Logo
>

ADHI dapat PMN Rp2 Triliun, Pertumbuhan Laba Kuat

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
ADHI dapat PMN Rp2 Triliun, Pertumbuhan Laba Kuat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Adhi Karya (Persero) (ADHI) mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,09 triliun dari APBN untuk tahun anggaran 2025. Dana ini direncanakan untuk menyelesaikan dua proyek strategis nasional (PSN).

    Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson, mengatakan suntikan modal tersebut akan dialokasikan untuk proyek jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo sebesar Rp1,92 triliun dan jalan tol Yogyakarta-Bawen sebesar Rp173 miliar.

    Menurut Entus, permintaan PMN ini diajukan karena perubahan kondisi pada pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen. Pertama, terjadi kenaikan biaya konstruksi dan investasi dari Rp14,2 triliun menjadi sekitar Rp18,3 triliun guna menjaga cagar budaya seperti Selokan Mataram dan situs-situs penting lainnya.

    Kedua, terjadi peningkatan saham Adhi Karya dari 12,5 persen menjadi 13,16 persen karena pemegang saham lainnya tidak melakukan setoran modal pada 2022.

    Perubahan juga terjadi pada pembangunan tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo dengan perubahan saham ADHI dari 24 persen menjadi 47,18 persen.

    Pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo sepanjang 96,57 km oleh Adhi Karya dibagi dalam tiga tahap. Tahap I mencakup Kartasura-Purwomartani sepanjang 42,37 km, Purwomartani-Maguwoharjo sepanjang 3,62 km, dan Trihanggo-Junction Sleman sepanjang 3,25 km. Tahap II menghubungkan Junction Sleman-Purworejo sepanjang 38,5 km, dan Tahap III Maguwoharjo-Trihanggo sepanjang 8,75 km.

    "Semua pekerjaan ini akan selesai pada 2026," kata Entus, Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.

    Sementara itu, jalan tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 74,94 km terdiri dari enam seksi, yakni Sleman-Banyurejo, Banyurejo-Borobudur, Borobudur-Magelang, Magelang-Temanggung, Temanggung-Ambarawa, dan Ambarawa-JC Bawen. Jalan tol ini direncanakan selesai pada semester II tahun 2027.

    "Dengan adanya PMN, PT Adhi Karya akan mampu mendukung penyelesaian PSN, menjaga kesehatan keuangan perusahaan, serta meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing perusahaan," kata Entus.

    Profil Adhi Karya

    PT Adhi Karya (Persero) Tbk, perusahaan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi, memiliki berbagai aktivitas utama seperti jasa konstruksi, engineering procurement construction, properti dan real estate, serta investasi infrastruktur. Salah satu proyek monumental yang telah mereka selesaikan adalah Jalan Tol Benoa di Bali, yang merupakan jalan tol di atas laut pertama di Indonesia.

    Pada 2017, Adhi Karya mencatat perolehan kontrak baru untuk proyek Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Seksi 1A. Selain itu, mereka juga menandatangani kontrak proyek LRT Jabodebek serta meraih kontrak baru untuk pembangunan pemukiman Township Tanah Putih.

    PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki struktur pemegang saham yang didominasi oleh Negara Republik Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 64,33 persen atau setara dengan 5,41 miliar saham. Sementara itu, masyarakat non-warkat menguasai 35,67 persen saham atau sekitar 3 miliar saham, dan masyarakat warkat memegang kurang dari 0,0001 persen atau 10.000 saham.

    Fluktuasi Saham

    Jumlah pemegang saham tercatat mengalami fluktuasi selama tahun ini. Mengutip Stockbit, pada 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham perusahaan dengan kode emiten ADHI ini tercatat sebanyak 49.157, turun sebanyak 433 pemegang dari bulan sebelumnya. Pada 31 Mei 2024, tercatat 49.590 pemegang saham, juga mengalami penurunan sebesar 386 pemegang dibandingkan bulan sebelumnya. Pada 30 April 2024, jumlah pemegang saham mencapai 49.976, berkurang 541 pemegang dari bulan sebelumnya.

    Namun, ada peningkatan pada Maret dan Februari 2024. Pada 31 Maret 2024, jumlah pemegang saham meningkat menjadi 50.517, naik 598 pemegang dibandingkan bulan sebelumnya. Pada 29 Februari 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 49.919, mengalami peningkatan sebesar 1.871 pemegang dibandingkan Januari 2024 yang tercatat sebanyak 48.048 pemegang saham, dengan kenaikan 12 pemegang dari bulan sebelumnya.

    Pertumbuhan Laba Oke

    ADHI mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan pada 2023, dengan kenaikan sebesar 48,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mengutip RTI Business, pada 2022, pendapatan tumbuh sebesar 17,51 persen, sementara pada 2021 hanya sebesar 6,49 persen. Namun, pada 2020, perusahaan mengalami penurunan pendapatan sebesar 29,27 persen, setelah sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2,22 persen pada 2019. Secara kumulatif, selama lima tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 40,66 persen.

    Pertumbuhan laba bersih perusahaan juga menunjukkan peningkatan yang mengesankan. Pada 2023, laba bersih tumbuh sebesar 163,43 persen, dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 47,22 persen. Pada 2021, pertumbuhan laba bersih mencapai 130,16 persen, namun pada 2020, laba bersih anjlok sebesar 96,39 persen. Secara kumulatif, selama lima tahun terakhir, pertumbuhan laba bersih tercatat sebesar 247,47 persen.

    Untuk pertumbuhan laba per saham (EPS), PT Adhi Karya juga mencatat kenaikan signifikan pada 2023 sebesar 163,43 persen. Pada tahun 2022, EPS menurun sebesar 37,65 persen, setelah sebelumnya pada 2021 mengalami kenaikan sebesar 130,16 persen. Tahun 2020, EPS turun drastis sebesar 96,39 persen, sedangkan pada 2019 hanya tumbuh sebesar 3,05 persen. Secara kumulatif, selama lima tahun terakhir, pertumbuhan EPS tercatat sebesar 162,60 persen.

    Sementara itu, pertumbuhan dividen per saham (DPS) tidak mengalami perubahan dari 2020 hingga 2023, dengan masing-masing tahun mencatat 0,00 persen. Pada 2019, DPS mengalami penurunan sebesar 48,47 persen, dan secara kumulatif selama lima tahun terakhir, pertumbuhan DPS tercatat sebesar -48,47 persen

    Dalam periode satu tahun terakhir, ADHI mencatatkan volume perdagangan saham sebanyak 8,1 miliar lembar saham. Dari total volume tersebut, 12,02 persen merupakan transaksi beli asing (FBuy) sebesar 862,3 juta lembar saham, sedangkan 87,98 persen merupakan transaksi domestik. Dalam transaksi domestik, pembelian (DBuy) mencapai 7,2 miliar lembar saham (44,66 persen), sementara penjualan (DSell) mencapai 7,0 miliar lembar saham (43,32 persen).

    Dari sisi nilai transaksi atau turnover, dalam satu tahun terakhir tercatat sebesar Rp2,9 triliun. Dari jumlah ini, 11,53 persen merupakan nilai pembelian asing (FBuy) sebesar Rp296,5 miliar, sementara 88,47 persen adalah nilai transaksi domestik. Untuk transaksi domestik, pembelian (DBuy) mencapai Rp2,6 triliun (44,81 persen), sedangkan penjualan (DSell) mencapai Rp2,5 triliun (43,66 persen).

    Namun, secara keseluruhan, tercatat adanya penjualan bersih asing (Net Foreign Sell) di seluruh pasar sebesar 65,76 miliar, baik di pasar reguler (RG Market) maupun keseluruhan pasar (ALL Market). Tidak ada catatan pembelian bersih asing (Net Foreign Buy) di pasar non-reguler (NG + TN).

    Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada aktivitas perdagangan yang tinggi di kalangan investor domestik, ada kecenderungan keluar dari investor asing selama periode ini. Hal ini perlu menjadi perhatian investor yang mempertimbangkan sentimen pasar internasional terhadap saham ADHI.

    Secara keseluruhan, ADHI menawarkan peluang investasi yang menarik dengan potensi pertumbuhan yang kuat, namun investor perlu mempertimbangkan volatilitas pendapatan dan kebijakan dividen perusahaan sebelum membuat keputusan investasi.(pin/nil)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).