KABARBURSA.COM - Mark Zuckerberg, pendiri Meta, mengkritik perusahaan teknologi lain yang mengembangkan alat kecerdasan buatan (AI), dengan mengatakan bahwa mereka berusaha untuk "menciptakan Tuhan."
Zuckerberg, yang perusahaannya sendiri menawarkan berbagai produk AI, menyatakan bahwa pendekatan Meta berbeda dari yang lain. Ia mengklaim bahwa Apple, Google, dan OpenAI, misalnya, mengembangkan alat AI yang tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
"Saya merasa sangat kecewa ketika orang-orang di industri teknologi berbicara tentang membangun AI yang sebenarnya," kata Zuckerberg, Minggu, 30 Juni kemarin.
"Sepertinya mereka mengira mereka menciptakan Tuhan atau semacamnya. Dan sepertinya, bukan itu yang kami lakukan," tambahnya menegaskan.
Zuckerberg menjelaskan bahwa Meta fokus mengembangkan AI yang membantu orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti kacamata Meta dan Ray-Ban yang menampilkan layar mengambang di bidang penglihatan pemakainya.
Ia bercita-cita agar produk ini dapat menyertakan tampilan holografik penuh namun tetap terlihat seperti kacamata biasa.
Selain itu, Zuckerberg juga membahas Llama 3, model AI terbaru dari Meta, yang ia sebut hampir menyamai model terbaik yang ada di luar sana."
Pernyataan Zuckerberg ini menimbulkan pertanyaan tentang etika dan tujuan pengembangan AI.
.Apakah AI memang harus dibatasi untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, atau apakah boleh digunakan untuk tujuan yang lebih ambisius, seperti menciptakan teknologi yang lebih canggih?
Gelang Pembaca Pikiran
Bos Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan bahwa gelang yang dapat membaca sinyal otak dan memungkinkan pengguna untuk mengetik hanya dengan berfikir atau ‘think-to-type’ akan segera hadir.
Dalam sebuah podcast Morning Brew Daily pada Jumat, 16 Februari 2024, Zuckerberg menjelaskan bahwa gelang antarmuka saraf futuristik perusahaannya, yang menginterpretasikan sinyal otak pengguna ke otot-otot di tangan, akan menjadi produk yang tersedia dalam beberapa tahun mendatang.
Saat diminta oleh pembawa acara untuk memberikan contoh tentang kekuatan kecerdasan buatan di masa depan, Zuckerberg membicarakan tentang gelang wearable elektromiografi (EMG) dari Meta.
Gelang tersebut akan menafsirkan "sinyal sistem saraf” yang dikirim dari otak pengguna ke tangan, mengubahnya menjadi kontrol gerakan yang lebih akurat daripada yang dapat ditafsirkan oleh kecerdasan buatan berbasis kamera.
"Pada dasarnya, Anda akan dapat mengetik dan mengontrol sesuatu dengan memikirkan bagaimana Anda ingin menggerakkan tangan Anda, tetapi itu bukan gerakan yang besar," ungkap Zuckerberg.
Pada Meta Connect 2022, Meta memberikan penjelasan mendalam tentang konsep EMG.
Antarmuka saraf ini menawarkan hasil yang lebih baik daripada pelacakan berbasis kamera karena dapat terus berkembang dalam memahami gerakan pengguna berdasarkan sinyal otak yang diberikan.
Zuckerberg menekankan bahwa pengguna akan memiliki antarmuka yang sepenuhnya pribadi, karena bahkan gerakan jari terkecil sekalipun dapat dikonversi menjadi sinyal otak yang kuat.
Tantangan dari visi ini adalah membuktikan bahwa teknologi ini dapat berkembang hingga dapat mengetik dan berinteraksi hanya dengan tangan.
Antarmuka saraf ini pertama kali diperkenalkan oleh Meta pada 2017 dalam acara F8, dengan harapan dapat memungkinkan pengguna mengetik hanya dengan pikiran tanpa implan invasif.
Regina Dugan, kepala divisi R&D Facebook Building 8, menjelaskan bahwa tujuannya adalah memungkinkan orang mengetik dengan kecepatan 100 kata per menit, hanya dengan pikiran.
Pengumuman ini terjadi setelah Elon Musk mengklaim keberhasilan Neuralink, perusahaan yang menanamkan chip ke otak manusia untuk menggerakkan mouse hanya dengan pikiran.
Persaingan antara Musk dan Zuckerberg telah menjadi sorotan, terutama setelah tantangan pertandingan di ring yang tak kunjung selesai.
30 Persen Keuntungan Usaha Mark Zuckerberg dari Instagram
Meta Platform Inc, pemilik Instagram, memperoleh hampir 30 persen pendapatannya dari Instagram pada paruh pertama tahun 2022, menurut pengajuan pengadilan yang untuk pertama kalinya mengungkapkan berapa banyak uang yang dihasilkan oleh layanan foto dan video populer tersebut.
Menurut dokumen yang dirilis dalam gugatan antimonopoli Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) untuk membubarkan perusahaan tersebut, Instagram menghasilkan USD22 miliar pada tahun 2020 atau 26 persen dari total penjualan Meta.
Pendapatan Instagram melonjak menjadi USD32,4 miliar pada 2021 atau 27 persen dari bisnis Meta. Aplikasi ini menyumbang USD16,5 miliar dalam enam bulan pertama tahun 2022.
Angka-angka tersebut mengkonfirmasi bahwa Instagram tumbuh lebih cepat dibandingkan bagian lain di dunia jejaring sosial Meta.
Meskipun demikian, Meta tidak membagi pendapatan Instagram selama laporan pendapatan kuartalannya, dan seorang juru bicara perusahaan menolak berkomentar.
Selain itu, Meta meminta hakim untuk membatalkan kasus FTC sebelum persidangan pada Jumat, dengan mengatakan lembaga tersebut belum membuktikan bahwa akuisisi Instagram dan WhatsApp merugikan konsumen. Ini menunjukkan sikap perusahaan dalam menanggapi gugatan yang diajukan terhadapnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.