KABARBURSA.COM - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah mulai mereda, sementara aktivitas bisnis di Amerika Serikat (AS) melambat. Penurunan stok minyak mentah AS membatasi penurunan harga minyak.
Pada Kamis 25 April 2024 pukul 7.36 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2024 di New York Mercantile Exchange mengalami penurunan tipis sebesar 0,01 persen menjadi USD 82,73 per barel dari posisi sebelumnya di USD 82,81 per barel.
Sementara harga minyak Brent kontrak Juni 2024 di ICE Futures turun ke USD 87,95 per barel dari posisi kemarin di USD 88,02 per barel.
Dalam sepekan ini, harga kedua acuan minyak cenderung stabil di kisaran sempit. “Tampaknya fundamental perdagangan kita cenderung menuju sedikit penyesuaian di Timur Tengah,” kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics kepada Reuters.
"Persepsi deeskalasi antara Iran dan Israel dapat mengurangi harga minyak USD 5-USD 10 per barel dalam beberapa bulan mendatang," analis Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan. Para analis memperkirakan batas atas Brent adalah USD 90 per barel.
Stok minyak mentah AS turun 6,4 juta barel menjadi 453,6 juta barel pada pekan yang berakhir 19 April, kata EIA. Penurunan persediaan ini terbalik jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 825.000 barel.
Penarikan minyak mentah yang besar adalah akibat dari ekspor minyak mentah yang sangat tinggi, kata analis UBS Giovanni Staunovo. Namun hal ini mungkin hanya terjadi sekali saja, karena data awal pelacakan kapal tanker pada minggu ini menunjukkan ekspor yang lebih rendah.
Aktivitas bisnis AS menurun pada bulan April ke level terendah dalam empat bulan. S&P Global mengatakan bahwa Indeks Output PMI Komposit, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 50,9 pada bulan ini dari 52,1 pada bulan Maret.
Bank sentral AS diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya merangsang permintaan minyak.
Sementara kekhawatiran mengenai ketegangan geopolitik di Timur Tengah mereda, konflik Israel-Hamas terus berkobar dengan beberapa serangan terberat dalam beberapa minggu pada hari Selasa. Sumber Reuters pada hari Rabu mengatakan Israel sedang bersiap untuk mengevakuasi Rafah menjelang serangan yang dijanjikan terhadap kota tersebut.