Logo
>

4 Juta Penumpang Gunakan Angkutan Udara di Mudik Lebaran

Ditulis oleh KabarBursa.com
4 Juta Penumpang Gunakan Angkutan Udara di Mudik Lebaran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan meramalkan lebih dari 4 juta penumpang akan memilih transportasi udara saat arus mudik dan arus balik Lebaran tahun 2024 Masehi/1445 Hijriah.

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ditjen Hubud akan mendirikan posko terpadu angkutan udara lebaran (angleb) 2024 di kantor pusat Kementerian Perhubungan dan akan melakukan pengawasan di beberapa bandara.

    "Posko Angleb akan beroperasi mulai 3 April 2024 hingga 18 April 2024 dengan pemantauan di 51 bandara domestik dan 16 bandara internasional," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni dalam keterangannya, Rabu 27 Maret 2024.

    Ditjen Hubud memperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penumpang pada periode Lebaran 2024 sebesar 12persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka ini melampaui jumlah penumpang pada tahun 2019, yang mengalami kenaikan 1persen.

    Diproyeksikan puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 Lebaran dengan jumlah penumpang mencapai 310.411, terdiri dari 261.206 penumpang domestik dan 49.205 penumpang internasional. Sedangkan, puncak arus balik diperkirakan mencapai 314.449 penumpang, terdiri dari 261.573 penumpang domestik dan 52.875 penumpang internasional, pada H+4 Lebaran.

    Untuk memastikan kesiapan kapasitas tempat duduk, Ditjen Hubud telah memperkirakan kebutuhan kapasitas angkutan udara. Dengan ketersediaan 420 armada pesawat dan proyeksi jumlah penumpang domestik angkutan udara lebaran 2024, maka dibutuhkan 329 pesawat udara. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kapasitas angkutan udara telah terpenuhi melalui kapasitas reguler.

    Kristi memerintahkan kepada semua penyelenggara angkutan udara untuk mempersiapkan sarana prasarana transportasi udara dan seluruh pendukungnya, termasuk personel dan prosedur pelayanan. Selain itu, aspek lain yang perlu diantisipasi adalah cuaca ekstrim dengan menyusun Contingency Plan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan dan Force Majeure (bencana alam), serta mengantisipasi ancaman keamanan dan ketertiban.

    Selain fasilitas sarana prasarana, penting juga untuk mempersiapkan manajemen keterlambatan pelayanan guna memastikan bahwa layanan kepada pengguna jasa transportasi udara tetap optimal," kata Kristi.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi