KABARBURSA.COM - Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tampak mulai diborong investor asing pada perdagangan 21 November 2025.
Data broker summary Stockbit mencatat, aliran dana asing masuk cukup kuat melalui beberapa broker. Dipimpin broker NI yang membukukan pembelian terbesar senilai Rp6,4 miliar dengan total 23,8 ribu lot pada harga rata-rata Rp2.678 per saham.
Akumulasi juga dilakukan oleh broker AK yang mencatatkan pembelian saham emiten produksi semen ini sebesar Rp753,7 juta atau 2,8 ribu lot pada harga rata-rata Rp2.659.
Tak hanya itu, Broker AG juga terlihat membeli saham SMGR senilai Rp28,8 juta di harga Rp2.621. Terakhir, asing juga membeli saham ini melalui broker TP dengan total Rp5 juta di rentang harga Rp2.630.
Sementara itu, tekanan jual asing tetap terlihat, meski tidak dominan. Broker RX dan CC berada di posisi distribusi terbesar masing-masing dengan nilai penjualan Rp426,5 juta dan Rp425,9 juta. Namun volume jual yang relatif lebih kecil dibandingkan total akumulasi membuat sentimen bersifat net inflow bagi SMGR hari ini.
Adapun saham SMGR ditutup menguat sebesar 1,89 persen atau 50 poin ke level 2.700 pada perdagangan Jumat, 21 November 2025.
Sepanjang sepekan terakhir, saham ini menguat 3,85 persen, sementara dalam satu bulan terakhir naik 5,06 persen. Kinerja enam bulan pun tercatat positif tipis sebesar 1,12 persen, meski pergerakan selama sembilan bulan masih sedikit tertekan dengan koreksi 1,82 persen.
Namun kondisi berbeda terlihat pada rentang yang lebih panjang. Secara year to date (ytd), SMGR telah melemah 17,93 persen. Hal serupa juga dialami dalam periode satu tahun, saham ini ambles 24,79 persen, sementara dalam tiga tahun terakhir penurunannya semakin dalam hingga 64,84 persen.
Di sisi lain, total 23 analis telah memberikan pandangan di Stockbit, sebagian besar dari mereka masih memilih untuk menahan saham ini. Hanya delapan analis yang merekomendasikan beli, sementara sembilan lainnya menyarankan hold dan enam analis memberikan rekomendasi jual.
Sejalan dengan pandangan yang berhati-hati tersebut, para analis menetapkan target harga rata-rata di Rp2.925 per saham, atau sekitar 8 persen di atas posisi perdagangan saat ini. Namun rentang proyeksi terlihat cukup lebar. Estimasi tertinggi berada di Rp3.600, sedangkan target terendah tercatat Rp2.090.