Logo
>

Agung Podomoro (APLN) Beberkan Q1 Pendapatan

Perusahaan properti Agung Podomoro mencatat pendapatan Rp874 miliar tahun ini namun belum pernah bagikan dividen.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Agung Podomoro (APLN) Beberkan Q1 Pendapatan
Agung Podomoro Land. Foto: dok APLN

KABARBURSA.COM – Di tengah dinamika ekonomi nasional yang masih dibayangi oleh ketidakpastian global, PT Agung Podomoro Land Tbk atau dalam kode saham APLN, perusahaan properti yang telah berkiprah lebih dari lima dekade, kembali menunjukkan daya tahannya. 

Mengawali tahun 2025 dengan semangat optimisme, perusahaan yang bergerak di sektor properti residensial dan komersial ini berhasil mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp874,5 miliar pada kuartal pertama atau melonjak 22,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp712,8 miliar.

Corporate secretary Agung Podomoro Land, Justini Omas menjelaskan lonjakan kinerja tersebut bukan semata hasil keberuntungan pasar, melainkan buah dari strategi jangka panjang dan adaptasi cepat perusahaan terhadap perubahan perilaku konsumen. 

Justini mengatakan bahwa pencapaian ini adalah cerminan dari ketangguhan strategi perusahaan di tengah pasar properti yang kian menuntut inovasi. “Kondisi pasar properti saat ini menuntut pelaku industri untuk lebih adaptif dan fokus pada kebutuhan masyarakat urban. APLN menjawab hal itu dengan menghadirkan produk-produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai dengan gaya hidup dan daya beli masyarakat,” ujar Justini dalam siaran tertulis yang diterima KabarBursa.com di Jakarta pada Rabu, 30 April 2025.

Ia bercerita pertumbuhan APLN pada awal tahun ini terutama disokong oleh proyek-proyek strategis perusahaan yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Podomoro City Deli Medan dan Podomoro Golf View menjadi dua nama proyek yang berperan besar dalam mendorong pengakuan penjualan perusahaan. 

Penjualan unit apartemen melonjak sebesar 186,9 persen, dari hanya Rp88,6 miliar pada kuartal pertama 2024 menjadi Rp254,4 miliar di periode yang sama tahun ini. Sementara itu, penjualan rumah toko (ruko) pun ikut meningkat tajam sebesar 95,2 persen, mencapai Rp73,9 miliar.

APLN juga membukukan peningkatan pengakuan penjualan sebesar 56,6 persen menjadi Rp575,0 miliar dibandingkan Rp367,1 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, pendapatan berulang sedikit terkoreksi sebesar 13,3 persen menjadi Rp299,5 miliar, akibat dari penjualan unit Pullman Ciawi Vimala Hills yang sebelumnya menjadi salah satu kontributor utama recurring income. Meski demikian, perusahaan masih mampu menjaga momentum pertumbuhan berkat kontribusi proyek baru dan strategi diversifikasi produk yang solid.

Dari sisi profitabilitas, Agung Podomoro mencatatkan perbaikan signifikan. Laba kotor meningkat 23,0 persen dari Rp266,7 miliar menjadi Rp328,1 miliar. Yang lebih mencolok, rugi bersih perusahaan berhasil ditekan hingga 97,8 persen dari Rp109,9 miliar menjadi hanya Rp55,5 miliar. Angka ini menandakan bahwa strategi efisiensi biaya yang diterapkan di berbagai lini operasional mulai membuahkan hasil nyata dan membawa perusahaan menuju jalur profitabilitas yang lebih sehat.

Seiring dengan sinyal pemulihan sektor properti yang semakin nyata, didorong oleh berbagai stimulus dari pemerintah seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), APLN melihat 2025 sebagai tahun penuh peluang. 

“Kenaikan ini mencerminkan bahwa sektor residensial kembali menjadi pilihan investasi menarik, seiring pulihnya kepercayaan konsumen dan meningkatnya kebutuhan hunian yang terintegrasi,” kata Justini. 

Ia juga menegaskan bahwa Agung Podomoro akan terus meluncurkan produk-produk yang relevan dengan kebutuhan pasar, termasuk hunian terjangkau untuk kalangan menengah dan proyek-proyek mixed-use yang mendukung gaya hidup urban.

Justini meyakini bahwa fundamental perusahaan yang kuat, ditopang pengalaman panjang serta tim manajemen yang adaptif, akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan berkelanjutan Agung Podomoro di masa depan. Dengan fundamental yang kuat dan strategi bisnis yang adaptif, Agung Podomoro akan terus memainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan sektor properti nasional.

PT Agung Podomoro Land Tbk sendiri merupakan bagian dari Agung Podomoro Group dan memiliki rekam jejak panjang dalam industri properti Indonesia. Dengan 41 anak usaha, 13 entitas dengan kepemilikan tidak langsung, serta 5 entitas asosiasi, APLN telah mengembangkan lebih dari 50 proyek dalam satu dekade terakhir—termasuk apartemen low cost, hunian high-end, pusat perbelanjaan, hotel, hingga kawasan terpadu di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Medan, Batam, dan Makassar. Mengusung misi sebagai pelopor gaya hidup harmonis, APLN terus menempatkan dirinya sebagai pengembang yang tidak hanya membangun properti, tetapi juga membangun kehidupan masyarakat urban Indonesia.

