KABARBURSA.COM- Dalam menghadapi penurunan merokok secara global, beberapa raksasa tembakau berkomitmen untuk menuju masa depan tanpa rokok. Namun, uang masih dapat dihasilkan dengan memenuhi keinginan akan nikotin melalui produk rokok elektrik yang semakin menggerogoti penjualan rokok konvensional.
Pandangan para pejabat kesehatan terbagi terkait dukungan terhadap produk yang, meskipun kurang mematikan dibandingkan rokok, dapat membuat pengguna ketagihan dan memiliki potensi efek berbahaya. Meskipun Inggris awalnya mendukung rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok, sekarang berpendapat berbeda. Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan pada 29 Januari bahwa rokok elektronik sekali pakai akan dilarang untuk memerangi penggunaan oleh remaja.
Perusahaan tembakau terkemuka, Philip Morris International Inc. (PMI) dan British American Tobacco Plc (BAT), telah berkomitmen untuk mengurangi penjualan rokok. CEO PMI, Jacek Olczak, menyatakan bahwa "rokok seharusnya berada di museum" pada tahun 2023. PMI menetapkan tujuan memperoleh kurang dari sepertiga pendapatannya dari rokok pada tahun 2030. Sementara itu, BAT bertujuan mencapai "dunia tanpa asap" dengan memperoleh setengah pendapatannya dari produk non-pembakaran pada tahun 2035.
Tingkat merokok global pada tahun 2020 menunjukkan penurunan signifikan, terutama di antara pria dengan penurunan sebesar 27 persen sejak 1990. Kesadaran akan risiko kesehatan merokok meningkat setelah laporan tahun 1964 oleh ahli bedah umum AS. Meskipun demikian, tingkat merokok tetap tinggi di negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah, menjadi rumah bagi 80 persen pengguna tembakau dunia.
Hukum yang membatasi merokok di tempat umum mulai muncul pada tahun 1970-an di AS. Sebanyak 74 negara pada tahun 2022 telah memberlakukan larangan lengkap terhadap merokok di berbagai tempat, termasuk dalam ruangan, tempat kerja, dan transportasi umum. Beberapa negara bahkan mencoba melarang sepenuhnya penjualan produk tembakau, meskipun beberapa mengalami kegagalan seperti Bhutan yang mencabut larangan pada tahun 2021.
Rokok Alternatif dari Industri Tembakau
Industri tembakau bereksperimen dengan alternatif rokok selama beberapa dekade. E-rokok atau vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan produk oral seperti snus dan kantong nikotin adalah beberapa inovasi. Para ilmuwan memiliki pandangan berbeda mengenai risiko kesehatan dari produk-produk ini.
Otoritas kesehatan di beberapa negara, seperti Inggris, mendukung penggunaan produk bebas asap sebagai alat bantu penghentian merokok. Layanan Kesehatan Nasional Inggris merekomendasikan vape sebagai alat bantu "penghentian merokok." Namun, ada kekhawatiran terkait penggunaan remaja dan efek potensial dari uap produk tembakau yang dipanaskan. Sementara itu, WHO menganggap semua bentuk tembakau, termasuk rokok elektrik, sebagai "berbahaya bagi kesehatan" dan tidak aman.
Perdebatan antara keuntungan finansial dan risiko kesehatan terus berlanjut dalam industri tembakau. Sementara perusahaan berusaha beradaptasi dengan perubahan tren merokok global, para pakar dan pemerintah terus mencari keseimbangan antara pengurangan merokok dan potensi dampak negatif dari produk pengganti rokok. Masa depan produk tembakau tetap menjadi fokus perhatian di tengah perdebatan yang kompleks ini.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.