Meskipun begitu, CPIN berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 8,35 persen secara tahunan menjadi Rp 61,61 triliun. Ini naik dari Rp 56,86 triliun pada tahun 2022.
Victor menyatakan bahwa laba bersih yang lebih rendah sepanjang tahun 2023 disebabkan oleh penurunan margin usaha, terutama pada pendapatan dari DOC dan makanan olahan, serta penurunan pendapatan operasional lainnya.
"Kami menurunkan perkiraan laba bersih tahun 2024 dan 2025 sebesar -9 persen dan -5 persen," ujarnya.
Dalam hal rekomendasi saham CPIN, Victor menjelaskan bahwa dengan mempertimbangkan EBITDA tahun 2024 yang sedikit lebih rendah, mereka mempertahankan target harga di Rp 5.200 berdasarkan 15,4x EV/EBITDA pada FY24F dengan rasio PE 29/21x FY24/FY25F.
"Meskipun demikian, kami menurunkan rating dari beli menjadi Hold," tambahnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.