Logo
>

Analis: Ada Potensi Beli Bukalapak, tapi dengan Catatan

Ditulis oleh Yunila Wati
Analis: Ada Potensi Beli Bukalapak, tapi dengan Catatan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Setelah sebulan lalu sempat diborong oleh emiten portofolio Anthoni Salim, pergerakan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), menarik perhatian para pelaku pasar.

    Sejak awal November 2024, BUKA menunjukkan pola contracting triangle. Pola ini sering kali menjadi indikasi konsolidasi harga sebelum melanjutkan tren yang lebih kuat.

    Dalam kasus BUKA, pola ini berkembang menjadi ascending triangle, yang sering dianggap sebagai sinyal bullish, terutama jika harga berhasil menembus level resistance kunci.

    Saat ini, level BUKA yang berada di Rp126 menjadi fokus utama, karena merupakan batas atas dari pola ini sekaligus resistance yang signifikan. Jika harga berhasil menembus dan bertahan di atas level ini, peluang bagi saham BUKA untuk melanjutkan reli ke target harga Rp138 semakin terbuka.

    Target ini didasarkan pada ekspektasi pergerakan harga yang mengikuti pola ascending triangle, yang secara teknikal sering kali menjadi indikasi kenaikan harga lebih lanjut. Selain itu, target awal di Rp127 juga bisa menjadi patokan sementara bagi trader yang ingin mengambil keuntungan lebih cepat.

    Namun, pergerakan harga saham tidak pernah lepas dari risiko. Jika harga BUKA gagal menembus resistance di Rp126 dan malah turun di bawah support di Rp115, pola ini dianggap gagal. Dalam situasi seperti itu, potensi penurunan lebih lanjut menjadi ancaman nyata, sehingga level Rp115 menjadi batas stop loss yang sangat penting untuk diperhatikan oleh investor.

    Pola ascending triangle pada BUKA menjadi menarik, karena didukung oleh fase konsolidasi yang stabil dan penguatan volume yang mulai terlihat di dekat resistance. Hal ini mencerminkan adanya minat beli yang meningkat, terutama jika pasar melihat potensi kenaikan lebih lanjut.

    Namun, tetap diperlukan kewaspadaan, terutama dengan mempertimbangkan volatilitas pasar secara umum.

    Bagi investor atau trader yang tertarik, saham BUKA memberikan peluang yang menjanjikan, dengan syarat level Rp126 dapat ditembus dan bertahan.

    Pola ini tidak hanya memberikan target harga yang realistis, tetapi juga menawarkan kerangka pengelolaan risiko yang jelas, sehingga keputusan investasi dapat dibuat dengan lebih percaya diri.

    Catatan Kinerja Lemah

    Sementara itu, menurut analisis dari analis investasi Stockbit Sekuritas Edi Chandren, yang dipublikasikan pada 31 Oktober 2024, BUKA mencatatkan kinerja yang lemah pada kuartal ketiga tahun 2024 (3Q24). Ini adalah penurunan kinerja dua kuartal secara berturut-turut.

    Berdasarkan laporan, adjusted EBITDA BUKA pada 3Q24 berada di posisi negatif Rp167 miliar, memburuk dibandingkan 3Q23 yang tercatat negatif Rp95 miliar dan 2Q24 di level negatif Rp41 miliar.

    Meski demikian, secara akumulasi, adjusted EBITDA selama sembilan bulan pertama 2024 (9M24) menunjukkan perbaikan dengan nilai negatif Rp193 miliar. Angka ini lebih baik dibandingkan 9M23 yang mencapai negatif Rp429 miliar.

    Core profit BUKA juga melemah, hanya mencapai Rp36 miliar pada 3Q24, turun dari Rp62 miliar pada 3Q23 dan Rp121 miliar pada 2Q24.

    Penurunan kinerja ini sebagian besar diatribusikan kepada proses restrukturisasi yang sedang dilakukan oleh perusahaan.

    Manajemen BUKA menjelaskan bahwa restrukturisasi tersebut mencakup pembersihan stok melalui penurunan harga jual serta pembebanan biaya ekstra akibat penalti dari penghentian kontrak-kontrak kerja sama lebih awal. Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur operasional perusahaan, meskipun membawa dampak negatif terhadap pendapatan dan biaya pada kuartal ini.

    Proses restrukturisasi ini diproyeksikan akan berlanjut hingga 4Q24 dan 1Q25, meskipun dengan dampak yang lebih ringan. Oleh karena itu, kinerja BUKA pada kuartal terakhir tahun ini diperkirakan tidak akan berbeda jauh dibandingkan kuartal ketiga.

    Dalam upaya restrukturisasi ini, perusahaan memutuskan untuk fokus pada produk dan layanan inti (core) yang memiliki potensi profitabilitas jangka panjang pada level adjusted EBITDA atau setidaknya pada level contribution margin.

    Produk dan layanan non-inti yang sebelumnya berkontribusi sekitar 30-40 persen terhadap total gross transaction value (GTV) akan dialihkan atau dihentikan.

    Sebagai bagian dari perubahan strategi ini, manajemen BUKA menyatakan bahwa metrik GTV tidak lagi menjadi fokus utama dan tidak akan dilaporkan mulai 4Q24. Langkah ini mencerminkan pergeseran fokus perusahaan dari volume transaksi menuju keberlanjutan dan profitabilitas operasional.

    Sementara itu, rumor mengenai masuknya platform e-commerce Temu ke Indonesia melalui BUKA masih belum mendapatkan konfirmasi resmi dari manajemen. Meski demikian, rumor tersebut tetap menarik perhatian pasar dan dapat menjadi katalis potensial bagi BUKA di masa depan.

    Secara keseluruhan, restrukturisasi ini menandakan komitmen BUKA untuk memperbaiki kinerja operasional dan mengoptimalkan potensi profitabilitas. Namun, tantangan jangka pendek tetap ada, dan investor diharapkan mencermati perkembangan lebih lanjut pada kuartal-kuartal mendatang.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79