KABARBURSA.COM - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, Apple berhasil mencatatkan penjualan produk di Indonesia mencapai lebih dari Rp30 triliun pada 2023.
Meski demikian, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu belum memenuhi tambahan kewajiban investasi sebesar Rp300 miliar dari komitmen total Rp1,7 triliun yang disepakati sebelumnya.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Muhammad Hanif Dhakiri menilai bahwa Apple seharusnya memberikan kontribusi yang lebih besar sebanding dengan pendapatan yang diperoleh di Indonesia.
“Ini bukan sekadar soal angka, tapi soal keadilan. Dengan keuntungan sebesar itu, Apple seharusnya memberikan kontribusi nyata untuk mendukung ekosistem teknologi dan digital di tanah air,” kata Hanif Dhakiri, Minggu, 17 November 2024.
Mantan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) ini mengkritik minimnya kontribusi Apple terhadap pembangunan di Indonesia, yang ia anggap sebagai indikasi lemahnya tanggung jawab sosial perusahaan.
Ia pun mendesak pemerintah untuk lebih tegas dalam menindak perusahaan yang belum memenuhi komitmen investasinya.
“Pemerintah harus memanggil Apple secara resmi dan meminta penjelasan terkait ketimpangan ini,” ujarnya.
Dia juga mengusulkan agar pemerintah melakukan kajian ulang terhadap insentif dan kebijakan investasi asing. Hanif menyarankan agar perusahaan-perusahaan besar yang memperoleh keuntungan signifikan di Indonesia diwajibkan untuk memberikan kontribusi ekonomi yang lebih berarti.
“Pemerintah perlu menyusun regulasi yang mendorong redistribusi ekonomi, seperti meningkatkan ketentuan local content requirement (TKDN) untuk produk yang dipasarkan di Indonesia,” ucap Hanif.
Lanjut Hanif, jika Apple gagal memenuhi komitmennya dan memperbesar kontribusinya, pemerintah harus mempertimbangkan langkah tegas, termasuk evaluasi terhadap regulasi perdagangan dan investasi asing yang ada.
Diberitakan sebelumnya, Menperin Agus Gumiwang mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan negosiasi dengan Apple terkait investasi yang belum terwujud.
Ia menyebutkan, nilai investasi yang belum direalisasikan oleh Apple terbilang kecil, yakni sekitar Rp240 miliar hingga Rp300 miliar.
Menurut Agus, meskipun investasi tersebut belum terealisasi, penjualan produk Apple di Indonesia tetap menunjukkan angka yang sangat signifikan, melebihi Rp30 triliun pada 2023.
Apple Memilih Investasi di Vietnam daripada di Indonesia
Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple, menyatakan komitmen investasinya di Indonesia senilai Rp1,6 triliun.
Hal itu disampaikan oleh CEO Apple, Tim Cook, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2024.
Bagian dari investasi ini mencakup pembangunan Apple Developer Academy keempat di Bali, melengkapi tiga fasilitas serupa di Tangerang Selatan, Batam, dan Surabaya.
Fasilitas ini adalah bagian dari upaya Apple untuk memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diwajibkan pemerintah agar produk mereka dapat dijual di Indonesia.
Kebijakan TKDN mewajibkan perusahaan asing memenuhi kandungan lokal dalam produknya, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 Tahun 2016.
Ada beberapa pilihan untuk memenuhi persyaratan ini, yaitu melalui produksi hardware dengan membangun pabrik lokal, menggandeng pengembang lokal melalui software, atau berkomitmen pada investasi riset dan pengembangan di Indonesia.
Apple memilih opsi ketiga, fokus pada pendidikan dan pengembangan melalui Apple Developer Academy yang bertujuan melatih talenta developer di Indonesia.
Vietnam Menjadi Basis Produksi Apple
Berbeda dengan pendekatannya di Indonesia, Apple menunjukkan komitmen yang lebih besar di Vietnam, terutama dalam pembangunan fasilitas produksi.
Di negara tersebut, perusahaan ini tidak hanya mengalokasikan investasi dalam pendidikan, tetapi juga membangun fasilitas produksi yang signifikan.
Menurut laporan resmi Apple, perusahaan ini meningkatkan anggaran untuk para pemasoknya di Vietnam serta mendukung inisiatif lingkungan lokal.
Berdasarkan beberapa sumber, Apple telah menggelontorkan sekitar 400 triliun dong Vietnam atau setara Rp255 triliun. Investasi besar ini juga membuka lapangan kerja bagi sekitar 200.000 orang di Vietnam.
Selain itu, Apple bersama dengan beberapa pemasoknya memindahkan 11 fasilitas produksi dari negara lain, khususnya dari China, ke Vietnam.
Langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi rantai pasokan global Apple untuk mengurangi ketergantungan pada China, terutama dalam rangka mengantisipasi potensi gangguan rantai pasokan yang mungkin terjadi kapan saja.
Situasi pandemi COVID-19 yang melumpuhkan beberapa pemasok di China menjadi pelajaran penting bagi Apple tentang perlunya diversifikasi.
Saat bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Cook menegaskan komitmen Apple untuk meningkatkan investasinya di negara tersebut.
“Negara ini (Vietnam) dinamis dan indah,” kata Cook sebagaimana dilaporkan oleh Voice of Vietnam. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.