KABARBURSA.COM - Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), dijadwalkan akan mengumumkan tarif baru terhadap China minggu depan. Tarif baru ini akan menargetkan sektor-sektor strategis, termasuk kendaraan listrik.
Pengumuman resminya, yang mungkin akan dilakukan paling awal pada Selasa, 14 Mei 2024, minggu depan, diperkirakan akan mempertahankan sebagian besar tarif yang ada. Namun, pengumuman juga bisa mengalami penundaan.
Sektor-sektor tertentu yang akan dikenakan tarif baru juga termasuk semikonduktor dan peralatan tenaga surya. Meskipun detail-detail mengenai nilai atau kategori tarif yang akan diberlakukan masih belum jelas, pemerintah diyakini akan menghindari menargetkan bidang-bidang yang memiliki daya saing strategis dan keamanan nasional.
Kantor Perwakilan Dagang AS telah menyampaikan rekomendasi mereka ke Gedung Putih beberapa minggu yang lalu, tetapi pengumuman akhir tertunda karena paket tersebut masih diperdebatkan secara internal.
Biden ingin membedakan pendekatannya dari kebijakan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, yang menetapkan tarif secara menyeluruh yang dianggap terlalu keras oleh pejabat Gedung Putih dan berpotensi memicu inflasi.
Gedung Putih dan Kantor Perwakilan Dagang AS menolak untuk memberikan komentar. Langkah-langkah ini kemungkinan akan menimbulkan pembalasan dari China, mengingat ketegangan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut masih tinggi.
Tindakan tarif yang lebih luas yang diambil oleh Trump selama masa kepresidenannya antara 2017 hingga 2021 telah mendorong China untuk memberlakukan tarif balasan mereka sendiri.
Biden menyatakan bahwa dia tidak ingin terlibat dalam perang dagang dengan China, meskipun dia mengakui bahwa negara tersebut telah memasuki paradigma persaingan baru. Pada tahun 2022, Biden meluncurkan tinjauan terhadap kebijakan era Trump berdasarkan Pasal 301 undang-undang perdagangan AS.
Bulan lalu, dia mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif AS secara tajam terhadap produk logam China, tetapi hanya produk dengan cakupan yang terbatas, diperkirakan nilainya lebih dari USD1 miliar pada produk baja dan aluminium, menurut seorang pejabat AS.
Biden juga mengumumkan dimulainya penyelidikan terhadap praktik perdagangan China di sektor pembuatan kapal, maritim, dan logistik, sebuah proses yang bisa mengarah pada kenaikan tarif.
Pemerintahan Biden juga telah menekan negara tetangganya, Meksiko, dengan melarang China menjual produk logamnya ke Amerika Serikat secara tidak langsung melalui sana.
China menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut tidak produktif dan justru merugikan perekonomian AS dan global.