KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan Unusual Market Activity (UMA) kepada empat emiten pada Selasa, 23 Juli 2024. Adapun keempat saham yang dinyatakan UMA oleh BEI diantaranya, Keempat saham itu yakni PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE), PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO), PT Mitra Pack Tbk (PTMP), dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI).
Sebagaimana diketahui, UMA sendiri merupakan aktivitas pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada kurun waktu tertentu yang menurut penilaian BEI dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Kepala Divisi Pengawasan BEI, Yulianto Aji Sadono menuturkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan untuk mencermati perkembangan pola transaksi dari keempat emiten tersebut.
“Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham EMDE tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” kata Aji dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Selasa, 23 Juli 2024.
Lebih jauh, dia juga meminta para investor untuk terus mencermati kinerja perusahaan dan mengkaji rencana aksi korporasi jika rencana tersebut belum disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) masing-masing emiten.
“Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi,” tutupnya.
Kinerja Saham EMDE, PGJO, PTMP, dan TCPI di Semester I 2024
Berdasarkan data perdagangan RTI Business yang dikutip, Selasa, 23 Juli 2024, saham EMDE menghijau di semester pertama 2024. EMDE tercatat tumbuh hingga 88,52 persen dengan harga saham rata-rata Rp77 hingga Rp248 per lembar saham.
EMDE juga mencatat volume share sebesar 61,7 juta dengan saham yang diperdagangkan mencapai Rp8,1 miliar di semester awal 2024. Adapun frekuensi perdagangan EMDE sebesar 14,461 di awal semester.
Data Stockbit juga mencatat revenue EMDE sebesar Rp44 miliar dengan gross profit Rp28 miliar. Sementara Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) EMDE berada di level Rp31,40 miliar dengan net income Rp8 miliar.
Begitu juga dengan saham PGJO, menurut catatan RTI Business emiten tersebut juga tumbuh di awal semester 2024 sebesar 7,23 persen dengan harga rata-rata saham sebesar Rp75 hingga Rp94 per lembar.
Dalam satu semester, volume share PGJO tercatat sebesar 310,5 juta dengan saham yang diperdagangkan senilai Rp26,6 miliar. Sementara frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 26,037. Data Stockbit mencatat revenue PGJO sebesar Rp10 miliar dengan gross profit Rp1 miliar. Sementara net income PGJO Rp7 miliar.
Sementara TCPI, tercatat tumbuh lebih kecil dibandingkan EMDE dan PGJO, yakni sebesar 0,32 persen dengan harga rata-rata Rp6,725 hingga Rp8,650. Di awal semester 2024, volume share TCPI tercatat sebesar 1,3 miliar dengan saham yang diperdagangkan senilai Rp9,9 triliun. Sementara frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 268,440.
Data Stockbit mencatat revenue TCPI sebesar Rp429 miliar dengan gross profit Rp139 miliar. Sementara EBITDA TCPI berada di level Rp696,29 miliar dengan net income Rp49 miliar.
Nasib berbeda dialami saham PTMP. Dalam panel perdagangan RTI Business, PTMP tercatat mengalami penurunan di awal semester 2024 sebesar 71,50 persen dengan harga rata-rata Rp52 hingga Rp338 per lembar saham.
Volume Share
Sementara volume share PTMP, dalam satu semester tercatat sebanyak 14 miliar dengan nilai saham yang diperdagangkan sebesar Rp2,6 triliun. Adapun frekuensi perdagangan sebesar 1,741,222 di awal semester.
Data Stockbit mencatat revenue PTMP sebesar Rp43 miliar dengan gross profit Rp15 miliar. Sementara EBITDA PTMP berada di level Rp26,13 miliar dengan net income Rp3 miliar.
PTPM sendiri masuk kategori UMA lantaran sahamnya mengalami terjun bebas pada panel perdagangan Senin, 22 Juli 2024 lalu. Dalam sepekan terakhir, PTMP juga ngelami down trend hingga 56.20 persen.
Adapun PTPM sendiri sempat masuk dalam jajaran emiten elite indeks LQ45 pada 1 Februari 2024 hingga 1 Mei 2024 kendati memiliki nilai kapitalisasi pasar yang relative lebih kecil.
Diketahui, LQ45 merupak indeks saham utama yang ada di BEI. Adapun LQ45 terdiri dari 45 saham pilihan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dibandingkan perusahaan yang melantai di BEI lainnya.
Peningkatan Harga Saham
Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis pengumuman unusual market activity (UMA) atas saham PT Megapolitan Development Tbk (EMDE). Hal ini lantaran terjadi peningkatan harga saham EMDE di luar kebiasaan.
“Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) di luar kebiasaan (unusual market activity),” jelas pengumuman BEI, Selasa, 22 Juli 2024.
BEI menekankan pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham EMDE tersebut, BEI saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Pasalnya, saham Megapolitan Development (EMDE) diparkir melejit 34,31 persen ke level Rp184 pada perdagangan 22 Juli kemarin. Sejumlah 9,94 juta saham ditransaksikan, frekuensi 900 kali, dan nilai transaksi Rp1,8 miliar.
Dalam satu pekan terakhir saham ini melesat 65,77 persen dan dalam satu bulan terakhir saham EMDE melambung 124,39 persen.