KABARBURSA.COM - Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) diprediksi masih akan berada di zona hijau atau bergerak bearish.
BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan pergerakan saham TOBA secara jangka pendek masih dalam trend yang bearish. Namun, saat ini harga sedang menguji level resistance terdekatnya pada 850.
"Jika mampu menembus dan bertahan diatas level tersebut, maka ada potensi lanjutan penguatan secara jangka pendek menuju level 900 - 950," tulis BRI Danareksa dalam risetnya, Senin, 10 November 2025.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Saham TOBA ditutup menguat tipis sebesar 0,60 persen atau naik 5 poin ke level 840.
TOBA terpantau tengah mengalami koreksi dalam jangka pendek. Dalam satu bulan terakhir misalnya, saham ini melemah 36,36 persen atau menyusut 480.
Pun dalam tiga bulan terakhir, saham emiten pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit ini juga menurun sebesar 19,62 persen atau 205 poin.
Namun, dalam periode year to date (ytd), TOBA terpantau menguat sebanyak 111 persen atau 442 poin dengan level teratas 1.440 dan terendah 278.
TOBA mencatat kinerja keuangan kurang memuaskan pada kuartal III 2025. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, Perseroan mencatat pendapatan konsolidasian
sebesar USD288,2 juta, menurun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya akibat dinamika harga batu bara.
Dalam rilis yang diterbitkan, manajemen TOBA menyebut segmen pengelolaan limbah kini menjadi penyumbang terbesar dengan sekitar 39 persen dari total pendapatan, naik signifikan sebesar 1.048 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kinerja keuangan TOBA pada periode ini dipengaruhi oleh rugi non-tunai (non-kas) yang bersifat satu kali (one-time) dan tidak berulang (non-recurring), terutama berasal dari transaksi divestasi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta biaya akuisisi bisnis hijau," tulis manajemen dalam keteranganya pada 28 Oktober 2025
Hasil divestasi PLTU tersebut memberikan tambahan dana bagi TBS untuk memperkuat ekspansi ke bisnis berkelanjutan. Jika dikecualikan dampak satu kali transaksi tersebut serta kinerja bisnis pertambangan batu bara akibat penurunan harga komoditas, TOBA mencatat keuntungan sekitar USD1,8 juta.
Di sisi lain, TOBA menutup kuartal III tahun ini dengan posisi kas yang solid sebesar USD89 juta, naik signifikan dari USD68 juta pada akhir 2024, didukung hasil divestasi serta penerbitan instrumen Sukuk Wakalah dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2025.
Dengan total utang yang terkendali, struktur keuangan TBS berada pada posisi yang sehat untuk menopang ekspansi pilar hijau berikutnya.(*)