KABARBURSA.COM - Badan Statistik Amerika Serikat dijadwalkan akan mengumumkan data inflasi Indeks Harga Konsumen pada hari Rabu, 10 April 2024. Data ini memiliki signifikansi besar bagi pelaku pasar karena akan memberikan gambaran sejauh mana upaya pengetatan moneter yang agresif yang dilakukan oleh bank sentral AS sejak 2022 membuahkan hasil.
Jika data inflasi AS menunjukkan konsistensi penurunan, hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi pasar yang mengharapkan akhir dari pengetatan moneter dan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dalam tahun ini. Sebaliknya, jika inflasi mengalami kenaikan, pasar mungkin akan mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih ketat dari The Fed.
Data inflasi untuk bulan Maret akan memberikan pemahaman tambahan atas kondisi ekonomi, yang akan melengkapi data-data ekonomi penting lainnya yang telah dirilis pada pekan sebelumnya, seperti data gaji dan tingkat pengangguran.
Tim Ekonomi dari Bloomberg Economics memperkirakan bahwa data inflasi AS akan naik sebesar 0,3 persen pada bulan Maret, mencerminkan perlambatan laju kenaikan inflasi dan tetap konsisten dengan target inflasi inti tahunan The Fed sebesar 2 persen.
Bahkan ketika inflasi IHK masih bertahan di 3 pesen sampai akhir tahun nanti, ekonom Bloomberg menilai terus melandainya inflasi inti seharusnya memberi ruang bagi The Fed untuk memulai penurunan bunga acuan pada Juni nanti.
"Laporan tenaga kerja Maret yang melampaui semua perkiraan ditambah penurunan angka pengangguran memang menambah risiko molornya waktu penurunan bunga The Fed. Namun, kami masih mewaspadai kelambanan kebijakan moneter (lag effect) menyusul indikator pasar tenaga kerja seperti WARN menunjukkan bahwa ada perlambatan rekrutmen tenaga kerja pada musim semi sementara komponen tenaga kerja dalam survei ISM mengindikasikan pelemahan yang persisten baik di sektor jasa maupun manufaktur," jelas tim ekonom yang terdiri atas Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou, dalam catatannya 8 April, dikutip Selasa 9 April 2024.
Fokus kini bergeser pada trayektori inflasi yang sejauh ini menjadi faktor lebih kritis dalam menentukan reaksi The Fed. Maka itu, perhatian para ekonom juga tidak hanya pada data melainkan juga akan memperhatikan bagaimana penilaian anggota Komite Pasar Terbuka The Fed (FOMC) menilai data-data terakhir.
Pekan ini, tepatnya pada Kamis 11 April, The Fed juga akan merilis risalah rapat FOMC Maret lalu. Pergeseran dot plot pada Maret menunjukkan mayoritas anggota FOMC tidak terburu-buru memangkas bunga acuan, yang juga mencerminkan bahwa mereka melihat potensi kecil terjadinya resesi dan cukup percaya diri bahwa perekonomian AS masih tangguh dan bangkit.
Berikut ini prediksi data inflasi lebih lengkap oleh dilansir dari tim Bloomberg Economics:
- Harga energi yang lebih tinggi akan membawa inflasi IHK pada Maret naik 0,4 persen secara bulanan meskipun inflasi inti melambat ke 0,3 persen.
- Dalam basis tahunan, hal itu berarti inflasi IHK akan naik ke 3,4 persen dibanding 3,2 persen pada Februari dan inflasi inti akan jatuh ke 3,7 persen dari sebelumnya 3,8 persen.
- Pertumbuhan harga sewa rumah yang melambat akan membebani inflasi inti. Kami memperkirakan proses disinflasi untuk harga sewa primer dan pemilik rumah akan berlanjut mulus, menjadi kunci pelemahan tekanan inflasi inti sampai akhir tahun.
- Harga mobil bekas yang menurun dan faktor musiman akan membawa inflasi inti lebih rendah juga.
- Insiden tertabraknya jembatan Baltimore dan aktivitas pelabuhan yang terdisrupsi akan menaikkan harga mobil sementara dalam beberapa bulan ke depan.
- Bila harga mobil baru terus turun lebih kecil ketimbang perkiraan karena volume impor yang lebih rendah, juga bila biaya pengapalan naik, kejatuhan jembatan Baltimore akan membawa inflasi CPI naik 0,2 persen di atas baseline scenario dan tetap menempatkan inflasi inti di atas 3 persen.
- Kesimpulannya: Proses disinflasi masih bergelombang dan kemajuannya sepertinya akan terhadang beberapa bulan ke depan. Inflasi IHK saat ini sudah cukup rendah bagi The Fed untuk memulai penurunan bunga tahun ini akan tetap akan menjadi hal yang terlalu dini bagi The Fed untuk mengambil sikap lebih pivotal. Lebih dari itu, kami memperkirakan The Fed akan mengambil pendekatan berdasarkan data, menunggu hingga Juni untuk memulai penurunan bunga acuan. Risiko akan condong pada molornya waktu dimulainya pivot bila ada gangguan baru dari luar seperti yang terakhir adalah insiden Baltimore.