Logo
>

Akademisi Soroti Fenomena Masyarakat Jelang Puasa-Lebaran

Ditulis oleh Syahrianto
Akademisi Soroti Fenomena Masyarakat Jelang Puasa-Lebaran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Ahmad Muslim melihat fenomena menipisnya stok maupun meningkatnya harga beras saat puasa Ramadan dan lebaran Idulfitri.

    "Ini ada faktor psikologis di masyarakat gitu. Jadi masyarakat ini ya dia pengin makan enak," ujarnya dalam webinar, Selasa, 5 Maret 2024.

    Adanya faktor psikologis itu, lanjutnya, membuat masyarakat tidak ingin memiliki pasokan bahan pangan yang sedikit sehingga jumlah belanja meningkat.

    "Ya kemudian stok beras, stok makanan cukup, oleh karena itu mereka cenderung membeli lebih banyak ya bisa dikatakan mungkin dengan kata lain menimbun," jelas dia.

    Apalagi dalam Ramadan ada satu syarat yaitu zakat fitrah. Beras menjadi salah satu kewajiban yang sering dipakai menjadi pemenuh syarat tersebut.

    "Kondisi seperti inilah yang membuat stok ataupun suplai beras sedikit menurun dan otomatis membuat harga beras semakin tinggi," kata Muslim.

    Namun demikian, Muslim menegaskan pemerintah harus mengambil langkah mitigasi terhadap fenomena tersebut.

    "Karena itu sebenarnya mitigasi antisipasi mungkin ya pemerintah harus tegas," ucapnya.

    "Ya Karena produksi kita rendah jadi impor itu sebuah keniscayaan bagi pemerintah," pungkasnya. (ari/prm)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.