Logo
>

PLN Suplai Listrik Hijau untuk Industri Lewat Layanan GEAS

Ditulis oleh Pramirvan Datu
PLN Suplai Listrik Hijau untuk Industri Lewat Layanan GEAS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau untuk sektor industri di Indonesia melalui layanan Green Energy as a Service (GEAS).

    Layanan GEAS merupakan komitmen penyediaan listrik bersih dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) bagi industri.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menekankan PLN terus berkomitmen merespons perubahan industri dunia yang mengarah ke nol emisi. Langkah itu selaras dengan upaya pemerintah memenuhi target nol emisi karbon (NZE) di 2060. Seperti dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu 17 Juli 2024.

    "Sejalan dengan tingginya komitmen sektor industri untuk mendukung dekarbonisasi di Indonesia, PLN menyediakan listrik hijau lewat renewable energy certificate (REC) sebagai produk GEAS yang diakui secara internasional. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil," kata Darmawan.

    Untuk memastikan listrik hijau itu terpenuhi, PLN terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT di tanah air. Hingga 2023, pengembangan pembangkit EBT PLN telah mencapai 8.786 megawatt (MW). Dengan rincian, pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) serta biomassa.

    PLN bersama pemerintah juga tengah memfinalisasi peningkatan bauran EBT dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru. Targetnya, penambahan kapasitas pembangkit di Indonesia ke depan akan ditopang oleh EBT.

    "Jadi, mulai hari ini hingga tahun 2040, penambahan kapasitas sebesar 21 gigawatt (GW) berasal dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, 2,4 GW dari energi baru," ungkap Darmawan.

    Sementara itu, Kepala Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Paul Butarbutar mengungkapkan JETP bersama mitra global lain mendukung penuh pengembangan ekosistem EBT di Indonesia. Dalam hal ini, JETP bersama dengan International Partners Group (IPG) siap menyokong pendanaan untuk proyek hijau yang dikembangkan PLN.

    "Inilah daftar proyek prioritas yang telah kami diskusikan dengan rekan kami dari IPG dan juga dari PLN. Jadi, kami dengan senang hati jika rekan-rekan dari industri, dari asosiasi atau pengembang yang ingin proyeknya dibiayai," ucap Paul.

    Senada, Director of the Southeast Asia Energy Division at the Asian Development Bank (ADB) Andrew Jeffries mengatakan berbagai upaya PLN meningkatkan pemanfaatan EBT telah sejalan dengan agenda transisi energi global. Ia mengharapkan PLN tidak hanya mampu menyuplai listrik bersih untuk industri, tetapi sekaligus meningkatkan perekonomian.

    "Kami punya sejarah panjang bekerja sama dan mendukung PLN di sektor energi. Kami berkomitmen untuk membantu Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata Andrew.

    Pembangkit Listrik Hijau

    Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersama Badan Usaha Milik Otorita IKN PT Bina Karya (Persero) telah menjalin kerja sama dengan ACWA Power untuk pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik hijau di Nusantara, khususnya di Kalimantan Timur.

    Direktur Utama PT. Bina Karya (Persero), Boyke P Soebroto, menyambut baik kerja sama ini dan berharap agar dapat segera direalisasikan. “Minggu depan, kita akan mengadakan rapat untuk memastikan partisipasi ACWA Power Indonesia dalam pembangunan IKN dapat segera terlaksana,” ujar Boyke P Soebroto di Jakarta, Selasa 30 April 2024.

    ACWA Power, perusahaan yang berbasis di Saudi Arabia dan memiliki pengalaman lebih dari 55GW dalam pengembangan, pembangunan, dan pengoperasian pembangkit listrik bersih, air, dan green hydrogen di seluruh dunia.

    Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara PT. Bina Karya (Persero) dan ACWA Power untuk Indonesia ditandatangani oleh Boyke P. Soebroto dan Country Director ACWA Power untuk Indonesia, Meftaur Rahman, di Jakarta.

    Badan Usaha Milik Otorita perlu memperluas peluang kerja sama dengan investor, baik nasional maupun internasional, sesuai dengan kebijakan pemerintahan era Presiden Jokowi terkait investasi, yang tercermin dalam lahirnya UU tentang Cipta Kerja sebagai terobosan dalam pembenahan ekosistem investasi.

    Sebagai langkah awal dalam menjawab tantangan tersebut, Badan Usaha Milik Otorita IKN akan bekerja sama dengan ACWA Power untuk mengembangkan pembangkit listrik hijau di Nusantara.

    Sementara itu, Country Director ACWA Power Indonesia, Meftaur Rahman, menyambut baik kerja sama ini dan berharap dapat berpartisipasi di lebih banyak bidang serta merealisasikan partisipasinya dengan cepat. “Ini merupakan kerja sama yang strategis bagi PT ACWA Power Indonesia,” kata Meftaur.

    Dia juga menjelaskan bahwa kerja sama ini akan mendukung pengembangan jaringan pembangkit listrik hijau, termasuk jaringan transmisi, distribusi, dan fasilitas penunjang lainnya di wilayah IKN.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.