KABARBURSA.COM - September tak ceria. Di penghujung bulan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7527, atau turun sebanyak 2.20 persen pada perdagangan Senin, 30 September 2024.
Mengutip RTI Business, pada penutupan perdagangan hari ini terdapat 202 saham menguat, 383 saham melemah, dan 216 saham mengalami stagnan. Adapun volume transaksi mencapai Rp24,38 miliar dan turnover sebesar Rp17,109 triliun, dengan frekuensi 1,365,571.
Di sisi lain, terdapat sejumlah saham yang menduduki top gainers yakni KIOS (28 persen), PKPK (22,15 persen), BOBA (15,73 persen), BRMS (15 persen), dan PYFA (11,82 persen).
Sementara saham yang menduduki top losers di antaranya PMPP (-10,7 persen), MLPL (-9,41 persen), TOBA (-8,57 persen), BREN (-8,01 persen), dan LABA (-7,66 persen).
Serupa dengan penutupan, pada pagi tadi IHSG juga dibuka melemah ke level 7, 672 atau turun sebesar 0,32 persen.
IHSG Pekan Ini Diramal Terpengaruh Modal Asia Timur
IHSG pekan ini juga diprediksi akan dipengaruhi modal Asia Timur. Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi para investor asing.
“Di samping indikasi profit taking, peningkatan appetite pasar terhadap pasar modal Asia Timur turut menekan IHSG sejalan dengan net sell investor asing signifikan dalam beberapa hari perdagangan terakhir,” tulis analisa Phintraco Sekuritas, Minggu, 29 September 2024.
Adapun stimulus-stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Tiongkok, dinilai belum berdampak pada sektor manufaktur dalam negeri di bulan September 2024 ini. Adapun Indeks Manufaktur Indonesia diperkirakan masih berada di level 49.5 pada September ini.
“Indeks manufaktur Indonesia diperkirakan berada di 49.5 di September 2024, naik terbatas dari 48.9 di Agustus 2024,” tulis Phintraco.
Selanjutnya, harga-harga terindikasi mengalami kenaikan di September 2024 dari kenaikan inflasi inti ke 2,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di September 2024 dari 2,02 persen yoy di Agustus 2024.
Sementara pada penutupan indeks-indeks Wall Street Jumat, 26 September 2024, berakhir beragam. Meski demikian, DJIA (+0.33 persen) berhasil membukukan level tertinggi baru di akhir pekan kemarin.
Adapun sentimen lainnya berasal dari indikasi perlambatan inflasi dari penurunan Personal Consumption Expenditure (PCE) ke 2,2 persen yoy di Agustus 2024 dari 2,5 persen yoy di Juli 2024.
“Data ini memvalidasi agresivitas pemangkasan suku bunga the Fed dalam FOMC terakhir,” jelasnya.
Prediksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2024
Pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia bisa berdampak terhadap IHSG. Mirae Asset Sekuritas memperkirakan dengan adanya pemotongan suku bunga acuan itu, memproyeksikan IHSG berada di level 7.915 hingga akhir 2024.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan target IHSG yang diusung pada September 2024 itu mengalami kenaikan jika dibandingkan target sebelumnya yakni 7585.
“Faktor yg bisa membuat IHSG ke level 7915 terakait dengan pemangkasan suku bunga, baik dari The Fed maupun BI,” ujar dia kepada media beberapa waktu lalu.
Selain pemangkasan suku bunga, Martha melihat kenaikan IHSG tersebut juga ditopang dengan adanya event besar di akhir tahun ini yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Kemudian optimisme kepada pemerintahan baru, lalu di semester II pertumbuhan ekonomi lebih bagus karena ada event besar, Pilkada, dan didukung oleh nilai tukar yang stabil,” tuturnya.
IHSG Alami Perubahan Tipis Pekan Lalu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan tipis pada selama satu pekan 23—27 September 2024.
Perubahan IHSG selama sepekan sebesar 0,60 persen menjadi berada pada level 7.696,916 dari 7.743,004 pada pekan lalu. Adapun pergerakan investor pada kemarin, Jumat 28 September 2024, mencatat nilai bersih sebesar Rp493,27 milyar.
“Dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun,” tulis manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu, 28 September 2024.
Adapun pada pekan kemarin, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa adalah 9,64 persen menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pekan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan yang lalu.
“Sedangkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 14,72 persen menjadi 23,94 miliar lembar saham dari 28,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” tulis manajemen BEI.
Pada pekan lalu, Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami perubahan sebesar 1,02 persen menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun.
Walau begitu, pasar bursa RI berhasil menutup perdagangan naik tipis dari pekan sebelumnya. Hanya saja, kali ini pasar bursa tidak dapat mempertahankan posisi terbaiknya dan harus terkoreksi cukup dalam.(*)