KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (EXCL) resmi menambah portofolionya dengan mengakuisisi unit bisnis residensial PT Link Net Tbk (LINK) pada 26 September 2024, melalui kesepakatan transaksi senilai Rp1,87 triliun. Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya XL Axiata untuk memperluas penetrasi layanan jaringan hybrid fixed-coaxial (HCF) dan fiber to the home (FTTH) ke segmen konsumen residensial di Indonesia.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPS) yang digelar pada 23 September 2024, para pemegang saham LINK sepakat menyetujui rencana pengalihan unit bisnis Business-to-Consumer (B2C) ini kepada XL Axiata. Adapun transaksi ini juga mencakup penyewaan jaringan HCF/FTTH kepada XL Axiata untuk mendukung produk jaringan XL yang akan melayani pelanggan residensial yang sebelumnya dikelola oleh LINK.
Perjanjian pengalihan ini pertama kali ditandatangani pada 22 Mei 2024, kemudian diperbarui pada 13 Agustus 2024, dengan nomor AMD-035/CSL-LN/XLBTA/VIII/24. Total nilai transaksi pengalihan unit bisnis residensial tersebut mencapai Rp1,875 triliun. Melalui akuisisi ini, XL Axiata akan mendapatkan akses penuh terhadap seluruh hak dan kepentingan LINK terkait layanan residensial HCF/FTTH.
Penetrasi pasar untuk layanan Home Connect diperkirakan akan membawa potensi pendapatan signifikan bagi XL Axiata. Biaya sewa bulanan untuk layanan HFC/FTTH per pelanggan ditetapkan sebesar Rp120.000 per bulan untuk penetrasi hingga 25 persen, dan Rp80.000 per bulan jika penetrasi melewati 25 persen. Berdasarkan perhitungan awal, pendapatan XL Axiata dari layanan ini diestimasi mencapai Rp11,07 triliun.
Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini, mengungkapkan bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat posisinya di pasar broadband residensial Indonesia. Dengan pengalihan aset LINK ini, XL Axiata siap memperluas jangkauan dan meningkatkan layanan internet rumah berkualitas tinggi berbasis serat optik, seiring meningkatnya permintaan terhadap layanan internet rumah tangga di seluruh Indonesia.
Selain itu, akuisisi ini juga dinilai sebagai langkah yang tepat untuk mempercepat digitalisasi di Indonesia dan memperkuat komitmen XL Axiata dalam mendukung pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur digital nasional. Dian juga menyatakan bahwa potensi sinergi antara bisnis seluler dan internet rumah melalui akuisisi ini akan semakin memperkuat portofolio layanan XL Axiata di masa depan.
Langkah XL Axiata untuk mengakuisisi unit bisnis residensial Link Net ini juga mendapat respons positif dari kalangan analis dan investor. Sinergi antara dua perusahaan telekomunikasi besar ini diyakini akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang lebih besar bagi kedua perusahaan.
Dalam rekomendasinya, CGS Internasional memberikan spec buy untuk saham EXCL. Lalu, bagaimana pertumbuhan pendapatan emiten tersebut?
PT XL Axiata Tbk. (EXCL), salah satu pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia, menunjukkan tren pertumbuhan pendapatan yang solid dalam beberapa kuartal terakhir. Dengan laba bersih triwulanan sebesar Rp486 miliar pada Q2 2024, dan pertumbuhan YoY pendapatan sebesar 4,82 persen, EXCL terus mencatatkan kinerja yang positif di tengah persaingan ketat industri telekomunikasi. Dari perspektif investor nilai ala Warren Buffett, kinerja perusahaan ini layak diperhatikan.
Warren Buffett terkenal karena pendekatannya dalam memilih saham yang undervalued dengan potensi pertumbuhan jangka panjang, berfokus pada fundamental perusahaan, stabilitas keuangan, dan manajemen yang kompeten. Dalam konteks EXCL, terdapat beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menilai apakah saham ini cocok untuk strategi investasi nilai:
- Rasio PE dan Nilai Dividen
- Dengan Price-to-Earnings (PE) ratio terkini sebesar 18,67, EXCL berada di atas IHSG PE ratio median (7,89). Walaupun demikian, Forward PE Ratio EXCL yang diproyeksikan menjadi 15,00 memberikan indikasi potensi pertumbuhan laba perusahaan di masa depan.
