Logo
>

Amran Sulaiman Buka-bukaan soal Sistem Pertanian RI: Sudah Salah, tapi Kita Teruskan

Ditulis oleh KabarBursa.com
Amran Sulaiman Buka-bukaan soal Sistem Pertanian RI: Sudah Salah, tapi Kita Teruskan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkap ada yang keliru dalam sistem pertanian dalam negeri. Hal itu dia ungkap dalam Rapat Kerja (Raker) perdana Kementerian Pertanian bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 November 2024.

    Amran menuturkan, kekeliruan sistem terletak dari koordinasi antara Kementerian Pertanian dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di sektor pangan. "Pertanian kita keliru. Tidak satu komando. Jadi seluruh penentu produksi itu tidak di pertanian seperti Bapak Ibu (anggota Komisi IV) ketahui. Ini salah, tapi kita teruskan," kata Amran dalam Raker.

    Amran pun memberi contoh yang terjadi pada produksi pupuk subsidi, di mana pada saat Menteri Pertanian sebelumnya, Syahrul Yasim Limpo, produksi target hanya sebanyak 4,7 ton di tahun 2024. Kendati begitu, dia mengaku telah menambah stok pupuk subsidi 100 persen menjadi 9,55 juta ton.

    "Pupuk tidak tersedia, kemarin (kurang) 50 persen. Pupuk untung Rp6 triliun, pegawainya untung, nggak masalah. Tapi petaninya berteriak seluruh Indonesia. Sekalian kami jawab, (pupuk subsidi) sudah ditambah 100 persen, pupuk sekarang baru 60 persen terserap," ungkap Amran.

    Tercatat sebanyak lima BUMN pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Holding Company atau PIHC, yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Di sisi lain, Amran juga menyebut ada kekeliruan dari sistem penghitungan pupuk.

    "Bahwa ada kekeliruan kita di situ juga. Kenapa? Dalam APBN, anggaran pupuk itu rupiah, dolar, bukan kuantum. Tanaman itu butuh kuantum. Kelihatan sepele, tapi inilah yang membuat masalah besar di pertanian," kata Amran.

    "Saya menyampaikan apa adanya di sini lah, kalau terkadang orang pura-pura tahu. Ini paling berbahaya, hanya satu kata tapi menghancurkan petani Indonesia," tambahnya.

    Kendati begitu, Amran mengaku subsidi pupuk dengan stok terbaru tidak akan terserap sepenuhnya hingga akhir tahun 2024. Pasalnya, distribusi pupuk subsidi baru dimulai pada bulan Juni oleh perusahaan pupuk yang tergabung dalam PIHC. "Ini kami kembali lagi, bahwa kita tidak satu komando. (Pupuk) Ada di BUMN, kami tidak bisa intervensi. Tapi kerjanya di pertanian," ujar Amran.

    Selain persoalan pupuk, Amran juga menyebut ada ketidakharmonisan dalam peningkatan pendapatan petani. Padahal, kata dia, prinsip petani sangat sederhana, yakni diberi ruang untuk untung dan terus berproduksi. Akan tetapi, off-taker yang menyerap hasil pertanian tidak berada di bawah komando Kementerian Pertanian.

    "Tetapi off-taker-nya siapa? Bulog. Bulog BUMN. Tidak bisa kami intervensi ke sana," tegasnya.

    Padahal, tutur Amran, Indonesia berhasil melakukan ekspor komoditas jagung 6 bulan setelah melakukan impor sebesar 500 ribu ton di akhir 2023 lalu. Akan tetapi, ekspor komoditas jagung dibanderol dengan harga yang rendah, yakni Rp2.600. "Seakan itu biasa. Padahal ini menghancurkan seluruh petani jagung," tegasnya.

    Karenanya, Amran berharap ke depan BUMN di sektor pertanian berada dalam komando Kementerian Pertanian. Dengan begitu, dia menyebut industri pertanian dari hulu ke hilir akan berada pada garis koordinasi yang sama. "Ke depan ada pemikiran ini satu komando. Jadi Menteri Pertanian bertanggung jawab, kalau ada apa-apa menterinya yang di ganti, karena satu komando. Jadi dari hulu ke hilir itu tanggung jawab kepada satu komando," tutupnya.

    Kolaborasi BUMN dan Kementan

    Andi Amran Sulaiman sebelumnya menegaskan pentingnya sinergi antara Kementan dan BUMN Pangan guna memperkuat ketahanan pangan nasional. Dalam pertemuan koordinasi bersama BUMN Pangan, Amran menggaris bawahi perlunya kolaborasi strategis untuk mengoptimalkan potensi lahan dan produksi BUMN dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

    “Kami ingin membangun kolaborasi yang saling menguntungkan. Misalnya, PT Sang Hyang Seri yang memiliki lahan potensial untuk produksi benih padi hingga mencapai 100 ribu ton per tahun dengan nilai mencapai Rp3 triliun. Potensi ini perlu dioptimalkan melalui kerja sama yang baik,” kata Amran di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa, 29 November 2024.

    Amran menegaskan pentingnya memperkuat cadangan pangan nasional melalui sinergi bersama Bulog. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas stok dan harga, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. “Bulog memiliki peran penting dalam menjaga cadangan pangan. Kami ingin memastikan adanya mekanisme off-taker untuk komoditas strategis seperti padi dan jagung, agar petani tetap dalam posisi yang menguntungkan,” jelasnya.

    Amran juga menyampaikan rencana kerja sama dengan PTPN untuk meningkatkan produksi sawit dan gula nasional. Ia meminta agar PTPN menciptakan klaster kebun unggul yang dikelola secara profesional dan berteknologi modern. “PTPN perlu membangun klaster kebun dengan produksi tertinggi, peralatan terbaik, dan tenaga kerja yang terampil. Ini bisa menjadi laboratorium besar bagi kita untuk meningkatkan produksi secara efisien,” ungkapnya.

    Menteri Pertanian dua era presiden ini menjelaskan, pertemuan ini merupakan langkah lanjutan dari koordinasi bersama Menteri BUMN Erick Thohir minggu lalu. Pada pertemuan sebelumnya BUMN menyatakan kesiapannya dalam memperkuat program cetak sawah Kementan di Merauke untuk Ketahanan Pangan Nasional.

    “Pertemuan ini adalah langkah operasional dari hasil diskusi kami dengan Menteri BUMN. Kami akan terus melakukan pertemuan rutin untuk memantau dan memastikan langkah-langkah yang diambil efektif dalam meningkatkan kinerja BUMN Pangan,” kata Amran.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi