Logo
>

Pasar Asia-Pasifik Beragam, Sambil Menunggu Rilis Data Inflasi AS

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Pasar Asia-Pasifik Beragam, Sambil Menunggu Rilis Data Inflasi AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar Eropa diperkirakan akan dibuka dengan kecenderungan negatif, seiring para pelaku pasar menantikan rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada hari Rabu.

    Data indeks harga konsumen AS diperkirakan akan memberi petunjuk penting mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan 17-18 Desember mendatang. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi utama meningkat 0,3 persen pada bulan November dan 2,7 persen selama periode 12 bulan terakhir.

    Sementara itu, pasar Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada hari Rabu, setelah indeks utama Wall Street tergerus pada hari Selasa menjelang rilis data inflasi, dengan saham berjangka AS hampir tidak bergerak pada Selasa malam. Seperti dikutip cnbc di Jakarta, Rabu 11 Desember 2024.

    Inditex dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan, sementara OPEC juga akan mengeluarkan laporan bulanan mengenai pasar minyak pada hari Rabu ini.

    Ambil Langkah Startegis

    Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan mengambil langkah strategis dengan memangkas suku bunga. Langkah ini dipandang sebagai pendahulu bagi Amerika Serikat, yang diprediksi akan mengikuti langkah serupa minggu depan.

    Dengan kecenderungan global menuju pelonggaran kebijakan moneter yang lebih terkoordinasi, negara-negara maju kini terlihat bergeser untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah risiko inflasi yang mulai mereda.

    Para pejabat zona euro telah memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan memberikan pengurangan biaya pinjaman kedua, setelah pemotongan yang dilakukan pada Juli. Investor akan dengan cermat mengamati langkah ini untuk mengukur kemungkinan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut menjelang akhir 2024. Setidaknya, satu penurunan lagi diperkirakan akan terjadi tahun ini.

    Langkah ini terjadi bersamaan dengan pengurangan suku bunga oleh Bank of Canada pada 4 September, dan mempertegas pergeseran kebijakan di negara-negara maju, terutama menjelang langkah Federal Reserve yang diantisipasi pada 18 September.

    Pelonggaran dalam pertumbuhan upah zona euro pada kuartal kedua memberi ruang bagi para pembuat kebijakan untuk bertindak. Di sisi lain, laporan harga konsumen AS yang akan diumumkan pada Rabu, 11 September 2024 diperkirakan akan memperkuat keyakinan para pejabat Federal Reserve bahwa tekanan inflasi mulai terkendali, sejalan dengan data perekrutan tenaga kerja AS yang tidak memenuhi ekspektasi.

    Bagi para investor, pertanyaan besarnya adalah sejauh mana penurunan suku bunga ini akan membuka jalan bagi siklus pelonggaran yang lebih dalam. Apakah ini sekadar upaya meringankan ketegangan ekonomi, atau justru awal dari kebijakan yang lebih agresif untuk menstimulasi pertumbuhan?

    Menurut David Powell, ekonom senior dari BloombergEconomics, “Kami memperkirakan ECB akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada Desember. Namun, pertumbuhan upah yang tetap tinggi dan inflasi di sektor jasa seharusnya membuat ECB berhati-hati untuk tidak melakukan pemotongan lebih awal.”

    Fokus utama dalam pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde pada Kamis nanti akan tertuju pada prospek pertumbuhan, terutama dengan data terbaru yang menunjukkan bahwa ekspansi kuartal kedua lebih lemah dari perkiraan awal. Dewan Gubernur ECB diperkirakan akan lebih nyaman mengambil keputusan di pertemuan berikutnya setelah menerima prakiraan triwulanan yang baru.

    Dengan demikian, pemangkasan suku bunga lebih lanjut di Desember tampaknya lebih mungkin terjadi dibandingkan dengan pertemuan 17 Oktober mendatang. Di luar zona euro, data inflasi China, angka upah Inggris, dan keputusan suku bunga dari Pakistan hingga Peru akan menjadi sorotan penting di pekan ini.

    Bursa ekuitas Eropa tergelincir pada Kamis, 6 September 2024, seiring dengan data ekonomi yang bervariasi memicu kekhawatiran terkait pertumbuhan global, meskipun sektor yang sensitif terhadap suku bunga menunjukkan kenaikan. Indeks CAC 40 Prancis menjadi yang paling terdampak di antara indeks regional.

    Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup melemah 0,54 persen, turun 2,77 poin ke level 512,05. Sektor kesehatan, bahan kimia, dan barang-barang pribadi mengalami penurunan lebih dari 1 persen, menurut laporan Reuters.

    Tanda Pelemahan di Pasar Tenaga Kerja

    Kondisi ekonomi yang tidak stabil terus mempengaruhi sentimen pasar. Di Jerman, pesanan industri mengalami kenaikan yang melebihi ekspektasi sepanjang Juli, namun penjualan ritel zona euro justru mencatatkan penurunan tahunan. Ditambah dengan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat, investor cenderung berhati-hati menjelang rilis data non-farm payrolls AS pada Jumat.

    “Pesanan industri Jerman adalah kabar baik, tetapi fokus utama pasar saat ini adalah data ketenagakerjaan AS. Ketegangan terus meningkat menjelang rilis data pekerjaan tersebut, yang menjadi alasan mengapa terjadi aksi jual terus-menerus di pasar saham Wall Street dan Eropa,” ujar Ipek Ozkardeskaya, analis dari Swissquote Bank.

    Indeks acuan CAC 40 Prancis terperosok 0,92 persen, turun 69,01 poin ke level 7.431,96. Ini adalah penurunan ketiga berturut-turut, dipicu oleh kekhawatiran perlambatan di China, salah satu konsumen utama barang mewah. Saham-saham luxury brand jatuh lebih dari 3 persen, dengan LVMH dan Hermes International masing-masing tergerus 3,6 persen dan 6,4 persen.

    Di tengah sentimen negatif, pemilihan Michel Barnier sebagai perdana menteri Prancis sedikit meredakan kekhawatiran di pasar, terutama sektor perbankan dan obligasi pemerintah. Harapan stabilitas politik membantu mengangkat beberapa saham, meskipun investor masih berhati-hati.

    Indeks acuan DAX Jerman stagnan, turun tipis 0,08 persen atau 15,35 poin ke 18.576,50. Institut Ifo memperkirakan ekonomi Jerman akan mengalami stagnasi tahun ini, berbeda dengan prediksi sebelumnya yang mengharapkan pertumbuhan 0,4 persen.

    Indeks FTSE 100 Inggris juga turun 0,34 persen, atau 27,89 poin menjadi 8.241,71. Namun, sektor utilitas dan real estat yang sensitif terhadap suku bunga menjadi penggerak utama, masing-masing menguat lebih dari 1 persen, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan Federal Reserve.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.