KABARBURSA.COM - Komisioner KPUD Jakarta, Doddy, memastikan bahwa Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa Ahok, bisa mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Jakarta di Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Kepastian ini muncul karena Ahok telah melewati masa pembersihan setelah bebas dari penjara pada tahun 2019.
“Setelah masa jeda 5 tahun berlalu, yang bersangkutan [Ahok] memiliki hak untuk mencalonkan diri,” ujar Doddy kepada wartawan, dikutip dari berbagai media, Selasa 23 Juli 2024.
Doddy menambahkan bahwa KPUD ingin memastikan setiap warga negara bisa menggunakan hak pilih dan dipilihnya, tentunya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“KPU sangat fokus pada hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, itu adalah hak paling konstitusional,” tegasnya.
“Tentu kami akan mengikuti peraturan perundang-undangan, termasuk keputusan MK dan undang-undang yang sudah ditetapkan,” lanjutnya.
Doddy juga menjelaskan bahwa ketentuan untuk menjadi calon gubernur atau wakil gubernur bukanlah mantan terpidana, melainkan sudah melewati masa jeda selama lima tahun setelah bebas dari penjara.
“Telah melewati masa jeda lima tahun dan yang bersangkutan mengumumkan secara jujur dan terbuka bahwa dia adalah mantan terpidana,” jelasnya.
Sebelumnya, mencuat kabar tentang persaingan kembali antara mantan gubernur DKI Jakarta tahun 2017-2022, Anies Baswedan, dan mantan gubernur DKI Jakarta tahun 2014-2017, Ahok.
Isu ini muncul seiring kabar batalnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung mantan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebagai calon gubernur di wilayah Jakarta. Koalisi tersebut dikabarkan akan menggandeng PDIP untuk mencalonkan Ahok.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, enggan memberikan respons tegas mengenai sosok calon gubernur atau wakil gubernur partai berlambang kepala banteng tersebut di Pilkada Jakarta. PDIP juga sempat mengabarkan akan mengusung Anies dengan PKB.
“Jakarta masih sangat dinamis,” kata Hasto kepada wartawan kala itu.
Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal dengan nama Ahok, adalah salah satu tokoh politik paling mencolok dalam sejarah Pilkada Jakarta. Perjalanan politiknya penuh dengan dinamika yang menarik dan kontroversial, mencerminkan keunikan serta kompleksitas politik di ibu kota Indonesia.
Perjalanan Ahok dan Pilkada Jakarta
Ahok pertama kali masuk ke panggung politik Jakarta ketika ia terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, mendampingi Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu terpilih sebagai Gubernur. Duet Jokowi-Ahok membawa angin segar dengan program-program pro-rakyat yang inovatif dan transparan. Mereka berhasil mendapatkan simpati dan dukungan besar dari warga Jakarta.
Pada tahun 2014, setelah Jokowi terpilih menjadi Presiden Indonesia, Ahok secara otomatis naik jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinannya, Ahok melanjutkan banyak program yang telah dimulai bersama Jokowi, seperti penertiban bantaran sungai, pembangunan infrastruktur, dan reformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pada Pilkada 2017, Ahok kembali mencalonkan diri sebagai gubernur. Pilkada ini menjadi sangat kontroversial dan penuh gejolak. Meskipun awalnya memiliki dukungan kuat, perjalanan kampanye Ahok terganggu oleh tuduhan penistaan agama yang muncul dari sebuah pidato yang dianggap menghina Al-Qur'an. Kasus ini memicu protes besar-besaran dan Ahok pun diadili serta dinyatakan bersalah. Pada Mei 2017, ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara.
Dalam Pilkada 2017, Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat dan menghadapi pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pada putaran kedua, Ahok-Djarot kalah dari Anies-Sandi dengan selisih suara yang cukup signifikan. Kekalahan ini menandai berakhirnya masa jabatan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Setelah menjalani masa hukuman penjara, Ahok dibebaskan pada Januari 2019. Pasca pembebasan, Ahok tetap aktif di ranah publik dan politik, meski tidak langsung terjun kembali ke dunia politik praktis. Ia kini fokus pada berbagai aktivitas sosial dan bisnis, serta tetap menjadi figur yang diperhitungkan dalam kancah politik nasional.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, spekulasi tentang kembalinya Ahok ke panggung politik Jakarta semakin menguat. Dengan telah lewatnya masa larangan lima tahun bagi mantan narapidana untuk mencalonkan diri, Ahok kini memiliki peluang untuk kembali bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk partai politik besar seperti PDIP, menambah kekuatan potensial Ahok untuk mencalonkan diri kembali.
Sejarah Ahok dalam Pilkada Jakarta mencerminkan perjalanan penuh liku dari seorang politisi yang tak hanya kontroversial, tetapi juga memiliki dedikasi kuat untuk perubahan. Pengalaman dan dinamika yang ia alami membuatnya tetap menjadi salah satu tokoh paling menarik dalam politik Indonesia.
Para Pengusaha Pendukung Ahok
Dalam perjalanan politiknya, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk para pengusaha terkemuka di Indonesia. Berikut adalah beberapa pengusaha yang dikenal memberikan dukungan kepada Ahok:
- Sandiaga Uno Meskipun akhirnya menjadi pesaing dalam Pilkada 2017, Sandiaga Uno pernah dikenal sebagai salah satu pendukung Ahok. Sebagai seorang pengusaha sukses, Sandiaga memiliki jaringan yang luas dan pengaruh signifikan dalam dunia bisnis Indonesia.
- James Riady CEO Lippo Group, James Riady, merupakan salah satu pengusaha besar yang diketahui mendukung Ahok. Lippo Group memiliki banyak proyek dan investasi besar di Jakarta, dan James Riady melihat Ahok sebagai pemimpin yang mampu mendorong pembangunan dan menciptakan iklim investasi yang baik di ibu kota.
- Chairul Tanjung Pengusaha media dan ritel besar, Chairul Tanjung, juga diketahui mendukung Ahok. Chairul, yang memiliki Trans Corp dan berbagai bisnis lainnya, sering kali memberikan pandangan positif terhadap kepemimpinan Ahok dalam mengelola Jakarta.
- Hary Tanoesoedibjo Meskipun Hary Tanoesoedibjo kemudian lebih dikenal sebagai pendukung kubu oposisi, pada awalnya ia pernah menunjukkan dukungan terhadap kebijakan-kebijakan Ahok, terutama yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi.
- Erick Thohir Pengusaha yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir, dikenal sebagai teman dekat Ahok. Erick, dengan latar belakang di media dan olahraga, memberikan dukungan moral dan logistik yang kuat untuk Ahok selama masa kampanye dan kepemimpinannya.
- Agus Martowardojo Mantan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, meskipun tidak secara langsung terlihat dalam kampanye, diketahui memiliki pandangan positif terhadap kepemimpinan Ahok, terutama dalam hal pengelolaan anggaran dan transparansi.
- Rosano Barack Sebagai salah satu pengusaha terkemuka di bidang properti dan media, Rosano Barack mendukung kebijakan-kebijakan Ahok yang pro-pembangunan dan transparan. Dukungan ini memperkuat posisi Ahok di kalangan pengusaha besar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.