KABARBURSA.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berencana untuk menerapkan tarif dan pungutan tambahan pada barang-barang yang diimpor dari China ke AS.
Rencana ini mencakup tarif pada produk-produk strategis seperti kendaraan listrik, baterai, dan perlengkapan tenaga surya.
Respons terhadap rencana ini membuat pasar terkejut, dengan para pelaku pasar khawatir bahwa kenaikan tarif impor dari China oleh AS bisa menyebabkan perlambatan perdagangan global. Ini diungkapkan oleh Asian Development Bank (ADB) Indonesia.
Kepala Ekonom ADB Indonesia Arief Ramayandi menjelaskan, jika perdagangan global menurun akibat kebijakan AS, kemungkinan besar tidak begitu memengaruhi terhadap perdagangan RI.
“Ini baru pengumuman ya karena kita tidak tahu, tapi kemarin sempat shaking market [guncang pasar] karena ekspektasi dari orang-orang kalau memang betul apa yang disebutkan tarif impor dari China dinaikkan AS, maka perdagangan global bisa melambat,” kata Arief.
Namun, persoalannya adalah negara-negara yang berada di kawasan Indonesia memiliki keterkaitan rantai pasok produksi China. Sebab, banyak sekali barang yang dikirimkan China ke AS yang beberapa kompartemennya diproduksi pada negara di wilayah ini.
Selanjutnya, Arief juga menyoroti peranan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) yang perannya semakin melemah. Dalam kaitan itu, ia menilai jika WTO tidak dapat mendamaikan perang dagang dua negara tersebut, maka peranan organisasi internasional itu harus dipertanyakan.
“Kalau misal negara AS dan China mengalami hal itu dan tidak ada yang berani atau mencegahnya berarti peranan dari WTO akan turun lagi,” ucapnya.
Dengan begitu, Arief juga mewaspadai jika RI memiliki perselisihan perdagangan dengan negara lain, maka pihak mana yang akan membantu. Oleh karena itu, pada akhirnya kondisi tersebut bisa berpengaruh negatif ke perdagangan global.
“Ujung-ujungnya kondisi ini bisa berpengaruh negatif ke perdagangan global. Net ekspor di masa mendatang diperkirakan tidak terlalu baik,” tutup Arief.