Logo
>

Andalan Big Caps Kala Saham Bank Kompak Anjlok

Ditulis oleh KabarBursa.com
Andalan Big Caps Kala Saham Bank Kompak Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada hari pertama perdagangan setelah libur Lebaran 2024, saham-saham perbankan mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, saham-saham bank berkapitalisasi besar turut terdampak dan tergelincir ke zona merah.

    Berdasarkan data RTI 16 April 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan penurunan terdalam, dengan harga sahamnya turun hingga 5,56 persen menjadi Rp 2.550 per saham. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turut merosot sebesar 5,31 persen menjadi Rp 5.350 per saham, memperdalam penurunan sejak awal tahun menjadi 6,55 persen.

    Bank dengan kapitalisasi terbesar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), juga terkoreksi sebesar 3,56 persen menjadi Rp 9.475 per saham. Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terkoreksi sebesar 2,93 persen menjadi Rp 6.625 per saham.

    Tidak hanya bank besar, bank-bank papan tengah juga terpantau mengalami penurunan harga. Misalnya, PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) masing-masing turun 1,46 persen dan 3,81 persen.

    Wawan Hendrayana, Vice President Infovesta Utama, mengungkapkan bahwa sentimen negatif naiknya inflasi di Amerika Serikat menjadi pemicu terjadinya penurunan ini. Hal ini juga mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga di tahun ini.

    Menanggapi situasi tersebut, Wawan menyoroti kenaikan yield US Treasury Bill 10 tahun menjadi 4,6 persen, mencapai level tertinggi tahun ini, yang mencerminkan harapan akan penurunan suku bunga yang berkurang.

    Selain itu, Wawan menyebut bahwa krisis geopolitik antara Iran dan Israel juga turut berkontribusi terhadap sentimen negatif ini, yang memicu penguatan dolar AS akibat adanya flight to safety.

    Meskipun demikian, Wawan memperkirakan bahwa sentimen negatif ini hanya bersifat sementara terhadap saham-saham perbankan, dengan catatan situasi geopolitik tidak memanas dan data inflasi AS untuk April tidak menunjukkan peningkatan.

    Menurutnya, jika terjadi sebaliknya, di mana Bank Indonesia mungkin akan menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas rupiah, koreksi bagi saham-saham perbankan bisa terjadi dalam jangka menengah. Namun, Wawan menekankan bahwa koreksi ini bisa menjadi kesempatan investasi yang menarik dalam jangka panjang.

    Wawan menyarankan investor dengan kecenderungan investasi menengah panjang untuk mulai mengakumulasi beli saham-saham bank yang memiliki prospek bisnis yang baik, kinerja fundamental yang berkembang, dan likuiditas yang terjaga.

    Pendapat serupa juga disampaikan oleh Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus. Menurutnya, koreksi ini telah diprediksi sebelum libur Lebaran, dengan data-data AS menunjukkan potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed yang lebih lambat dari prediksi sebelumnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi