KABARBURSA.COM - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) resmi melakukan penandatanganan kontrak Proyek EPCC Jetty dan Propylene Storage Tank Polytama milik PT. Polytama Propindo di Jakarta.
Dalam keterangan resminya, perusahaan menyampaikan proyek EPCC Jetty dan Propylene Storage Tank Polytama terletak di Balongan Indramayu dengan total perolehan kontrak sebesar Rp. 756 juta selama durasi 20 bulan.
"Proyek ini merupakan bagian penting untuk menunjang target pencapaian produksi Plant Polytama, yang pada kondisi saat ini berproduksi 240 KTA dan akan ditingkatkan menjadi 300 KTA," tulis perusahaan melalui keterangannya dikutip, Rabu, 11 September 2024.
Menurut perusahaan BUMN ini, pembangunan New Jetty diperlukan karena kebutuhan peningkatan kapasitas shipment yang bisa bersandar di Jetty RU VI Balongan, yang tadinya terbatas hanya bisa disandari dengan kapal dengan kapasitas 1600 ton menjadi kapal dengan kapasitas 3000 ton.
Perolehan kontrak ini juga merupakan pencapaian penting bagi ADHI untuk terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan konstruksi di Indonesia.
Adapun di sisi lain, proyek ini diharapakan dapat diselesaikan secara 'OTOBOSORO" On Target, On Budget, On Spec, On Safety dan On Returned.
Raih Penghargaan IKN
Sebelumnya diberitakan, ADHI sukses meraih penghargaan Project Manager Penyedia Jasa Terbaik Pada Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diberikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono pada saat acara Festival Merdeka peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di lingkungan Kementerian PUPR.
Penghargaan diberikan kepada Project Manager ADHI Ir Dyota Wiradhian, ST, yang turut hadir di dalam acara Festival Merdeka untuk menerima penghargaan untuk Proyek Pembangunan Intake Sepaku Jaringan Pipa Transmisi Sungai Sepaku.
Intake Sepaku dibangun ADHI dengan konsep Bendung Gerak yang dapat mengalirkan air baku sebesar 3.000 liter/ detik dan meminimalisir banjir di kawasan Ibu Kota Nusantara.
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi, mengapresiasi dedikasi, komitmen, dan peran aktifnya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara. Tentunya, prestasi yang diraih ini terwujud karena kerja sama tim yang baik. Prestasi ini menjadi bentuk komitmen ADHI terhadap kualitas pembangunan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Selain itu, ADHI juga kembali menegaskan komiitmennya dalam pembangunan tanda tangan tiga kontrak strategis di bidang konstruksi air di Lingkungan BBWS Pemali Juana, BWS Bali-Penida dan BWS Kalimantan III. Adapun penandatanganan kontrak pertama adalah dengan proyek di lingkungan BBWS Pemali Juana, yaitu CWP-IDG Wulan River Improvement Works Package I and Satreyan River Works, yang merupakan pekerjaan normalisasi sungai Wulan dan pekerjaan sudetan sungai Satreyan.
Penandatanganan kontrak kedua adalah proyek di Lingkungan BWS Bali-Penida, yaitu proyek Kuta-Legian-Seminyak Beach Conservation Works Package 2 yang merupakan pekerjaan Beach Fill, Offshore Breakwater, Demolition of Stand Stopper dan Extension of Culvert Drainage.
Penandatanganan Kontrak di Lingkungan BWS Kalimantan III, yaitu proyek Peningkatan Kapasitas Sungai Veteran Kota Banjarmasin Tahap I yang merupakan pekerjaan revitalisasi sungai dan bangunan pelengkapnya.
“Penandatanganan tiga kontrak dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ini merupakan pencapaian penting bagi ADHI sebagai BUMN Konstruksi, yang terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin vdalam sektor konstruksi air. Dengan pengalaman panjang dan keahlian yang solid, ADHI berkomitmen untuk menghadirkan solusi konstruksi yang tidak hanya tangguh dan inovatif tetapi juga berkelanjutan,” terang manajemen ADHI, dikutip Rabu 4 September 2024.
Manajemen ADHI menyampaikan setiap proyek yang dikerjakan ADHI adalah refleksi dari dedikasi perusahaan terhadap kualitas dan tanggung jawab lingkungan, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari visi ESG ( Environmental, Social, and Governance) yang diusung perusahaan.
Sebelumna, PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 12 triliun selama periode Januari-Juli 2024.
Corporate Secretary Adhi Karya, Rozi Sparta mengatakan, perolehan kontrak baru hingga Juli 2024 berasal dari pekerjaan proyek gedung sebesar 50 persen, sumber daya air 29 persen, proyek jalan & jembatan sebesar 9 persen.
“Sedangkan sisanya diperoleh dari proyek properti dan manufaktur,” ujarnya dikutip dari laman Keterbukaan Informasi BEI.
Apabila dilihat dari sumber pendanaan, pemerintah (pemerintah, BUMN/D, loan) paling mendominasi raihan kontrak baru dengan 81 persen, dan sisanya dari swasta 19 persen.
“Sedangkan sisanya diperoleh dari proyek properti dan manufaktur,” ujarnya dikutip dari laman Keterbukaan Informasi BEI.
Apabila dilihat dari sumber pendanaan, pemerintah (pemerintah, BUMN/D, loan) paling mendominasi raihan kontrak baru dengan 81 persen, dan sisanya dari swasta 19 persen.
Kemudian dari lini bisnis, perolehan kontrak baru masih didominasi 90 persen dari engineering & construction. Diikuti property & hospitality 4 persen, manufacture 4 persen, serta investment & concessions 2 persen.
Sampai dengan Juli 2024, ADHI berhasil memperoleh beberapa kontrak besar, antara lain Sarana & Prasarana Tambak Udang Sumbawa KKP RI, Istana Wakil Presiden, EPCC Jetty & Propylene Storage Tank, serta Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase II.
Dari sisi pergerkan sahamnya, ADHI pada hari ini dibuk memerah pada level 310 namun hingga penutupan saham I, sahamnya naik hingga 316 , namun justru sahamnya menurrun kembali pada level 310. ADHI memiliki volume share saham sebesar 33.22 miliar dengan turnover Rp10.35 juta dan frekuensi hingga 2,312 kali dibagikan sahamnya.