Logo
>

Kadin Optimis pada Industri EV Meski Polemik di AS

Ditulis oleh KabarBursa.com
Kadin Optimis pada Industri EV Meski Polemik di AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia tetap menunjukkan optimisme terhadap masa depan industri kendaraan listrik (EV) di Tanah Air, meskipun banyak negara maju tengah menghadapi tantangan besar. Optimisme ini muncul di tengah kabar dari laporan riset McKinsey yang menunjukkan tren global di mana beberapa pengguna EV mulai mempertimbangkan kembali penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

    Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe, menanggapi fenomena tersebut dengan keyakinan bahwa dampaknya terhadap pasar EV Indonesia tidak akan signifikan.

    Menurutnya, perubahan gaya hidup dan efisiensi EV yang lebih tinggi masih akan terus mendorong adopsi kendaraan listrik di dalam negeri. “Perubahan ini adalah bagian dari evolusi. EV menawarkan efisiensi dan lingkungan yang lebih bersih. Ini adalah proses yang akan terus berlanjut,” jelas Juan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu 31 Juli 2024.

    Indonesia sendiri baru-baru ini meresmikan pabrik baterai EV dengan investasi sebesar Rp160 triliun dari konsorsium Korea Selatan, PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power. Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa total investasi dalam ekosistem baterai EV ini mencapai USD 9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun. Investasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk pertambangan, pemurnian, prekursor/katoda, dan sel baterai.

    Meskipun ada survei global yang menunjukkan banyak pengguna EV yang ingin beralih kembali ke BBM, Juan percaya bahwa fenomena tersebut tidak akan mengganggu perkembangan industri EV di Indonesia secara signifikan. “BBM akan berfungsi dalam kapasitas lain. Saya yakin ini tidak akan menimbulkan perubahan besar,” tuturnya.

    Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, memproyeksikan penjualan EV di Indonesia akan mencapai 30.000—35.000 unit pada 2024. Proyeksi ini didasarkan pada semakin banyaknya tipe EV yang masuk pasar dan harga yang kini lebih terjangkau, berkisar antara Rp300 juta-Rp400 juta. “Pengurangan PPN menjadi 1 persen juga akan menarik minat pembeli,” kata Fabby.

    Penjualan mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan wholesales dari Januari hingga Juni 2024 mencapai 11.940 unit, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Pada Juni 2024 saja, penjualan mencapai 2.211 unit, melonjak 11,5 persen secara bulanan dan 83,48 persen secara tahunan.

    Tren Baru

    Akademisi dan pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mencatat bahwa meski beberapa konsumen Indonesia juga menganggap harga EV masih tinggi dan memiliki kekhawatiran mengenai jarak tempuh, banyak dari mereka melihat EV sebagai simbol status dan gaya hidup modern. “Di Indonesia, EV lebih sering dianggap sebagai barang mewah dengan desain futuristik, menarik bagi mereka yang ingin tampil beda,” ujarnya.

    Sementara konsumen di Barat cenderung memilih EV untuk mengurangi emisi karbon, konsumen Indonesia lebih memandangnya sebagai alat penunjang status sosial. Berbeda dengan negara-negara Barat yang memberikan insentif EV berfokus pada aspek lingkungan, pemerintah Indonesia memberikan stimulus untuk mendukung industri otomotif domestik.

    Menurut riset McKinsey & Company berjudul "McKinsey Mobility Consumer Pulse" edisi Juni 2024, sebanyak 29 persen pemilik EV global mempertimbangkan kembali penggunaan BBM. Survei ini melibatkan lebih dari 3.000 responden di 15 negara, dan menunjukkan bahwa alasan utama untuk kembali ke BBM adalah fasilitas pengisian listrik yang belum memadai, biaya perawatan yang mahal, dan kekhawatiran jarak tempuh.

    Pertumbuhan penjualan kendaraan listrik global pada tahun lalu diperkirakan mencapai 29 persen, jauh di bawah pertumbuhan tahun sebelumnya. Tahun ini, pertumbuhan diperkirakan akan melambat lebih jauh hingga 21 persen. Faktor-faktor seperti pencabutan subsidi, model dengan harga terjangkau yang terbatas, serta biaya perbaikan yang tinggi menjadi hambatan tambahan bagi adopsi EV.

    Secara keseluruhan, meskipun tantangan global terus mengemuka, industri EV di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang dengan solid, berkat investasi yang signifikan dan dukungan kebijakan yang strategis.

    Tren Positif EV

    • Pertumbuhan Penjualan yang Signifikan: Penjualan kendaraan listrik terus meningkat secara signifikan di berbagai negara. Insentif pemerintah, seperti subsidi pembelian dan infrastruktur pengisian daya yang semakin meluas, menjadi pendorong utama.
    • Peningkatan Jangkauan dan Kinerja: Teknologi baterai yang semakin canggih memungkinkan kendaraan listrik memiliki jangkauan yang lebih jauh dan waktu pengisian daya yang lebih singkat.
    • Model Baru yang Beragam: Produsen otomotif terus meluncurkan berbagai model kendaraan listrik baru, mulai dari mobil penumpang hingga kendaraan komersial, dengan desain yang lebih menarik dan fitur yang lebih canggih.
    • Investasi Masif: Perusahaan otomotif global dan startup teknologi berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya.
    • Peran Pemerintah: Banyak pemerintah di seluruh dunia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong penggunaan kendaraan listrik. (*)
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi