KABARBURSA.COM - Ditengah ketegangan konflik Timur Tengah menjadikan para investor beralih ke aset save haven. Lalu apakah Bitcoin berdampak ditengah ketegangan Timur Tengah ini, bagaimana yang harus dilakukan oleh investor?
Chief Compliance Officer (CCO) Reku Robby menerangkan Bitcoin sempat terkoreksi di tengah ketegangan konflik Timur Tengah.
"Namun perlu dicatat bahwa aset kripto tidak memiliki ketergantungan atau terasosiasi langsung dengan negara dan pemerintahan tertentu, " terang Robby kepada Kabar Bursa, Rabu 17 April 2024.
Robby menuturkan, walaupun situasi ekonomi dunia memiliki dampak nyata bagi pasar kripto khususnya dalam beberapa tahun terakhir, aset kripto pada dasarnya dikembangkan untuk dapat digunakan dan dioperasikan secara terbuka oleh semua kalangan atau borderless.
"Dengan demikian, dapat dikatakan aset kripto berpotensi menjadi aset yang akan sangat resilien di tengah kondisi dunia yang dinamis dan penuh ketidakpastian, " ungkapnya.
Lalu apa sebenarnya yang membuat naik turunya crypto?
Fluktuasi harga crypto juga sama seperti instrumen investasi lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor fundamental serta faktor teknikal. Termasuk diantaranya penawaran dan permintaan, sentimen pasar, hingga peningkatan adopsi dari institusi tertentu.
Dengan begitu, aset kripto merupakan instrumen investasi dengan volatilitas cenderung tinggi, hal inilah juga yang membuat crypto menjadi kelas aset menarik untuk diperhatikan.
Agar mengantisipasi pergerakan harga crypto, investor dihimbau untuk memantau kondisi pasar secara reguler dan tetap cermat dalam mengambil keputusan, termasuk menyesuaikan alokasi investasi sesuai dengan profil risiko masing-masing dan menggunakan uang dingin.
"Dalam memilih platform investasi, investor juga perlu memperhatikan legalitas dan perizinannya, pastikan platform exchange crypto yang digunakan terdaftar di Bappebti seperti Reku, " terangnya.
Dari sisi lainya Aditya Wirawan, Interim Country Manager Luno Indonesia, menjelaskan, “Mekanisme Halving telah diatur dalam algoritma yang ada di jaringan Bitcoin sebagai langkah untuk mengurangi inflasi. Tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving di bulan April ini," ungkapnya.
Halving Bitcoin ketiga terjadi di bulan Mei 2020 dan dua halving sebelumnya menyebabkan kenaikan harga yang dramatis. Namun, rally Bitcoin ke harga tertinggi baru yang belum lama terjadi telah menunjukkan bahwa siklus halving kali ini berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya dan kemungkinan disebabkan karena meningkatnya ketertarikan investor institusional akibat persetujuan ETF Bitcoin di AS.
“Siklus kali ini sudah terlihat berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya di mana Bitcoin untuk pertama kalinya dalam sejarah menguji harga tertinggi baru menjelang halving,” ujar Aditya.
Banyak analis yang juga meyakini bahwa halving tidak banyak berdampak pada harga Bitcoin.
“Bahkan jika meyakini bahwa halving merupakan faktor pendorong utama dari kenaikan harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan terus terjadi di masa depan,” jelas Aditya.