KABARBURSA.COM - PT Astra International Tbk (ASII), raksasa otomotif Tanah Air, kembali menunjukkan dominasinya di bulan Juni 2024. Penjualan mobil mereka melampaui pertumbuhan industri, mengantarkan mereka ke puncak pangsa pasar dengan 60,2 persen, level tertinggi sejak Juli 2023.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ASII mencatatkan penjualan 43.908 unit pada Juni 2024, melonjak 5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Performa gemilang ini terutama didorong oleh lonjakan penjualan Toyota dan Lexus sebesar 2,3 persen year-on-year (yoy).
Meskipun mencatat kenaikan bulanan yang mengesankan, penjualan ASII secara tahunan masih belum mencapai target. Dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2023, penjualan mereka turun 16,6 persen yoy. Penurunan ini sejalan dengan tren industri otomotif nasional yang mengalami penurunan 19,5 persen yoy, dengan total penjualan 407.883 unit.
Dengan hasil ini, ASII baru mencapai 37,1 persen dari target Gaikindo yang dipatok 1,1 juta unit untuk tahun 2024. Di sisi lain, harga saham ASII sendiri mengalami penurunan 19,29 persen secara year-to-date (ytd).
Perlu diketahui, ASII membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen yoy menjadi Rp316,6 triliun di tahun 2023 lalu. Laba bersih juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 16,9 persen yoy menjadi Rp33,84 triliun.
Pertumbuhan pendapatan terutama didorong oleh otomotif dan segmen HEMCE, dengan peningkatan masing-masing sebesar 6.4 persen yoy menjadi Rp128,25 triliun dan 4.1 persen yoy menjadi Rp128,58 triliun.
Sementara, pertumbuhan laba bersih dipimpin oleh sektor otomotif sekitar 14.8 persen yoy, jasa keuangan 29.7 persen yoy, dan segmen lainnya (kecuali CPO dan HEMCE) bertumbuh 41.0 persen yoy di tahun 2023. Hasil ini menunjukkan kekuatan kinerja ASII di seluruh portofolionya.
Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja Grup Astra pada kuartal I 2024 menurun yang terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya. "Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujar Djony.
Adapun, kas dan setara kas pada akhir periode ASII tercatat sebesar Rp47,69 triliun pada tiga bulan pertama 2024, atau turun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp72,13 triliun.
Sementara itu berdasarkan neraca, total aset ASII naik menjadi Rp460,02 triliun per 31 Maret 2024, dibandingkan akhir Desember 2023 sebesar Rp445,67 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp198,44 triliun, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp195,26 triliun. Adapun ekuitas sebesar Rp261,58 triliun atau naik dibanding Desember 2023 sebesar Rp250,41 triliun.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Michael Owan Kohana, menyatakan bahwa meskipun penjualan wholesales bulanan sektor industri masih di bawah tahun lalu, penurunannya telah melandai, terutama dalam hal volume ASII.
“Hal ini berpotensi mengindikasikan bahwa kondisi terburuk industri otomotif domestik telah terlewati (the worst is over), sehingga dapat memberikan support bagi saham ASII,” jelas Michael dalam risetnya pada Rabu, 10 Juli 2024.
Namun, lanjut Michael, masih diperlukan katalis positif tambahan sebelum harga saham ASII pulih. Selain melemah secara year to date, saham Astra pada perdagangan hari ini di level Rp4570 per saham, yang menandakan melemah 14,58 persen sepanjang tiga bulan terakhir.
Sementara itu, analis dari Bahana Sekuritas, Christine Natasya, menyatakan bahwa pergerakan harga saham ASII akan didukung oleh peluncuran model-model baru mobil yang diprediksi akan dilakukan di GIIAS akhir bulan ini. “Dua model baru yang kemungkinan akan diluncurkan adalah kendaraan hybrid All New Prius dan Yaris GR,” jelasnya.
Terkait pasar penjualan mobil nasional, Christine mengatakan diperkirakan hanya akan mencapai 824 ribu unit sepanjang tahun ini, menunjukkan penurunan sekitar 18 persen dari tahun lalu dan sekitar 19,8 persen dari penjualan mobil sebelum pandemi Covid-19.
Chrystine juga bilang termasuk dalam kontraksi tersebut penjualan mobil ASII yang diprediksi turun sekitar 9,3 persen tahun ini, berpotensi menurunkan pendapatan divisi otomotif perusahaan. Namun, produk mobil hybrid diharapkan tetap menjadi produk dengan pertumbuhan penjualan tercepat bagi Astra.
Berbagai faktor ini mendorong Bahana Sekuritas untuk menurunkan target harga saham ASII dari Rp5.700 menjadi Rp5.600 per saham, namun tetap merekomendasikan saham ASII sebagai beli. Rekomendasi ini juga mempertimbangkan bahwa seluruh sentimen negatif telah tercermin dalam harga saham ASII.
BRI Danareksa Sekuritas memprediksi lonjakan penjualan mobil dalam waktu dekat, didorong oleh pameran otomotif terbesar di Indonesia, GIIAS yang akan datang. Prospek positif ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII, dengan menetapkan target harga Rp5.100 per saham. Target ini mengantisipasi volume penjualan mobil yang lebih kuat pada semester II tahun 2024 dibandingkan dengan semester I. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.