KABARBURSA.COM - PT Amman Mineral Internasional Tbk atau AMMN beberapa hari ini berada di zona hijau, bahkan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah. Harga saham AMMN pada penutupan perdagangan Selasa sore, 7 Januari 2025, terparkir di level Rp8.700.
Saham ini memulai perdagangan hariannya di level 8.300 dan sempat mencapai level tertinggi pada angka 8.800 sebelum kembali bergerak ke level terendah di 8.300,00. Dengan kapitalisasi pasar yang sangat besar, mencapai Rp630,71 triliun, sahan mencerminkan nilai perusahaan yang kuat dan dominan di sektor pasar modal Indonesia.
Dalam analisis valuasi, saham AMMN memiliki rasio harga terhadap laba (P/E ratio) sebesar 42,99. Hal ini menunjukkan apresiasi investor yang cukup tinggi terhadap potensi pertumbuhan perusahaan. Namun, angka tersebut juga mengisyaratkan bahwa saham diperdagangkan dengan premi yang signifikan, yang bisa menjadi perhatian bagi mereka yang fokus pada valuasi fundamental.
Di sisi lain, tidak terdapat dividen yield yang ditawarkan, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin lebih fokus pada reinvestasi keuntungan untuk ekspansi atau pengembangan bisnis daripada membagikannya kepada pemegang saham.
Secara historis, saham ini telah mengalami volatilitas yang cukup tajam, dengan harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir berada di level Rp15.000,00 dan harga terendah mencapai Rp6.450,00. Rentang harga ini menunjukkan tingkat fluktuasi yang signifikan, yang menarik perhatian para pelaku pasar dengan orientasi pada trading jangka pendek maupun analisis teknikal.
Volume rata-rata perdagangan saham ini mencapai 14,77 juta saham, yang artinya ada tingkat likuiditas yang tinggi dan minat pasar yang stabil. Dengan potensi besar di masa depan dan ukuran pasar yang signifikan, saham ini tetap menjadi perhatian utama di kalangan investor institusional maupun ritel. Bagi mereka yang mengejar pertumbuhan, analisis mendalam terhadap fundamental dan tren sektor menjadi krusial sebelum mengambil keputusan investasi.
Analisis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi, dalam analisisnya menyampaikan, saham AMMN menarik bagi investor yang memprioritaskan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Dengan rekomendasi "BUY," saham ini menawarkan peluang menarik, khususnya bagi investor yang melihat potensi breakout dari level resistance di angka Rp8.575.
Outlook saham ini terlihat menjanjikan dengan target harga jangka pendek yang diperkirakan mencapai level Rp9.225 dan potensi kenaikan lebih lanjut hingga Rp9.850. Kenaikan tersebut mencerminkan optimisme terhadap fundamental perusahaan atau sentimen positif di pasar terkait kinerja dan prospek perusahaan dalam industri yang digelutinya. Bagi investor, level ini menjadi referensi penting dalam mengelola potensi keuntungan.
Namun, untuk mengelola risiko, investor diimbau untuk memperhatikan level support di 8.200. Jika harga saham jatuh di bawah angka ini, menjadi indikasi untuk keluar dari posisi agar kerugian dapat diminimalkan. Strategi ini memberikan keseimbangan antara mengejar peluang keuntungan dan melindungi modal investasi.
Dalam situasi seperti ini, disiplin dalam mengikuti strategi yang telah ditentukan sangat penting. Saham AMMN menawarkan potensi menarik, khususnya dengan statusnya yang shariah-compliant dan prospek teknikal yang mendukung. Dengan analisis yang tepat dan pemantauan ketat terhadap level breakout dan support, saham ini berpeluang memberikan hasil yang menguntungkan bagi investor.
Kinerja Keuangan Terdongkrak Tambang Batu Hijau
Dari sisi kinerja keuangan, AMMN terus menunjukkan performa gemilang dengan mencatatkan rekor kinerja keuangan dan operasional pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang mengoperasikan Tambang Batu Hijau, AMMN berhasil memanfaatkan momentum peningkatan harga komoditas untuk mencetak berbagai capaian baru.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, mengungkapkan bahwa sejak mengambil alih operasi Batu Hijau pada November 2016, AMMN telah mencatat berbagai rekor produktivitas.
“Tahun ini menjadi tonggak sejarah baru bagi kami. Hingga 30 September 2024, kami mencatatkan rekor produktivitas tambang dan produksi tertinggi sepanjang sejarah perusahaan,” ujar Alexander dalam keterangan resmi, Kamis, 28 November 2024.
Peningkatan signifikan juga terjadi pada produksi konsentrat yang naik sebesar 85 persen menjadi 637 ribu metrik ton. Selain itu, produksi tembaga mencapai 335 juta pon (naik 68 persen) dan emas sebesar 573 ribu ons (melonjak 173 persen) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan ini didukung oleh produksi bijih berkadar tinggi dari Fase 7 tambang Batu Hijau,” tambah Alexander.
Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto, menjelaskan bahwa peningkatan kinerja keuangan perusahaan tidak lepas dari lonjakan volume penjualan tembaga dan emas, yang masing-masing tumbuh sebesar 55 persen dan 146 persen dibandingkan tahun lalu.
“Kenaikan harga emas sebesar 21 persen dan tembaga sebesar 6 persen juga memberikan kontribusi signifikan,” ungkap Arief.
Penjualan bersih perusahaan tercatat mencapai USD2,49 miliar, meningkat 117 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi utama dari produksi bijih berkadar tinggi. EBITDA perusahaan tumbuh 147 persen secara tahunan, dengan margin EBITDA mencapai 59 persen.
Lonjakan kinerja ini juga tercermin pada laba bersih, yang meningkat sebesar 958 persen menjadi USD720 juta, setara dengan margin laba bersih 29 persen.
Dalam menghadapi fase transisi dari Fase 7 ke Fase 8 dan ekspansi fasilitas pabrik konsentrat, AMMN terus memperkuat posisinya sebagai produsen tembaga terintegrasi. Proyek pembangunan smelter yang saat ini dalam tahap komisioning juga diharapkan memulai produksi katoda tembaga pada kuartal pertama 2025.
“Kami berkomitmen pada pendekatan yang hati-hati dan berfokus pada keselamatan untuk memastikan keberlanjutan operasional dan keandalan jangka panjang dari seluruh fasilitas,” tambah Arief.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.