KABARBURSA.COM - Upaya pemerintah dalam menggencarkan pembangunan hunian untuk masyarakat kelas menengah dan ke bawah disebut-sebut bakal membawa dampak positif di sektor properti.
Pertumbuhan positif sektor properti tercermin dari hasil laporan Bank Indonesia (BI) terkait dengan perkembangan properti komersial pada triwulan III-2024.
Permintaan properti komersial untuk kategori sewa tumbuh 4,10 persen (year on year/YoY) atau naik 0,10 persen. Sedangkan untuk permintaan properti komersial kategori jual tumbuh 0,04 persen menjadi 0,31 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (YoY).
Sedangkan untuk indeks pasokan properti komersial untuk kategori sewa pada triwulan III-2024 tumbuh 0,3 persen menjadi 2,45 persen yoy jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya 2,15 persen pada triwulan II-2024. Sedangkan untuk kategori jual, tumbuh 0,05 persen menjadi 0,12 persen yoy.
Kemudian untuk indeks harga properti komersial kategori sewa tumbuh 0,25 persen menjadi 2,09 persen yoy dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan untuk kategori jual, turun 0,23 persen menjadi 0,63 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Indeks Permintaan Properti Komersial untuk kategori sewa pada triwulan III 2024 secara tahunan tumbuh 4,10 persen (YoY), meningkat dibandingkan triwulan II 2024 yang tumbuh 4,00 persen (YoY).
Peningkatan Indeks Permintaan untuk kategori sewa terutama terjadi pada segmen perkantoran sewa dan convention hall. Permintaan pada segmen perkantoran sewa mengalami kenaikan signifikan di kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Sedangkan permintaan untuk convention hall tercatat meningkat di Jakarta dan Palembang (Sumatera Selatan), serta untuk segmen hotel di Makassar (Sulawesi Selatan) dan Denpasar (Bali). Hal ini didorong oleh maraknya kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang diadakan oleh instansi pemerintah.
Permintaan pada segmen hotel juga menunjukkan peningkatan di sejumlah kota yang menjadi lokasi penyelenggaraan event nasional, seperti Balikpapan (Kalimantan Timur) dalam rangka kegiatan Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Medan (Sumatera Utara) untuk mendukung pelaksanaan PON XXI di Aceh dan Medan.
Di sisi lain, Indeks Permintaan Properti Komersial untuk kategori jual pada triwulan III 2024 mencatat pertumbuhan sebesar 0,27 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,31 persen (YoY).
Perlambatan ini disebabkan oleh rendahnya permintaan pada segmen lahan industri di beberapa kawasan suburban, seperti wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek), dan Cikarang.
Dampak ke Emiten di Sektor Properti
Analis Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Tribowo menilai, di bawah pemerintahan baru yang sedang fokus dalam pembangunan rumah dapat mendorong emiten di sektor properti meningkat kinerjanya.
“Kabinet baru dengan Komandan Maruar Sirait jelas sedang semangat membangun rumah, khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah,” kata Wahyu kepada Kabar Bursa, beberapa waktu lalu.
Wahyu menambahkan bahwa pemerintah juga memiliki kebijakan pendukung di sektor properti seperti rencana penghapusan PPN dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan program 3 juta rumah dari pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sementara faktor krusial yang mendorong kinerja emiten properti adalah potensi penurunan suku bunga acuan BI alias BI Rate pada kuartal akhir 2024.
“Kebijakan ekspansif moneter BI akan mendorong likuiditas sektor properti dan berpeluang meningkatkan kinerja pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga performa Kredit Pemilikan Apartemen (KPA),” ujarnya.
Pertumbuhan properti pada triwulan III-2024 dan upaya pemerintah membangun perumahan berimbas kepada beberapa emiten yang bermain di sektor properti, seperti halnya PT Plaza Indonesia Reality Tbk (PLIN), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), Ciputra Group (CTRA), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (MKPI).
Wahyu mengungkapkan, PLIN mencatat kenaikan pendapatan dan laba bersih belasan persen di tahun 2023. Perusahaan real estat dan properti ini membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 613,27 miliar pada 2023.
“Laba bersih PLIN naik Rp55,87 miliar atau 10,03 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp557,39 miliar. PLIN juga mencatatkan pertumbuhan pada pendapatan sebesar 18,53 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,10 triliun menjadi Rp1,30 triliun di tahun 2023,” ujarnya.
Beberapa emiten di sektor properti yang mencatatkan kinerja lumayan adalah MKPI. Nusantara Sejahtera Raya Tbk menunjukan kinerja yang meningkat di semester I-2024 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp473 miliar. Laba tersebut mengalami peningkatan 29.0 persen dibandingkan dengan capaian semester I sebelumnya.
Wahyu juga mengungkapkan bahwa PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga membukukan kinerja yang kuat pada semester pertama tahun 2024 dengan kenaikan pendapatan sebesar 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp3,26 triliun.
“Alhasil laba sebelum bunga dan bunga (EBITDA) naik 10,3 persen menjadi Rp1,79 triliun, dari sebelumnya Rp1,62 triliun. Kemudian laba bersih juga naik 30,7 persen menjadi Rp1,35 triliun, dari sebelumnya Rp1,03 triliun,” jelasnya.
Sedangkan untuk CTRA mencatatkan laba bersih Rp1,02 triliun pada semester I/2024 atau naik 32,12 persen secara tahunan.
“Laba per saham juga terkerek dari Rp42 menuju level Rp56 per saham. Kenaikan laba CTRA didorong oleh kinerja penjualan dan pendapatan usaha yang meraih Rp5,03 triliun hingga akhir Juni lalu, tumbuh 12,71 persen yoy,” jelasnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.