KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) menyebut, kuatnya literasi keuangan bisa menjadi fondasi utama bagi generasi muda untuk berinvestasi cerdas.
Generasi muda perlu menerapkan prinsip-prinsip investasi bijak, yaitu memahami peluang dan risiko serta cermat memilih instrumen investasi.
Kombinasi kedua prinsip tersebut dinilai akan menentukan hasil investasi yang mampu menghasilkan keuntungan atau cuan (cerdas, cermat, cuan).
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyampaikan tiga kunci utama menjadi cerdas mengelola keuangan, yaitu 3M. Pertama, melek digital, dalam arti memahami dengan baik profil risiko sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi serta memprioritaskan instrumen yang resmi dan berizin.
"Kedua, merencanakan keuangan sejak dini dalam membangun kebiasaan positif mengatur pendapatan dan pengeluaran yang dapat dimulai dari menyisihkan dana darurat, menghindari utang konsumtif serta membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi," ujar dia dalam keterangannya dikutip Selasa, 25 November 2025.
Kemudian yang ketiga adalah bersikap seperti pelari Marathon bukan sprint karena dalam berinvestasi tidak ada yang instan, hasil investasi yang besar didapatkan dalam jangka panjang, sehingga jangan tergoda dengan imbal hasil investasi yang besar dengan waktu yang singkat.
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Farid Azhar Nasution menyebut pengelolaan keuangan yang bijak menjadi faktor penting untuk menjaga ketahanan dan keberlangsungan keuangan.
"Pada saat mendapatkan penghasilan, mulailah menyisihkan bukan menyisakan untuk menyiapkan dana cadangan dalam bentuk simpanan guna memenuhi kebutuhan operasional beberapa bulan ke depan (3-6 bulan) dan kondisi darurat (emergency fund)," jelasnya.
Setelah cadangan likuiditas cukup, lanjut dia, investasikan dana surplus ke instrumen bisnis yang dipahami, dengan mempelajari instrumen dan risikonya, serta memastikan legalitasnya.
"Bangun kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi secara terdiversifikasi sejak dini," ungkapnya. (*)