KABARBURSA.COM - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Ahmad Muslim melihat fenomena menipisnya stok maupun meningkatnya harga beras saat puasa Ramadan dan lebaran Idulfitri.
"Ini ada faktor psikologis di masyarakat gitu. Jadi masyarakat ini ya dia pengin makan enak," ujarnya dalam webinar, Selasa, 5 Maret 2024.
Adanya faktor psikologis itu, lanjutnya, membuat masyarakat tidak ingin memiliki pasokan bahan pangan yang sedikit sehingga jumlah belanja meningkat.
"Ya kemudian stok beras, stok makanan cukup, oleh karena itu mereka cenderung membeli lebih banyak ya bisa dikatakan mungkin dengan kata lain menimbun," jelas dia.
Apalagi dalam Ramadan ada satu syarat yaitu zakat fitrah. Beras menjadi salah satu kewajiban yang sering dipakai menjadi pemenuh syarat tersebut.
"Kondisi seperti inilah yang membuat stok ataupun suplai beras sedikit menurun dan otomatis membuat harga beras semakin tinggi," kata Muslim.
Namun demikian, Muslim menegaskan pemerintah harus mengambil langkah mitigasi terhadap fenomena tersebut.
"Karena itu sebenarnya mitigasi antisipasi mungkin ya pemerintah harus tegas," ucapnya.
"Ya Karena produksi kita rendah jadi impor itu sebuah keniscayaan bagi pemerintah," pungkasnya. (ari/prm)