Logo
>

Aramco Bagi Deviden Rp497 Triliun, ini Alasan Arab Saudi

Ditulis oleh KabarBursa.com
Aramco Bagi Deviden Rp497 Triliun, ini Alasan Arab Saudi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Aramco, perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi, akan membayar dividen sebesar US$31 miliar atau sekitar Rp497 triliun kepada pemerintah Saudi dan investor, meskipun laba perusahaannya mengalami penurunan. Keputusan ini diambil di tengah upaya Arab Saudi untuk mengatasi defisit anggaran.

    Aramco mengumumkan total pembayaran dividen, termasuk komponen khusus, untuk kuartal pertama. Mereka menyatakan bahwa distribusi kepada investor dan pemerintah Saudi tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023. Langkah ini bertujuan untuk mendukung rencana besar pemerintah dalam mendiversifikasi ekonomi mereka agar tidak terlalu tergantung pada minyak.

    Pembayaran dividen Aramco menjadi semakin penting bagi Arab Saudi karena harga minyak dunia masih di bawah level yang diperlukan untuk menyeimbangkan anggaran. Putra Mahkota Mohammed bin Salman sedang mengerjakan proyek-proyek ambisius seperti Neom, sebuah kota futuristik, dan berusaha mengembangkan sektor pariwisata serta memiliki saham di industri olahraga, sebagai bagian dari upaya transformasi ekonomi.

    Arab Saudi membutuhkan harga minyak sekitar US$108 per barel untuk menyeimbangkan anggaran mereka, termasuk pengeluaran domestik oleh dana kekayaan sovereign mereka. Namun, harga minyak saat ini diperdagangkan di bawah US$84 per barel di London.

    Meskipun Arab Saudi telah menunda beberapa proyek dalam rencana transformasi ekonomi pasca 2030 dan mengurangi ambisi terhadap Neom, mereka tetap menghadapi kontraksi ekonomi selama tiga kuartal berturut-turut dan defisit anggaran selama enam kuartal berturut-turut.

    Pembayaran dividen besar Aramco terjadi sementara Arab Saudi kembali merencanakan penawaran saham perusahaan, yang akan membantu mengumpulkan dana yang signifikan. Namun, investor global akan tetap memperhatikan ekonomi Saudi dan tingkat produksi minyak mereka, terutama dalam konteks valuasi perusahaan dan imbal hasil yang diharapkan.

    Arab Saudi telah memimpin upaya OPEC dan sekutunya dalam membatasi produksi minyak untuk menjaga harga stabil. Kelompok ini akan bertemu pada 1 Juni untuk mempertimbangkan apakah akan memperpanjang pembatasan produksi hingga paruh kedua tahun ini. Mayoritas pedagang dan analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bahwa OPEC akan memperpanjang pembatasan tersebut, mungkin hingga akhir tahun 2024.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi