KABARBURSA.COM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan akibat jika rupiah terus melemah hingga satu bulan ke depan.
Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, mengatakan andai rupiah melemah hingga lebih dari satu bulan, harga jual di pasar berpotensi naik.
"Terbuka kemungkinan adanya kenaikan harga jual di pasar bila pelemahan ini terjadi lebih dari satu bulan," jelas dia kepada Kabar Bursa, Rabu 17 April 2024.
Shinta menyampaikan, jika rupiah melemah berlarut-larut, bisa membuat inflasi harga pasar menjadi lebih tinggi hingga pertumbuhan penjualan atau konsumsi pasar melambat.
Dia pun berharap pemerintah bisa menstabilkan nilai tukar dalam satu bulan. Jika tidak, lanjut Shinta, besar kemungkinan inflasi di luar target.
"Tidak tertutup kemungkinan juga inflasi beberapa bulan ke depan akan di luar target inflasi nasional bila dalam satu bulan pemerintah tidak bisa menstabilkan atau menciptakan penguatan nilai tukar," ungkapnya.
Seperti diketahui, per Selasa 16 April 2024, rupiah terpantau bertengger di posisi Rp16.110 per dolar AS, turun sebesar 1,68 persen.
Shinta mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah sudah pasti akan memberikan dampak negatif terhadap industri manufaktur nasional.
“Bagaimana pun juga industri manufaktur nasional masih peru mengimpor bahan baku atau penolong dan barang modal,” kata dia.
Shinta mengatakan 70 persen dari total impor nasional adalah impor bahan baku atau penolong industri. Menurut dia, hal ini akan naik menjadi 80 persen jika ditambah dengan impor barang modal.
Penurunan drastis rupiah ini dapat dimengerti mengingat pasar keuangan domestik baru dibuka pada Selasa 16 April 2024.
Selama masa liburan, pasar keuangan global terpengaruh oleh sejumlah sentimen negatif, termasuk kenaikan inflasi AS, serangan drone Iran ke Israel, dan kenaikan harga minyak.