KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha komoditas kakao untuk meningkatkan hilirisasi produknya agar makin bernilai tambah.
Upaya hilirisasi produk kakao juga dapat mempertahankan nilai jual yang ideal bagi produk kakao Indonesia, yang akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan petani kakao.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti usai meninjau pabrik Cau Chocolates di Kabupaten Tabanan, Bali, mengatakan, Indonesia sudah mengekspor kakao dalam bentuk yang berbeda-beda. Di antaranya ada yang diekspor dalam bentuk biji dan ada yang sudah melalui proses hilirisasi.
"Yang kita lihat di sini, kakao telah mengalami pemrosesan menjadi cokelat yang kemudian dikemas dengan bagus sehingga berdaya saing," ujar dia dalam keterangannya dikutip, Senin, 24 November 2025.
Yang perlu digarisbawahi adalah, kata Roro, bahwa sebetulnya hiliriasi tidak harus di industri skala besar, tapi juga bisa di lingkup usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru," katanya.
Lebih jauh, Roro menyatakan jika pihaknya dapat mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor dan memanfaatkan sejumlah perjanjian dagang yang sudah dimiliki Kemendag.
Roro menyebut jika Kemendag memiliki beberapa program yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha, khususnya untuk melebarkan pasar ke tingkat internasional.
Ia mengimbau pelaku usaha memanfaatkan perjanjian dagang dengan beberapa wilayah atau negara, seperti Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-Canada CEPA, dan Indonesia-Uni Eropa CEPA mendatang.
dirinya menilai pasar-pasar tersebut tampak menjanjikan, khususnya Eropa karena permintaanya terus tumbuh.
"Pasarnya sangat menekankan aspek keberlanjutan, mereka suka produk yang orientasinya ramah lingkungan, baik untuk kesehatan, dan produk organik. Tapi selepas itu juga jangan dilupakan pasar-pasar yang dekat dengan kita, seperti ASEAN. Kami akan coba sambungkan dengan beberapa perwakilan perdagangan kita di 33 negara yang siap membantu," pungkasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kakao, kakao olahan, dan makanan olahan berbahan dasar kakao Indonesia mencatatkan tren positif 16,20 persen pada 2021—2024.
Adapun pada Januari—September 2025, ekspornya tercatat sebesar USD 2,8 miliar atau melonjak 68,75 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang senilai USD 1,6 miliar.(*)