KABARBURSA.COM - Emiten distribusi bahan bakar minyak dan kimia, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), akan mengalihkan saham treasuri senilai Rp78,09 miliar dengan menjual 156,5 juta saham hasil buyback seharga Rp499 per saham. Pelaksanaan opsi ini akan dimulai pada 1 Agustus 2024.
Saham treasuri sendiri adalah saham perusahaan yang telah dibeli kembali oleh perusahaan itu sendiri dari pemegang saham di pasar terbuka atau melalui penawaran langsung. Saham-saham ini tidak dihitung sebagai bagian dari saham yang beredar dan tidak memiliki hak suara atau hak dividen.
Alokasi pengalihan saham treasuri ini mencakup sekitar 46,5 persen dari total 336,30 juta saham hasil buyback. Buyback tersebut diselesaikan pada 12 Juni 2020 dengan harga Rp350,94 per saham, di mana perusahaan mengeluarkan dana sebesar Rp118,13 miliar.
Rencana pengalihan saham buyback ini mengacu pada surat No.027/L-AKRCS/2024 tertanggal 20 Maret 2024, yang menyatakan bahwa perusahaan akan mengalihkan sebagian saham hasil buyback melalui program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (MSOP).
Pengalihan ini akan dilakukan dalam 3 tahap selama periode 2024-2026. Setelah transaksi pengalihan saham treasuri untuk program MSOP selesai, akan tersisa 179.805.000 lembar saham hasil buyback.
”Selanjutnya, sisa saham buyback akan dijual kembali ke pasar saham sesuai dengan harga telah ditentukan oleh peraturan berlaku,” tegas Suresh Vembu, Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo.
Kinerja Keuangan AKRA
Sementara itu, sepanjang tahun 2023 lalu, PT AKR Corporindo Tbk ini melaporkan laba bersih sebesar Rp2,78 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 15,18 persdn dari capaian tahun sebelumnya, 2022, yang mencapai Rp2,40 triliun.
Dari laporan keuangan yang dirilis pada Kamis, 21 Maret 2024, kenaikan laba tersebut disebabkan oleh pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang mencapai Rp41,81 triliun. Meskipun demikian, pendapatan tersebut mengalami penurunan sebesar 11,53 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp47,26 triliun.
Secara keseluruhan, perusahaan mencatat total pendapatan sebesar Rp42,08 triliun, mengalami penurunan sebesar 11,48 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp47,53 triliun.
Meskipun demikian, kinerja perusahaan tetap tergolong positif. Perusahaan mencatat pendapatan dari berbagai segmen yang meningkat, termasuk laba penjualan atau pengalihan aset tetap yang naik 107,65 persen menjadi Rp14,6 miliar.
Selain itu, laba dari selisih kurs juga mencapai Rp6,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar Rp45,9 miliar. Pendapatan usaha lainnya juga meningkat 150,03 persen menjadi Rp48,9 miliar.
Lebih lanjut, laba bersih AKRA pada kuartal I 2024 yang dapat diatribusikan kepada pemegang entitas induk mencapai Rp595 miliar. Namun, AKRA mencatatkan pendapatan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp9,81 triliun.
Hal tersebut diakibatkan karena penurunan pendapatan pada segmen perdagangan dan distribusi yang disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata serta aktivitas penambangan akibat cuaca buruk dan kondisi lainnya.
Secara rinci, AKR mencatat pendapatan sebesar Rp387 miliar di segmen kawasan industri dari penjualan tanah, sewa tanah dan utilitas. Dengan EBITDA selama kuartal I 2024 mencapai Rp832 miliar.
Haryanto, Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk menerangkan AKR terus menjaga pertumbuhan laba selama tahun 2024. Segmen perdagangan dan distribusi diperkirakan akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan BBM dan bahan kimia di segmen pertambangan pada tahun 2024.
“Secara keseluruhan, kami berhasil melanjutkan momentum pertumbuhan sejak tahun 2022 ketika kami mencapai tingkat profitabilitas baru. Kami tetap yakin akan mampu mencapai pertumbuhan laba neto sesuai guidance sebesar 12-15 persen di tahun 2024,” tutupnya.
Target AKRA 2024
Lebih jauh Suresh Vambu mengatakan, pada tahun 2024 ini menargetkan penjualan akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2023, AKRA berhasil membukukan penjualan sebesar 91 hektare.
"Di tahun 2024, kami menargetkan penjualan tanah sebesar 120-130 hektare, di mana di dalamnya sudah termasuk CSPA yang telah ditandatangani tahun lalu yang kita usahakan untuk bukukan di tahun ini," katanya.
Ia menerangkan, untuk bisnis utama di perdagangan dan distribusi bahan bakar dan kimia dasar, AKRA akan mempertahankan pertumbuhan konsisten dengan cara antara lain menjaga kualitas layanan, secara aktif lakukan investasi untuk infrastructure supply kimia dan BBM di Indonesia timur untuk suplai ke klien-klien, terutama yang berkaitan dengan hilirisasi di Indonesia bagian timur.
Lebih lanjut, untuk industrial estate, AKRA melihat pertumbuhan yang signifikan semenjak Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) mendapatkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dapat memberikan keuntungan secara fiskal maupun non-fiskal.
"Selain itu, pelabuhan yang terintegrasi serta koneksi intermoda dan koneksi yang strategis juga menarik perhatian para investor khususnya investor asing," ujar Suresh.
Ia menambahkan, untuk bisnis AKRA yang sedang berkembang lainnya juga menunjukkan progres yang menjanjikan seperti bisnis retail yaitu bp AKR, juga menunjukkan perkembangan yang signifikan dengan pengembangan lokasi SPBU di area-area yang strategis.
Suresh menilai di tahun ini tidak ada tantangan yang signifikan bisnis kawasan industri. Saat ini investor yang berinvestasi di JIIPE melihat jauh ke depan, terutama dengan potensi hilirisasi di Indonesia yang dibutuhkan untuk menjadi negara yang memiliki value-added.
"Sehingga, investor masih cukup optimis untuk berinvestasi di JIIPE dengan progres yang signifikan," pungkas Suresh. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.