KABARBURSA.COM – PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), perusahaan yang dikenal sebagai pemegang merek waralaba restoran Pizza Hut di Indonesia, mengumumkan aksi korporasi yang melibatkan perubahan signifikan dalam kepemilikan saham oleh salah satu pemegang saham asing, Pemberton Asian Opportunities Fund.
Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan PZZA Andromeda Tristanto mengatakan, Pemberton Asian Opportunities Fund, berbasis di Singapura dan Kepulauan Cayman, telah melakukan pembelian saham sebesar 32 juta lembar pada Jumat, 3 Januari 2025.
"Transaksi tersebut dilakukan pada harga Rp113 per lembar saham dengan tujuan investasi," kata Andromeda dalam keterangannya, Senin, 6 Januari 2025.
Dengan tambahan pembelian ini, sambung Andromeda, jumlah saham yang dimiliki Pemberton Asian Opportunities Fund meningkat dari 210 juta saham (setara 6,95 persen) menjadi 242 juta saham, atau sekitar 8,01 persen dari total saham yang beredar.
Di samping itu, langkah ini mencerminkan keyakinan Pemberton Asian Opportunities Fund terhadap prospek bisnis Sarimelati Kencana, terutama di tengah persaingan ketat di sektor ritel makanan dan minuman. Investasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pertumbuhan strategis PZZA dalam pengembangan usaha, termasuk potensi ekspansi jaringan restoran dan penguatan inovasi layanan.
"Status kepemilikan saham oleh Pemberton adalah langsung dan tidak memengaruhi status pengendalian perusahaan, di mana Pemberton tetap berstatus sebagai pemegang saham non-pengendali," terang Andromeda.
Saham PZZA Naik
Kenaikan harga saham PZZA sebesar 5,31 persen pada perdagangan sesi I Senin, 6 Januari 2025, diduga turut dipengaruhi oleh aksi pembelian saham signifikan oleh Pemberton Asian Opportunities Fund, yang baru-baru ini meningkatkan kepemilikannya menjadi 8,01 persen. Langkah strategis ini memberikan sinyal kuat kepada pasar bahwa Pemberton memiliki keyakinan tinggi terhadap prospek jangka panjang Sarimelati Kencana.
Saham PZZA mencatatkan kenaikan signifikan pada sesi perdagangan hari ini, menguat sebesar 5,31 persen atau naik 6 poin ke level Rp119 dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp113.
Pada pembukaan perdagangan, saham PZZA dibuka di level Rp114 dan bergerak dalam rentang Rp113 hingga Rp120 sepanjang sesi. Volume perdagangan mencapai 6,46 juta lot, jauh melampaui rata-rata volume harian sebesar 3,58 juta lot. Nilai transaksi hari ini tercatat sebesar Rp759,1 miliar.
Kenaikan ini diperkirakan terjadi karena sentimen positif di kalangan investor setelah laporan keterbukaan informasi terkait pembelian saham oleh Pemberton Asian Opportunities Fund. Pemberton meningkatkan kepemilikannya dalam PZZA menjadi 8,01 persen, memberikan sinyal keyakinan terhadap prospek bisnis perusahaan.
Selain itu, level tertinggi saham hari ini mencapai Rp120, hanya terpaut 32 poin dari Auto Rejection Atas (ARA) di Rp152, menunjukkan potensi kuat untuk melanjutkan penguatan. Dengan rata-rata harga saham di Rp117 dan pergerakan yang aktif, PZZA berhasil menarik perhatian pelaku pasar pada perdagangan hari ini.
Pendapatan dan Laba PZZA
Per 30 September 2024, PZZA mencatatkan kerugian sebesar Rp96,71 miliar, yang mengalami peningkatan signifikan sebesar 148 persen dibandingkan kerugian sebesar Rp38,95 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menyebabkan kerugian per saham dasar dan dilusian meningkat menjadi Rp32,18, dibandingkan dengan Rp12,96 pada tahun sebelumnya.
Pendapatan perusahaan tercatat menurun, dengan penjualan bersih mencapai Rp2,03 triliun, turun 26 persen dari Rp2,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban pokok penjualan juga turun menjadi Rp638,93 miliar dari sebelumnya Rp927,88 miliar, sehingga laba kotor tercatat Rp1,39 triliun, berkurang dibandingkan Rp1,82 triliun pada tahun lalu.
Beban penjualan PZZA tercatat sebesar Rp1,37 triliun, turun dari Rp1,67 triliun. Beban umum dan administrasi juga mengalami penurunan menjadi Rp146,73 miliar dari sebelumnya Rp158,47 miliar. Pendapatan operasi lainnya meningkat menjadi Rp40,52 miliar, naik dari Rp15,80 miliar, sementara beban operasi lainnya turun menjadi Rp3,74 miliar dibandingkan Rp6,8 miliar tahun lalu.
Rugi operasi meningkat tajam menjadi Rp82,4 miliar, dibandingkan dengan Rp4,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bunga mengalami penurunan menjadi Rp349,29 juta dari Rp453,1 juta, sementara beban bunga dan keuangan juga menurun menjadi Rp41,2 miliar dari Rp44,48 miliar. Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan meningkat menjadi Rp123,26 miliar, dibandingkan dengan Rp48,26 miliar pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp979,56 miliar, menurun dari Rp1,07 triliun pada akhir tahun lalu. Total liabilitas tercatat sebesar Rp1,18 triliun, turun dari Rp1,27 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Total aset PZZA juga tercatat menurun menjadi Rp2,16 triliun, dibandingkan dengan Rp2,34 triliun pada akhir tahun lalu. (*)