KABARBURSA.COM - Pada awal perdagangan Kamis 18 April 2024 kemarin, indeks utama Wall Street membuka dengan kekuatan, didorong oleh rebound saham chip. Sementara itu, investor memperhatikan komentar dari pejabat Federal Reserve untuk menilai prospek penurunan suku bunga.
Menurut laporan dari Reuters, pada pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 93,90 poin, atau 0,25 persen, mencapai level 37.847,21. S&P 500 juga menguat sebanyak 9,31 poin, atau 0,19 persen, ke level 5.031,52, sedangkan Nasdaq Composite naik 22,32 poin, atau 0,14 persen, ke level 15.705,70.
Saham Micron Technology mengalami kenaikan sebesar 1,6 persen setelah muncul laporan bahwa perusahaan pembuat chip memori tersebut akan menerima hibah dari Departemen Perdagangan AS, senilai lebih dari US$ 6 miliar, untuk membantu pendanaan proyek pabrik chip dalam negeri.
Saham-saham terkait chip lainnya, seperti Advanced Micro Devices, Nvidia, dan Broadcom, juga mengalami kenaikan antara 0,4 persen hingga 1,3 persen dalam perdagangan pra-pasar.
Rebound ini terjadi setelah Indeks Semikonduktor Philadelphia mengalami penurunan lebih dari 3 persen pada hari Rabu. Indeks tersebut juga turun hampir 13 persen dari rekor tertingginya bulan lalu, di tengah berkurangnya spekulasi terkait penurunan suku bunga.
"Secara umum, fundamental akan mendukung saham-saham chip, namun setelah reli yang kuat, wajar jika terjadi sedikit aksi ambil untung," kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index.
Pada sesi sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street ditutup melemah, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat kerugian untuk hari keempat berturut-turut. Investor masih terkendala oleh kekhawatiran terhadap prospek suku bunga yang diumumkan oleh The Fed.
Pejabat Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester, menyatakan bahwa tekanan inflasi diperkirakan akan menurun lebih lanjut tahun ini, yang akan memberi ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga. Namun, hal ini akan dilakukan hanya jika The Fed yakin bahwa inflasi akan mencapai target 2 persen secara konsisten.
Michelle Bowman, pejabat Federal Reserve lainnya, mengatakan bahwa kemajuan dalam menurunkan tingkat inflasi AS mungkin akan terhenti. Dia menyoroti bahwa masih ada keraguan apakah tingkat suku bunga saat ini sudah cukup tinggi untuk memastikan pencapaian target inflasi 2 persen.
"Ini bukanlah saat yang tepat bagi The Fed untuk memangkas suku bunga, mengingat data yang ada saat ini," ujar Cincotta.
Investor akan mengikuti dengan cermat komentar dari pejabat Federal Reserve New York, John Williams, dan rekan sejawatnya dari Atlanta, Raphael Bostic.
Secara terpisah, dari segi data, jumlah klaim baru tunjangan pengangguran yang diajukan oleh warga Amerika untuk pekan yang berakhir pada 13 April mencapai 212.000, sedikit di bawah perkiraan ekonom sebesar 215.000 menurut survei Reuters.