Logo
>

ASII Perkuat Modal ke Bank Jasa Jakarta

Ditulis oleh Pramirvan Datu
ASII Perkuat Modal ke Bank Jasa Jakarta

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Astra International Tbk. (ASII) melalui anak usahanya, PT Sedaya Multi Investama (SMI), meningkatkan modal pada PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) pada 27 Juni 2024.

    Manajemen ASII menyatakan peningkatan modal ini dilakukan melalui pengambilan sebagian saham baru PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) sejumlah 130.586 saham dengan nilai per saham sebesar Rp3.406.317, total senilai Rp444,8 miliar oleh PT Sedaya Multi Investama (SMI). Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 1 Juli 2024.

    Sebagai informasi, SMI merupakan anak usaha yang sepenuhnya dimiliki langsung atau tidak langsung oleh ASII. BJJ juga terafiliasi dengan ASII karena memiliki seorang Komisaris yang juga menjabat sebagai Direktur Perseroan, Suparno Djasmin. Hal ini menjadikan transaksi ini sebagai transaksi afiliasi sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 42/2020.

    Transaksi ini bertujuan untuk memberikan dukungan pendanaan kepada BJJ, yang akan digunakan untuk keperluan umum korporasi. Bagi SMI, pelaksanaan transaksi ini dapat memberikan manfaat finansial berupa dividen sebagai imbal hasil investasi di BJJ.

    Manajemen ASII menambahkan bahwa transaksi ini telah memenuhi prosedur dan dilaksanakan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.

    Laba Bersih ASII

    PT Astra International Tbk. (ASII), sebuah perusahaan konglomerasi, berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp33,83 triliun sepanjang tahun 2023. Capaian ini didukung oleh kinerja positif dari berbagai divisi bisnis Grup Astra, terutama dalam sektor pertambangan dan otomotif.

    Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASII mengalami kenaikan sebesar 16,91 persen secara year-on-year (YoY) hingga 31 Desember 2023, mencapai Rp33,83 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp28,94 triliun. Kenaikan laba bersih ASII juga didorong oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03 persen YoY menjadi Rp316,56 triliun, dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp301,37 triliun.

    Secara terperinci, pendapatan ASII berasal dari berbagai segmen, dengan segmen alat berat dan tambang menjadi penyumbang pendapatan terbesar sebesar Rp128,58 triliun, diikuti oleh segmen otomotif sebesar Rp128,25 triliun. Selanjutnya, jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp29,99 triliun dan agribisnis sebesar Rp20,74 triliun. Pendapatan dari segmen infrastruktur dan logistik berkontribusi sebesar Rp9,15 triliun, teknologi informasi Rp2,96 triliun, dan properti Rp1,04 triliun.

    Pendapatan tersebut dikurangi oleh biaya eliminasi sebesar Rp4,18 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok ASII juga mengalami peningkatan sebesar 5,17 persen menjadi Rp243,25 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp231,29 triliun.

    Akibatnya, laba bruto ASII naik 4,59 persen menjadi Rp73,31 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar Rp70,08 triliun. Namun, kas dan setara kas pada akhir periode mengalami penurunan sebesar 32,88 persen YoY menjadi Rp41,13 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp61,29 triliun. Dilihat dari neraca, total aset ASII naik menjadi Rp445,67 triliun hingga 31 Desember 2023, dibandingkan dengan posisi akhir pada tahun 2022 yang sebesar Rp413,29 triliun.

    Alami Penurunan

    Laba bersih PT Astra International Tbk atau ASII tercatat mengalami penurunan 14,39 persen menjadi Rp7,46 triliun pada kuartal pertama 2024. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih mencapai Rp8,71 triliun.

    Lebih lanjut, pendapatan ASII juga mengalami penurunan sebesar 2,13 persen menjadi Rp81,20 triliun dari Rp82,98 triliun sebelumnya. Penurunan kinerja perusahaan ini pada kuartal pertama disebabkan oleh penurunan kinerja bisnis alat berat, pertambangan, dan otomotif grup ASII.

    Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, menjelaskan bahwa penurunan kinerja grup pada kuartal pertama terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari level yang tinggi sebelumnya.

    Penjualan mobil Astra mengalami penurunan sebesar 20 persen menjadi 120.000 unit, meskipun pangsa pasarnya meningkat dari 53 persen menjadi 56 persen. Data dari Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil secara nasional turun 24 persen menjadi 215.000 unit pada kuartal pertama. Selama periode tersebut, Astra telah meluncurkan empat model baru dan tiga model yang direvamp.

    Penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor juga mengalami penurunan sebesar 8 persen menjadi 1.324.000 unit, dengan pangsa pasar yang turun dari 79 persen menjadi 76 persen.

    Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa penjualan sepeda motor secara nasional turun 5 persen menjadi 1.735.000 unit pada kuartal pertama. Selama kuartal tersebut, Astra juga meluncurkan satu model sepeda motor baru dan satu model yang direvamp.

    Laba bersih dari segmen bisnis alat berat yang dijalankan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan sebesar 15 persen menjadi Rp2,8 triliun. Penurunan ini terjadi karena kontribusi yang menurun dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi.

    Untuk lebih detail, UNTR, yang mayoritas sahamnya (59,5 persen) dimiliki oleh ASII, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 15 persen menjadi Rp4,5 triliun. Selain itu, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), perusahaan kontraktor umum yang mayoritas sahamnya (87,7 persen) dimiliki oleh UNTR, melaporkan rugi bersih sebesar Rp42 miliar, meningkat dari rugi bersih Rp30 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya.

    Djony menyatakan bahwa meskipun dihadapkan dengan tantangan-tantangan tersebut, perseroan tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

    “Dengan dukungan dari neraca keuangan yang solid, grup dengan portofolio bisnis yang beragam berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.