewables to Come? yang disiarkan Channel YouTube Kiwoom Sekuritas, Kamis, 15 Mei 2025.

Tidak hanya itu, Robin juga menyoroti pertumbuhan aset perseroan pasca-IPO. Dana hasil penawaran umum perdana saham yang masuk ke kas perusahaan turut memperkuat struktur neraca HGII.

“Dari sisi aset, bertumbuh karena kami memiliki cash dari IPO kemarin. Yang juga menarik, per Maret 2025, pinjaman bank untuk PLTM Parmonangan 1 sudah lunas. Artinya, beban keuangan akan jauh lebih ringan mulai April ke depan,” katanya.

Direktur Utama PT Hero Global Investment Tbk (HGII) Robin Sunyoto (kiri) bersama Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata dalam acara Emiten Chat bertajuk “HGII: Expansion Towards The Future, More Renewables to Come?” yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025. Foto: Tangkapan layar YouTube

HGII saat ini memiliki posisi keuangan yang sangat konservatif. Debt to equity ratio atau DER perusahaan berada di angka hanya 0,3 kali atau di bawah satu. Ini menandakan tingkat solvabilitas perusahaan sangat sehat.

“Dari sisi DER sangat rendah, cuma 0,3 kali. Which means, level solvent kita sangat baik. Lalu dari sisi kas, kami punya saldo yang cukup tebal, sekitar Rp274 miliar. Jadi begitu masuk April, beban keuangan dari sisi utang akan jauh berkurang,” ungkap Robin.

Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu milik PT Hero Global Investment Tbk (HGII) dengan kapasitas 3 x 1 MW, berlokasi di Desa Sukadamai, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Pembangkit ini memanfaatkan limbah sawit untuk menghasilkan listrik berbasis energi terbarukan. Foto: Dok. HGII.

Dengan posisi kas yang kuat dan kewajiban keuangan yang minim, HGII diyakini memiliki ruang yang luas untuk melakukan ekspansi dan pengembangan proyek baru di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya pembangkit listrik tenaga air.

Laba Tumbuh Meski Pendapatan Turun, Efisiensi Jadi Kunci

Meski pendapatan HGII sepanjang  2024 mengalami penurunan sebesar 7,6 persen, namun laba bersih justru berhasil tumbuh signifikan. Laba naik dari Rp26 miliar pada 2023 menjadi Rp38 miliar pada 2024, atau meningkat sekitar 54 persen.

Robin menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan curah hujan di wilayah sekitar pembangkit HGII, yang menyebabkan penurunan produksi listrik.

Hydro itu sangat tergantung cuaca, terutama curah hujan. Di 2024, curah hujan di sekitar pembangkit kami turun dibanding 2023, produksi ikut turun, jadi pendapatan menurun sedikit,” jelasnya.

Namun tim internal HGII berhasil menekan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi sehingga laba bersih tetap mencatatkan lonjakan. "Kami menerapkan SOP dan manajemen risiko yang disiplin. Ada efisiensi di banyak divisi. Hasilnya, meskipun pendapatan turun, laba tetap tumbuh signifikan,” katanya.

Kinerja Fundamental HGII

Saham HGII memang menarik untuk dimiliki, apalagi jika melihat fundamentalnya yang cukup kuat. Berdasarkan data Stockbit, saham HGII diperdagangkan pada price-to-earnings ratio atau PER sebesar 28,46, baik untuk periode tahunan maupun trailing twelve months (TTM). Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan median PER IHSG yang berada di angka 7,87. Ini menandakan saham HGII dihargai dengan premium oleh pasar. 

Meskipun demikian, earnings yield HGII berada di kisaran 3,51 persen yang menunjukkan bahwa investor saat ini bersedia membayar lebih untuk setiap unit laba yang dihasilkan.

Dari sisi valuasi lainnya, rasio price to sales HGII tercatat 11,32. Hal ini mengindikasikan valuasi terhadap pendapatan perusahaan cukup mahal. Begitu juga dengan price to book value yang mencapai 2,24, menunjukkan bahwa saham diperdagangkan di atas nilai bukunya. 

Price to cashflow dan price to free cashflow yang masing-masing sebesar 20,57, serta rasio EV/EBITDA yang sangat tinggi mencapai 1.177, turut menunjukkan bahwa investor menaruh ekspektasi tinggi terhadap prospek pertumbuhan perusahaan ini.

Laba per saham (EPS) HGII saat ini berada di angka 5,83 dengan revenue per share sebesar 14,66. Dengan cash per share sebesar 2,72 dan book value per share 73,96, terlihat bahwa perusahaan masih memiliki buffer aset yang cukup baik. Dari sisi arus kas, free cashflow per share berada di angka 8,07. Ini menandakan perusahaan mampu menghasilkan kas dari operasionalnya.

Kesehatan keuangan HGII tergolong cukup baik. Current ratio dan quick ratio berada pada angka 2,66 yang berarti perusahaan memiliki likuiditas yang solid untuk menutupi kewajiban jangka pendek. 

Debt to equity ratio sebesar 0,25 dan total liabilities to equity di angka 0,49 menunjukkan struktur modal yang konservatif, sedangkan total debt to total assets sebesar 0,17 memperlihatkan bahwa proporsi utang masih dalam batas yang wajar. 

Nilai Altman Z-score sebesar 4,34 menandakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan jauh dari risiko kebangkrutan.

Dari sisi profitabilitas, HGII mencatatkan gross profit margin yang sangat tinggi sebesar 80,01 persen dan operating margin sebesar 53,04 persen. Hal ini menunjukkan efisiensi operasional yang luar biasa. Net profit margin perusahaan juga impresif, berada di angka 29,93 persen. 

Namun, data return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan return on capital employed (ROCE) masih menunjukkan 0 persen, yang bisa jadi karena data belum diperbarui sepenuhnya atau terdapat penyesuaian akuntansi pasca-IPO.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Dian Finka

Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.