KABARBURSA.COM – Kolaborasi energi hijau atau energi terbarukan antara China dan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO) melaju pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kerja sama lintas kawasan ini tak hanya mendongkrak kapasitas pembangkit terbarukan di wilayah Eurasia, tapi juga berkontribusi signifikan terhadap upaya dekarbonisasi dunia.
Laporan terbaru yang dirilis China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI) saat pertemuan Menteri Energi SCO di Ningbo, Provinsi Zhejiang, Kamis lalu, menyebut proyek-proyek kerja sama energi terbarukan saat ini mencakup kapasitas terpasang sekitar 96,3 gigawatt. Sebanyak 80 persen di antaranya berasal dari pembangkit tenaga surya dan angin.
Laporan tersebut menyoroti besarnya investasi dan keahlian teknik dari China dalam proyek-proyek tersebut, antara lain ekspor peralatan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin ke negara-negara mitra. “Perusahaan-perusahaan China telah membantu menyelesaikan serangkaian proyek energi hijau berskala besar di kawasan SCO yang menunjukkan efisiensi ekonomi dan manfaat yang bisa direplikasi secara luas,” kata Direktur Jenderal CREEI, Li Sheng, dikutip dari China Daily, Sabtu, 28 Juni 2025.
Kepala Administrasi Energi Nasional China, Wang Hongzhi, mengatakan kesediaan negaranya untuk memperkuat kerja sama jangka panjang dengan negara-negara anggota SCO demi mempercepat transisi energi bersih dan rendah karbon. Menurut Wang, peluang kerja sama energi hijau semakin terbuka lebar seiring meningkatnya keterpaduan sumber daya, teknologi, dan pasar antarnegara anggota.
Li menambahkan, ekspor perangkat energi terbarukan China ke negara-negara SCO mengalami pertumbuhan signifikan. Modul fotovoltaik buatan China, misalnya, mencatat lonjakan pengiriman ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. “Kawasan SCO kini makin aktif membangun proyek-proyek besar, mempererat konektivitas energi, serta mengembangkan rantai pasok lokal dan transfer teknologi,” ujarnya.
Salah satu perusahaan energi asal Timur Tengah, ACWA Power, bahkan resmi masuk ke pasar energi terbarukan China tahun ini setelah bertahun-tahun menjalin kemitraan dengan perusahaan energi setempat di pasar pihak ketiga. Perusahaan yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi ini tengah memperluas investasinya di sektor energi bersih China. “Kami melihat China sebagai peluang strategis untuk memperluas keahlian kami di solusi energi hijau,” ujar Chairman ACWA Power, Mohammad A. Abunayyan.
China sendiri memang telah membangun sistem rantai industri energi terbarukan yang komplet, mulai dari desain, manufaktur, hingga konstruksi proyek. Keunggulan ini, menurut para analis, menjadi faktor utama yang mendorong kepemimpinan global China di sektor energi bersih.
Laporan CREEI juga mencatat negara-negara SCO terus mempercepat adopsi strategi transisi hijau dan meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dengan porsi produksi dan konsumsi energi global yang terus meningkat, kontribusi negara-negara SCO dalam transformasi energi dunia dinilai makin strategis.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.