KABARBURSA.COM – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) sebagai emiten yang bergerak di bidang listrik energi baru dan terbarukan tetap bertahan ditengah kondis El Nino yang berdampak secara langsung terhadap kinerja operasional perseroan yang menurun.
Pada RUPS Tahunan ini, Komisaris Utama Perseroan, Arya Pradana Setiadharma, mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan bahwa puncak dari El Nino terasa pada semester 2 tahun 2023.
Perlu diketahui bahwa El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal dan berujung pada curah hujan yang berkurang di wilayah Indonesia, menjadikan produksi listrik menurun akibat debit air menuju turbin berkurang.
" Meskipun pendapatan mengalami penurunan dari tahun lalu, margin laba bersih dapat tetap terjaga dan bahkan mengalami sedikit perbaikan menjadi 21,9 persen pada 2023, setelah sebelumnya tercatat sebesar 21,3 persen pada 2022. Margin laba bersih yang stabil ini lah yang menjadi indikator daya tahan perseroan yang baik di tengah anomali cuaca yang melanda sepanjang tahun 2023," terang Arya dalam keterangnnya, Selasa 2 April 2024.
Arya menambahkan , tidak hanya fokus pada pengembangan bisnis, ARKO juga berupaya untuk berkontribusi bagi negara dan bahkan dunia dengan melakukan pengurangan gas rumah kaca melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Sejak tahun 2017 hingga 2023, perseroan berhasil melakukan penurunan gas rumah kaca sebanyak ±323,473 ton CO₂eq. Hal ini begitu penting untuk mendukung program Pemerintah terkait nationally determined contributions (NDC) yang merujuk pada pengurangan emisi karbon 2030 untuk menekan suhu bumi tidak naik di atas 1,5° Celsius.
Dari segi lainnya, Direktur Utama ARKO, Aldo Henry Artoko menyatakan bahwa sepanjang tahun 2023 perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp39,1 miliar.
Sebelumnya, ARKO telah melakukan RUPS. Namun hasil rapat tersebut, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen atas laba bersih tersebut karena hendak menggunakannya sebagai laba ditahan dengan tujuan untuk ekspansi ke depan.
“Sebesar Rp2 miliar akan digunakan sebagai dana cadangan Perseroan. Sisa laba bersih sebesar Rp37,2 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan guna ekspansi Perseroan,” tutup Aldo. (nia/prm)