KABARBURSA.COM - 50 tahun beroperasi, PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatat, sudah menghasilkan sebanyak 1.900 ton emas atau 61,2 juta ounces emas dalam produksi yang dilakukan sejak tahun 1973.
Katri Krisnati, Vice President Corporate Communications PTFI, menjelaskan bahwa perusahaan telah beroperasi di Tembagapura, Mimika, Papua sejak tahun 1967, dan ekspor perdana konsentrat tembaga ke Jepang dilakukan pada tahun 1973.
"PTFI telah berproduksi selama 50 tahun sejak 1973. Produksi utama konsentrat tembaga mencapai 43,1 miliar pound tembaga, dan produksi emas sekitar 1.900 ton atau 61,2 juta ounces emas," ungkap Katri sebagaimana dikutip CNBC Indonesia.
Pernyataan Katri juga menjawab klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyatakan bahwa selama 60 tahun beroperasi, Freeport telah menghasilkan sekitar 3.000 ton emas. Katri menegaskan bahwa harga emas sangat fluktuatif dari tahun ke tahun.
Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI, melaporkan bahwa pada tahun 2023, PTFI berhasil menyetorkan lebih dari Rp 40 triliun kepada negara melalui pajak, royalty, dividen, dan pungutan lainnya. Nilai tersebut juga termasuk kontribusi sebesar Rp 9 triliun kepada pemerintah daerah.
Proyek smelter Freeport di Gresik, yang akan selesai pada tahun ini, diproyeksikan akan menghasilkan rata-rata 50 ton emas per tahunnya hingga tahun 2041. Dengan jumlah produksi emas yang tinggi dan harga emas yang cenderung meningkat, kontribusi pendapatan kepada negara dari Freeport diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari sebelumnya.