Logo
>

Aset Kripto Pekan Depan Diprediksi Masih Terkoreksi

Ditulis oleh Cicilia Ocha
Aset Kripto Pekan Depan Diprediksi Masih Terkoreksi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, memproyeksikan aset kripto, terutama Bitcoin, kemungkinan besar masih akan terkoreksi dalam perdagangan pekan depan. Ia memprediksi bahwa jika koreksi terjadi, harga Bitcoin bisa turun ke level USD91.087. Sebaliknya, jika ada penguatan, harga bisa mencapai USD96.274.

    Menurut Ibrahim, beberapa faktor memengaruhi pergerakan aset kripto saat ini. Salah satu yang utama adalah rilis data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS) yang melampaui ekspetasi pasar.

    "Dan ini yang membuat yield obligasi Amerika bertenor 10 tahun mengalami penaikan yang cukup signifikan, sehingga membuat indeks dollar kembali lagi mengalami penguatan yang cukup tinggi," ujar Ibrahim melalui pernyataan resmi yang dikutip, Sabtu 11 Januari 2025.

    Adapun, fokus pasar juga tertuju pada data penggajian sektor pertanian (non-farm payroll), yang dianggap sebagai indikator penting dalam menentukan arah kebijakan suku bunga AS di tahun 2025. Ibrahim menambahkan bahwa jika suku bunga turun sebesar 25 hingga 35 basis point (bps), hal ini bisa menjadi penentu stabilitas aset kripto ke depannya.

    "Apakah bank sentral akan menurunkan suku bunga 33 atau 35 bps, atau kemungkinan besar akan berkurang menjadi 25 basis point, nah ini pun juga kemungkinan besar yang akan menentukan pada saat Trump memimpin di AS," jelasnya.

    Namun, analis uang itu juga menyoroti potensi ketidakpastian politik di AS, terutama menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada 20 Januari mendatang. Trump, yang menjadi presiden pertama dalam sejarah AS dengan status terdakwa dalam berbagai status hukum, disebut memiliki pandangan yang berbeda dengan Bank Sentral AS alias Federal Reserve System (The Fed) terkait penggunaan kripto.

    "Nah, ini merupakan pukulan keras bagi para investor aset Kriptografi, karena kita melihat bahwa Trump pada saat pemilihan presiden, kampanye itu menggunakan mata uang kripto sebagai alat bayarnya, tetapi Bank Sentral Amerika secara tegas menolak kripto sebagai alat pembayaran resmi atau instrumen investasi karena banyaknya pengaduan nasabah terkait kerugian yang melebihi rekor tertinggi lebih dari 60 ribu," ungkap Ibrahim.

    Konflik internal antara Bank Sentral dan pemerintahan Trump diperkirakan bisa memengaruhi sentimental pasar, khususnya pada aset kripto. Ibrahim juga mengingatkan bahwa aksi ambil untung (profit taking) oleh investor besar dapat semakin menekan harga kripto.

    Mengintip Peluang Bitcoin Jelang Pelantikan Donald Trump

    Tidak lama lagi, presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, akan segera dilantik, tepatnya pada 20 Januari 2025. Trump yang begitu peka terhadap Bitcoin, diharapkan mampu membawa aset kripto ini melesat di tahun Naga Kayu.

    Pada tahun 2024, Bitcoin mengalami lonjakan harga yang signifikan, lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya, didorong oleh persetujuan regulator pasar saham Amerika Serikat (AS) untuk produk exchange-traded funds (ETF) yang terhubung dengan harga spot Bitcoin. Kabar ini membawa optimisme lebih lanjut, terutama karena banyak yang berharap regulasi terkait cryptocurrency semakin melonggar. Apalagi dengan kembalinya Donald Trump yang berjanji akan menjadikan AS sebagai “crypto capital of the planet.”

    Harga Bitcoin mencapai USD100.000 pada awal bulan ini, sebuah pencapaian yang telah memicu semangat para pendukung cryptocurrency. Kenaikan harga lebih dari 120 persen pada Bitcoin dan lonjakan hampir 50 persen pada Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua, telah mendorong total kapitalisasi pasar sektor ini mencapai sekitar USD3,5 triliun. Banyak analis optimis harga Bitcoin akan terus melonjak pada tahun 2025. Beberapa dari mereka bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai puncak USD200.000 pada akhir 2025.

    Perusahaan perangkat lunak, MicroStrategy, yang kini menjadi pemegang Bitcoin terbesar secara korporat, melihat harga sahamnya meroket hampir lima kali lipat pada 2024. Saham MicroStrategy kini dianggap sebagai proxy bagi Bitcoin, karena pergerakan sahamnya sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap cryptocurrency tersebut. Banyak perusahaan lain juga mengikuti jejak MicroStrategy dengan mengalokasikan sebagian dana mereka untuk Bitcoin.

    Mengutip Reuters, Kamis, 2 Januari 2025, analis Bernstein berpendapat bahwa Bitcoin berpotensi menggantikan emas sebagai “store of value” atau alat penyimpan nilai utama dalam dekade mendatang. Mereka percaya bahwa Bitcoin akan menjadi bagian permanen dari alokasi aset multi-asset dan manajemen kas korporasi, yang sebelumnya menjadi domain emas.

    Optimisme yang mendorong kenaikan ini mulai muncul pada Januari 2024, saat U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) mengesahkan ETF pertama yang melacak harga spot Bitcoin. Keputusan ini diharapkan memberi legitimasi institusional pada cryptocurrency dan meningkatkan daya tariknya di kalangan investor mainstream. Hal ini semakin diperkuat dengan diluncurkannya ETF oleh perusahaan-perusahaan besar seperti BlackRock dan Fidelity.

    Selain itu, kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat juga meningkatkan posisi industri cryptocurrency. Banyak pendukung crypto yang menyumbangkan dana besar pada kampanye Trump, berharap dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah yang lebih mendukung sektor ini.

    Sementara itu, banyak saham terkait cryptocurrency yang juga meraih keuntungan besar pada 2024, dengan MicroStrategy, Coinbase, dan perusahaan penambang Bitcoin Hut 8 termasuk di antara yang paling diuntungkan. Namun, ada juga beberapa perusahaan penambang lainnya yang mengalami kesulitan. Misalnya, Riot Platforms, Marathon Digital, dan Bit Digital mengalami penurunan harga saham antara 26 persen hingga 32 persen pada tahun ini akibat margin yang menyempit karena tingginya biaya energi dan perangkat keras. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Cicilia Ocha

    Seorang jurnalis muda yang bergabung dengan Kabar Bursa pada Desember 2024. Menyukai isu Makro Keuangan, Ekonomi Global, dan Energi. 

    Pernah menjadi bagian dalam desk Nasional - Politik, Hukum Kriminal, dan Ekonomi. Saat ini aktif menulis untuk isu Makro ekonomi dan Ekonomi Hijau di Kabar Bursa.