Logo
>

BKPM Dorong Investasi Naik 18 Persen, Target Ekonomi 8 Persen di 2025

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
BKPM Dorong Investasi Naik 18 Persen, Target Ekonomi 8 Persen di 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menargetkan peningkatan investasi hingga 18 persen pada tahun depan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditetapkan sebesar 8 persen pada 2025. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Nurul Ichwan, menyatakan bahwa angka ini telah beberapa kali disebutkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.

    "Presiden Prabowo telah berulang kali menegaskan bahwa ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai pertumbuhan 8 persen atau lebih tinggi, sesuai desain awal dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," kata Nurul dalam Indonesia-China Investment Forum 2024 di Nanning, China, Kamis, 26 September 2024.

    Untuk mewujudkan target ini, Indonesia perlu merealisasikan investasi sebesar Rp1.905 triliun pada 2025, meningkat 18 persen dari target investasi tahun ini yang mencapai Rp1.650 triliun. Hingga pertengahan 2024, realisasi investasi sudah mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari target, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.225.042 orang.

    Dari realisasi investasi tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang Rp408,2 triliun atau 49,2 persen, sementara penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp421,7 triliun atau 50,8 persen.

    "Indonesia tidak mungkin mencapai target itu sendirian. Itulah sebabnya kami harus bekerja sama dengan China,” katanya.

    Menurut Nurul, China berada di peringkat kedua atau ketiga dalam daftar negara investor terbesar di Indonesia, setelah Singapura dan Hong Kong. Namun, banyak investasi dari Singapura dan Hong Kong yang sebenarnya terafiliasi dengan China, sehingga secara keseluruhan, Nurul meyakini bahwa China merupakan investor terbesar di Indonesia.

    Menurutnya, ada beberapa alasan kuat yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik. Pasca-pandemi, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen setiap tahun. Selain itu, kekayaan sumber daya alam, seperti nikel, menjadi daya tarik tersendiri bagi industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang sedang berkembang di China.

    Pemerintah Indonesia juga mendukung hilirisasi dan menawarkan sejumlah insentif menarik bagi para investor, seperti tax holiday, tax allowance, serta kawasan ekonomi khusus (special economic zone).

    "Faktor-faktor tersebut memberikan peluang besar untuk bekerja sama dengan Indonesia, terutama di sektor hilirisasi yang didukung oleh kebijakan pemerintah," kata Nurul.

    Optimis Kejar Target

    Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, sebelumnya menyatakan pemerintah optimistis target realisasi investasi tahun 2024 akan tercapai. Dia menjelaskan, hingga semester pertama 2024, realisasi investasi baru mencapai 50,3 persen dari total target Rp1.650 triliun yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Sedangkan berdasarkan rencana strategis awal, target tersebut baru tercapai 67 persen dari Rp1.239,3 triliun. Namun, ia yakin tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun.

    “Kalau investasi kan target per 6 bulan pertama adalah 50,3 persen. Tapi kita melihat dengan investasi yang terus berjalan dan masuk, Insya Allah kita meyakini target akan tercapai pada akhir tahun ini sebesar Rp1.650 triliun,” kata Rosan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

    Selain itu, Rosan juga menyampaikan optimismenya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, target investasi tahun 2025 sebesar Rp1.905 triliun juga dapat tercapai. Menurutnya, apapun target yang ditetapkan, harus ditatap dengan keyakinan. “Kalau kita diberikan target, ya harus optimis,” ujarnya.

    Namun, Rosan mengeluhkan anggaran Kementerian Investasi/BKPM yang terus menyusut. Ia mengungkapkan, dari pagu anggaran yang diajukan sebesar Rp1,5 triliun untuk tahun 2025, hanya sekitar 43 persen atau Rp681 miliar yang disetujui.

    “Karena memang anggarannya ini kan cukup jauh dari yang kita mintakan sebesar 1,5 triliun. Kurang lebih itu harga 43-44 persen yang diberikan,” ungkapnya.

    Menurutnya, anggaran tersebut akan digunakan secara efektif dengan menyusun skala prioritas. “Kita diminta untuk melakukan penyesuaian sesuai dengan anggaran yang ada. Dan kami segera akan melakukan penyesuaian dan akan kami laporkan pada hari ini,” katanya.

    Lebih lanjut, Rosan menekankan pentingnya investasi sebagai penopang pertumbuhan ekonomi. Apalagi, kata dia, Prabowo telah menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di periode kepemimpinannya.

    Rosan berharap, pengajuan tambahan anggaran bisa disepakati oleh Komisi VI DPR agar sejalan dengan target pertumbuhan investasi. “Harapannya tentunya pertumbuhan investasinya target yang naik, anggarannya juga naik. Bukannya menurun. Tapi ya sekarang kita melihat anggarannya turun ya sudah kita kerjakan yang sebaik mungkin. Tapi ya tentunya ini kan masih berjalan ya. Harapannya dengan dukungan juga tadi yang penuh dari pimpinan dan juga anggota dewan yang terhormat dari Komisi VI,” kata Rosan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).