Dilansir dari perdagangan sahamnya, harga saham APLN saat ini Rp93 per lembarnya. Meski catat pendapatan tergolong tinggi perusahaan tersebut belum pernah membagikan dividennya.

Dampak Negatif Terhadap Investor Saham

1. Tidak Ada Dividen

  • Meski mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan efisiensi, APLN belum memberikan dividen. Bagi investor yang mencari pendapatan pasif (dividend play), ini menjadi sinyal negatif, dan dapat menurunkan minat investor institusi jangka panjang.

2. Recurring Income Menurun

  • Penurunan pendapatan berulang (recurring income) menandakan ketergantungan pada penjualan one-off, seperti apartemen atau ruko. Ini membatasi predictability dan kestabilan arus kas jangka panjang.

3. Harga Saham Murah Tapi Tidak Liquid

  • Dengan harga saham Rp93 per lembar, APLN masuk kategori saham gorengan bagi sebagian investor. Risiko volatilitas tinggi, spread besar, dan likuiditas rendah tetap harus diperhatikan.

Dampak Positif Terhadap Investor Saham

1. Kinerja Operasional Membaik Signifikan

  • Penurunan rugi bersih 97,8 persen adalah sinyal positif bahwa APLN mulai menekan beban dan berbalik arah menuju profitabilitas.
  • Kenaikan penjualan properti yang signifikan menunjukkan bahwa demand sektor residensial dan komersial kembali menggeliat.

2. Momentum Sektor Properti Nasional

  • Didukung oleh stimulus PPN DTP dari pemerintah, sektor properti saat ini memiliki katalis jangka pendek yang kuat. Hal ini dapat mendorong revaluasi harga saham properti termasuk APLN.

3. Proyek Strategis di Kota Besar

  • Fokus pada kawasan besar seperti Medan, Depok, Jakarta, Batam memberi peluang monetisasi aset yang kuat jika pasar properti terus pulih.

Kesimpulan Dan Rekomendasi Investor

 PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencuri perhatian pelaku pasar dengan capaian kinerja kuartal I 2025 yang cukup menjanjikan. Emiten properti yang telah berkiprah selama lebih dari lima dekade ini membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,7 persen year-on-year menjadi Rp874,5 miliar. Lonjakan signifikan terjadi pada penjualan apartemen yang naik 186,9 persen, serta penjualan ruko yang tumbuh 95,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap hunian vertikal dan komersial mulai pulih, seiring meningkatnya kepercayaan pasar terhadap sektor properti.

Lebih lanjut, APLN berhasil menekan rugi bersih secara drastis hingga 97,8 persen dari Rp109,9 miliar menjadi hanya Rp55,5 miliar. Peningkatan efisiensi biaya di berbagai lini operasional mulai membuahkan hasil nyata dan membuka peluang bagi perusahaan untuk mencatatkan laba bersih di kuartal-kuartal berikutnya. Meski pendapatan berulang (recurring income) mengalami penurunan 13,3 persen akibat pelepasan unit Pullman Ciawi, perusahaan tetap mampu menjaga pertumbuhan total melalui kontribusi proyek baru yang strategis seperti Podomoro City Deli Medan dan Podomoro Golf View.

Bagi investor, berita ini memberikan sinyal campuran. Di satu sisi, perbaikan kinerja dan efisiensi yang signifikan memberikan optimisme bahwa APLN berada di jalur pemulihan yang sehat. Selain itu, berbagai stimulus pemerintah seperti insentif PPN DTP memperkuat katalis jangka pendek bagi sektor properti. Proyeksi pertumbuhan proyek residensial dan mixed-use yang relevan dengan kebutuhan masyarakat urban juga menjadi nilai tambah.

Namun, di sisi lain, fakta bahwa APLN belum pernah membagikan dividen hingga saat ini menjadi pertimbangan penting, khususnya bagi investor yang mengandalkan pendapatan pasif. Harga saham yang masih berada di kisaran Rp93 per lembar membuatnya rentan terhadap volatilitas tinggi dan kurang likuid bagi investor institusional.

Secara keseluruhan, APLN kini berada dalam fase transisi yang menarik. Bagi investor oportunistik dan spekulatif, saham ini dapat menjadi salah satu kandidat turnaround story yang patut dipantau, terutama jika tren pemulihan sektor properti terus berlanjut dan perusahaan berhasil membukukan laba bersih konsisten. Namun, bagi investor konservatif, disarankan untuk menunggu hingga APLN menunjukkan stabilitas kinerja yang lebih kuat dan mulai memberikan dividen sebagai bentuk imbal hasil kepada pemegang saham.

Dengan fundamental yang mulai membaik, strategi manajemen yang adaptif, serta potensi pertumbuhan proyek-proyek urban ke depan, APLN membuka peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari fase pemulihan pasar properti nasional.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".