Logo
>

Aksi Dua Bos Keruk Saham Sendiri, Selamatkan Perusahaan?

Ditulis oleh Yunila Wati
Aksi Dua Bos Keruk Saham Sendiri, Selamatkan Perusahaan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Senin, 11 November 2024, dua petinggi perusahaan tampak melakukan aksi borong saham perusahaan. Aksi ini disebut-sebut guna menyelamatkan emiten.

    Yang pertama adalah pembelian saham yang dilakukan oleh Shanti Puruhita, Direktur Utama IPCM. Dan kedua oleh Hendra Purnama, Direktur MTEL.

    Kedua transaksi tersebut menambah porsi kepemilikan saham masing-masing individu di perusahaan terkait dan memberikan gambaran terkait dengan keputusan investasi serta arah masa depan kedua perusahaan.

    PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) 

    Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) Shanti Puruhita, melakukan pembelian saham pada tanggal 7 November 2024 sebanyak 580.000 lembar saham dengan harga Rp272 per saham.

    Dengan tambahan pembelian ini, kepemilikan saham langsung Shanti Puruhita meningkat menjadi 1.072.100 lembar saham, yang setara dengan 0,0203173 persen dari total saham yang beredar di perusahaan tersebut.

    Sebelumnya, pada tahun 2023, Puruhita juga telah membeli 465.100 lembar saham dengan harga berkisar antara Rp281,82 hingga Rp282 per saham.

    Menurut keterangan dari Corporate Secretary IPCM Eddy Haristiani, tujuan pembelian saham ini adalah untuk investasi, dengan kepemilikan saham langsung. Setelah pembelian saham ini, Puruhita kini menjadi salah satu pemegang saham dengan kepemilikan signifikan di IPCM.

    Walaupun demikian, pada perdagangan saham pada 11 November 2024, saham IPCM tercatat mengalami penurunan sebesar Rp2, atau sekitar 1 persen, menjadi Rp268 per lembar saham.

    PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)

    Di sisi lain, Hendra Purnama, Direktur PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), juga melakukan pembelian saham pada tanggal yang sama, 7 November 2024. Hendra membeli sebanyak 1.700.000 lembar saham MTEL dengan harga Rp582 per saham.

    Setelah transaksi tersebut, total kepemilikan saham Hendra Purnama di MTEL menjadi 5,13 juta lembar saham, yang setara dengan 0,00614 persen dari saham yang beredar di perusahaan.

    Sebelumnya, Hendra juga telah membeli sebanyak 1.200.000 lembar saham MTEL pada 18 Desember 2023 dengan harga Rp636 per saham.

    Seperti halnya dengan IPCM, tujuan pembelian saham oleh Hendra Purnama di MTEL juga diklaim untuk tujuan investasi dengan status kepemilikan saham langsung. Namun, pada hari yang sama, saham MTEL tercatat mengalami penurunan sebesar Rp10, atau sekitar 2 persen, menjadi Rp575 per lembar saham.

    Penurunan harga ini menunjukkan fluktuasi pasar yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor eksternal maupun internal perusahaan.

    Transaksi pembelian saham oleh kedua direktur perusahaan ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap masa depan kedua perusahaan meskipun di tengah fluktuasi harga saham yang terjadi.

    Keputusan investasi oleh para petinggi perusahaan dapat dilihat sebagai indikasi bahwa mereka masih optimis terhadap prospek jangka panjang IPCM dan MTEL.

    Namun, fluktuasi harga saham yang terjadi setelah pembelian ini, dengan penurunan yang tercatat pada 11 November 2024, menggambarkan ketidakpastian pasar yang mungkin dipengaruhi oleh kondisi eksternal, kinerja perusahaan, atau sentimen investor.

    Meski demikian, penambahan kepemilikan saham oleh Shanti Puruhita dan Hendra Purnama dapat dianggap sebagai sinyal positif bagi investor lainnya untuk melihat potensi perusahaan tersebut di masa mendatang.

    Pembelian saham oleh para direktur ini juga menunjukkan bahwa mereka lebih memilih untuk melakukan investasi jangka panjang dalam perusahaan mereka, dengan fokus pada pengembangan lebih lanjut dan pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Ke depan, investor perlu memantau kinerja kedua perusahaan ini dan melihat apakah adanya keputusan-keputusan strategis yang akan berdampak pada stabilitas dan pertumbuhan saham keduanya.

    Tentang IPCM dan MTEL

    PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), yang dikenal dengan nama dagang IPC Marine, adalah anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berfokus pada layanan maritim.

    Perusahaan ini menyediakan jasa pemanduan dan penundaan kapal, angkutan laut, serta layanan maritim lainnya. IPCM beroperasi di berbagai pelabuhan di Indonesia, termasuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

    PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Desember 2017. Dalam penawaran umum perdana saham (IPO) tersebut, IPCM menawarkan 1.215.506.500 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dan harga penawaran Rp380 per saham.

    Dana yang diperoleh dari IPO digunakan untuk beberapa keperluan, antara lain:

    • Modal Kerja: Sebesar Rp43,9 miliar dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan.
    • Investasi Armada: Rp227,2 miliar digunakan untuk pembangunan empat kapal tunda, sementara Rp90,5 miliar dialokasikan untuk pembangunan satu kapal tunda dan tiga kapal pandu.
    • Investasi Lainnya: Sisa dana sebesar Rp77,7 miliar direncanakan untuk kebutuhan investasi lainnya pada tahun 2022.

    Dengan strategi ini, IPCM berupaya memperkuat kapasitas operasionalnya dalam menyediakan layanan pemanduan dan penundaan kapal di berbagai pelabuhan Indonesia.

    Sementara, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), yang dikenal sebagai Mitratel, adalah anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi, khususnya layanan penyewaan menara telekomunikasi.

    Mitratel resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.

    Dari penawaran umum perdana (IPO) tersebut, Mitratel berhasil menghimpun dana sebesar Rp18,46 triliun setelah dikurangi biaya terkait. Dana tersebut dialokasikan untuk belanja modal sebesar Rp16,61 triliun dan modal kerja sebesar Rp1,84 triliun.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79