- Dividen Yield EXCL sebesar 2,09 persen, dengan Payout Ratio 31,13 persen, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang saham secara konsisten, meskipun ruang untuk peningkatan distribusi dividen masih ada.
- Pertumbuhan Laba dan Pendapatan
- Pendapatan per saham (EPS) tahunan EXCL berada di angka Rp125,33, dengan pertumbuhan laba bersih triwulanan YoY sebesar 8,02 persen. Meskipun pertumbuhannya tidak eksplosif, stabilitas ini mencerminkan pengelolaan yang solid di tengah volatilitas industri.
- Return on Equity (ROE) perusahaan tercatat di angka 6,15 persen, masih di bawah standar Buffett yang biasanya mengharapkan angka ROE di atas 15 persen. Namun, Return on Invested Capital (ROIC) sebesar 10,63 persen menjadi indikator positif dalam hal efisiensi alokasi modal perusahaan.
- Cashflow dan Neraca Keuangan
- Salah satu prinsip utama Buffett adalah memperhatikan arus kas perusahaan. EXCL menghasilkan free cash flow (FCF) sebesar Rp7,423 miliar (TTM), mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang tunai yang cukup untuk mengelola operasional, pembayaran utang, dan distribusi dividen.
- Total debt perusahaan mencapai Rp10,831 miliar, dengan Debt-to-Equity ratio sebesar 0,40. Meski memiliki tingkat utang yang signifikan, tingkat solvabilitas EXCL masih dalam batas wajar dengan manajemen yang mampu menjaga rasio utang terhadap modal tetap sehat.
- Valuasi Pasar dan Pertumbuhan Jangka Panjang
- Dari segi valuasi, EXCL memiliki Price to Book Value (P/B) 1,15, yang relatif rendah dan dapat menarik bagi investor nilai yang mencari perusahaan undervalued. Rasio EV to EBITDA sebesar 2,00 juga menunjukkan valuasi yang cukup menarik dibandingkan potensi pendapatan perusahaan di masa depan.
- Meskipun EXCL telah mengalami penurunan harga saham sebesar 33,14 persen dalam lima tahun terakhir, performa Year-to-Date menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 17 persen. Hal ini menandakan perbaikan sentimen pasar terhadap prospek perusahaan dalam jangka pendek hingga menengah.
Salah satu pendorong pertumbuhan EXCL adalah transaksi strategis dengan PT Link Net Tbk. (LINK), yang melibatkan pengalihan bisnis residensial LINK ke EXCL. Kesepakatan ini diharapkan menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan melalui penyewaan jaringan hybrid fixed-coaxial (HFC)/fiber to the home (FTTH) kepada pelanggan residensial.
Dengan nilai transaksi Rp1,875 triliun dan potensi pendapatan hingga Rp11,07 triliun dari penyewaan jaringan optik, EXCL memperkuat posisinya di pasar layanan internet broadband, yang diharapkan meningkatkan basis pendapatan berulangnya (recurring revenue).
Dengan fundamental yang kuat dan strategi pertumbuhan yang jelas, EXCL menawarkan potensi investasi yang menarik bagi investor nilai. Stabilitas keuangan, kinerja operasional yang baik, serta strategi pertumbuhan jangka panjang melalui kolaborasi dengan LINK, menjadikan EXCL sebagai perusahaan yang patut dipertimbangkan.
Meskipun terdapat beberapa tantangan, potensi pertumbuhan jangka panjangnya sangat sejalan dengan prinsip-prinsip investasi ala Warren Buffett, yang menghargai perusahaan dengan arus kas yang sehat, manajemen yang baik, dan valuasi yang terukur.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.